Perang Afghanistan, Teringat Alm. ZA Maulani

Alm. Letjen (Purn) ZA Maulani. Saya mengenangnya sebagai sosok yang santun, rendah hati, berpengetahuan luas, menghargai kawan bicara tua dan muda.

Alm. pernah memimpin Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) dari Mei 1998 sampai November 1999 di era Presiden BJ Habibie. Menggantikan Letjen Moetojib dan digantikan Letjen Arie J. Kumaat. Di tahun 2001, Bakin berubah nama menjadi Badan Intelijen Negara (BIN).

Saya berkenalan dengannya tak lama setelah peristiwa serangan yang menghancurkan WTC di New York City, 11 September 2001, hampir 20 tahun lalu.

Awalnya, seorang senior meminta saya mencari pakar atau pengamat yang bersedia menulis setiap hari di kolom khusus di halaman satu harian kami mengenai hal-hal terkait peristiwa 9/11 dan operasi AS memburu pentolan Al Qaeda Osama bin Laden yang dilindungi Taliban di Kandahar, Afghanistan.

Continue reading Perang Afghanistan, Teringat Alm. ZA Maulani

Lagi, Negeri yang Jadi Rebutan

KEINGINAN menerbitkan kumpulan reportase dari tepi sungai Amu Darya yang memisahkan Uzbekistan dan Afghanistan, mulai muncul di pertengahan 2018.

Ya, 17 tahun setelah saya berkunjung ke kota Termez di Uzbekistan pada bulan Oktober dan November 2001. Di kota kecil yang sedang merayakan ulang tahun ke 2.500 tahun itu saya menunggu kesempatan menyeberangi Amu Darya dan menginjakkan kaki di Afghanistan.

Tapi tanda-tanda Jembatan Persahabatan akan dibuka tak kunjung tiba. Sampai saya akhirnya kembali ke Jakarta dan Kabul direbut Aliansi Utara.

Juli 2018 saya mewawancarai Dubes Afghanistan di Jakarta, Roya Rahmani. Kami membahas beragam hal terkait reformasi negeri itu di berbagai bidang pasca-Taliban.

Kami juga membahas ajakan pemerintahan Ashraf Ghani kepada Taliban untuk ikut dalam proses demokrasi, yang artinya ikut pemilu yang sudah direncanakan di tahun itu.

Continue reading Lagi, Negeri yang Jadi Rebutan

Andaikatamologi dan Mahajurnalis Nusantara Jamanow

DI samping Kelirumologi, Humorologi, Alasanologi, Malumologi saya juga menggagas Andaikatamologi sebagai telaah melalui jalur andaikata terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di planet bumi ini.

Andaikatamologi pada hakikatnya sudah kerap digunakan oleh para ilmuwan sejarah ketika melakukan telaah sejarah terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di planet bumi ini.

Namun ternyata andaikatamologi juga potensial didayagunakan memenuhi kebutuhan untuk menyusun Kata Pengantar terhadap buku “Di Tepi Amu Darya” mahakarya mahajurnalis Nusantara jamanow, Teguh Santosa.

Andaikata saya Presiden Republik Indonesia maka pasti saya memilih para menteri saya bukan berdasar transaksi politik dengan para parpol, namun berdasar kenyataan kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan berdasar pertim- bangan profesionalisme the right man on the right place on the right time.

Jaya Suprana, Pendiri Museum Rekor Dunia-Indonesia

Continue reading Andaikatamologi dan Mahajurnalis Nusantara Jamanow

Mahkota Wartawan

Ilham Bintang

Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat

SAYA termasuk orang yang senang meluapkan kegembiraan dan ikut  bahagia setiap kali ada sejawat wartawan menulis buku. Buku adalah mahkota wartawan, kata ungkapan klasik.

Tetapi tidak banyak wartawan yang bisa menulis buku. Ini memang bukan perkara mudah. Banyak teman wartawan yang terlalu sibuk dalam karier jurnalistik sampai akhir hayat lupa menulis buku.

Selagi masih reporter sibuk dengan agenda pemberitaan. Meliput peristiwa, mengumpulkan bahan,  kemudian menuliskannya. Satu hari  bisa enam sampai tujuh berita. Memburu sendiri berita ke sana kemari sampai berdebu baru balik kantor. Dan, subuh baru tiba di rumah. Setiap hari.

Continue reading Mahkota Wartawan

Dari Kacamata Post-Truth

Rudiantara

Menteri Komunikasi dan Informatika (2014-2019)

PADA era yang disebut-sebut sebagai era post-truth saat ini, informasi menjadi senjata untuk menguasai. Pada era post-truth, informasi digelontorkan bertubi-tubi agar menjadi opini, tak peduli benar atau salah. Pada gilirannya, opini masyarakat atau seseorang terbentuk hanya oleh saking intensnya sebuah informasi terpapar, bukan oleh faktual atau tidaknya informasi tersebut.

Pada masa lalu penulisan sejarah mungkin relatif lebih sederhana justru karena terbatasnya informasi yang harus diseleksi. Hari ini, kita tidak dapat membayangkan akan ditulis jadi seperti apa sejarah kita kelak, mengingat banjir informasi sekarang ini juga membawa serta banjir hoaks atau kabar bohong di dalamnya.

Oleh sebab itu, salah satu cara paling pas menurut saya adalah dengan bersama-sama memerangi hoaks melalui pasokan informasi yang benar dan konten yang positif di dunia maya. Memang kegiatan penanggulangan hoaks seperti ini adalah kegiatan yang sangat menguras energi, terutama bagi bangsa yang sebetulnya sedang lebih butuh memfokuskan energinya untuk mengejar banyak ketertinggalan seperti bangsa kita, namun kita harus melewatinya bersama-sama.

Oleh sebab itu saya mengapresiasi setiap upaya untuk memenuhi dunia ini dengan informasi yang sahih, detil, dan faktual seperti yang disampaikan oleh Mas Teguh Santosa ini. Karena latar belakangnya yang wartawan, maka tulisan yang umumnya becerita tentang Afganishtan ini mengalir dengan runtut, enak dibaca, namun tidak kehilangan detil-detil yang memperkuat posisi tulisan ini sebagai kaya jurnalistik yang berbobot.

Continue reading Dari Kacamata Post-Truth

Akreditasi: A Short Story

Gambar kartu akreditasi ini tidak ditemukan #DiTepiAmuDarya. Saat buku yang berkisah ttg perjalanan saya ke perbatasan Afghanistan tahun 2001 itu dilayout, saya cari2 kartu ini. Tapi tak ketemu juga. Akhirnya ia tak bisa disertakan dalam hasil akhir.

Insya Allah dalam cetakan kedua mendatang kartu akreditasi ini akan disertakan.

Continue reading Akreditasi: A Short Story

#DiTepiAmuDarya: Dari Kacamata Post-Truth

PADA era yang disebut-sebut sebagai era post-truth saat ini, informasi menjadi senjata untuk menguasai. Pada era post-truth, informasi digelontorkan bertubi-tubi agar menjadi opini, tak peduli benar atau salah. Pada gilirannya, opini masyarakat atau seseorang terbentuk hanya oleh saking intensnya sebuah informasi terpapar, bukan oleh faktual atau tidaknya informasi tersebut.

Continue reading #DiTepiAmuDarya: Dari Kacamata Post-Truth

Di Tepi Amu Darya, Di Ujung Kredibilitas Profesi…

DI Sumatera orang menyebut sungai dengan bermacam nama.

Orang Batak Mandailing menyebutnya, Aek. Batak Karo, Lau. Orang Aceh, Krueng. Orang Lampung, Way. Dan banyak lagi…

Continue reading Di Tepi Amu Darya, Di Ujung Kredibilitas Profesi…

Tak Mudah Menulis Konflik dalam Negeri


Berpengalaman menulis konflik Afghanistan, yang kemudian dituliskan dalam buku berjudul ‘Di Tepi Amu Darya’, belum mendorong Teguh Santosa untuk menulis tentang konflik di dalam negeri. Teguh, wartawan senior yang kini CEO Kantor Berita Politik RMOL tersebut mengaku bahwa dirinya takut salah tulis bila menuliskan konflik nasional.

Continue reading Tak Mudah Menulis Konflik dalam Negeri

Peluncuran Buku #DiTepiAmuDarya

“Ketika Wartawan Membingkai Konflik”
Hari: Kamis, 20 Desember 2018
Pukul: 14.00 – 16.00 WIB
Tempat: Press Room, Nusantara III, Senayan

Continue reading Peluncuran Buku #DiTepiAmuDarya

Ini Bukan Imam Tarmizi

 

BARANGKALI bagi banyak orang ini persoalan sederhana. Tetapi tidak begitu sederhana bagi saya. Saya pernah berkunjung ke Termez di Uzbekitan, dan melihat sebuah patung di salah satu taman kota. Untuk waktu yang amat lama, saya mengira itu adalah patung Imam Tarmizi, seorang ahli dan perawi hadis Nabi Muhammad SAW yang hidup di abad ke-9 M. Continue reading Ini Bukan Imam Tarmizi

Foto-foto dari Uzbekistan, 2001

Bung Karno Kita: dari Islamabad, Kairo, hingga Rabat, dari Pyongyang di Korea Utara hingga Havana di Kuba

Di Islamabad, Pakistan, ada jalan Sukarno. Di Kairo, Mesir, dan Rabat, Maroko, selain Jalan Sukarno ada pula Mangga Sukarno. Masih di Rabat, Indonesia, Jakarta dan Bandung juga diabadikan sebagai nama jalan. Continue reading Bung Karno Kita: dari Islamabad, Kairo, hingga Rabat, dari Pyongyang di Korea Utara hingga Havana di Kuba

Islam Karimov dan Islamic Movement of Uzbekistan

Rakyat Merdeka, 23 dan 24 Mei 2005

JUMAT dua pekan lalu, tak kurang dari seribu orang berdemonstrasi di Andijan, kota di Lembah Ferghana, Uzbekistan. Pasukan pemerintah menghujani demonstran dengan tembakan membabi buta. Menurut pemerintah 169 orang tewas. Menurut rakyat yang menguburkan mayat-mayat itu, korban tewas mencapai 746 orang. Ferghana salah satu pusat kejayaan Islam di masa lalu, kembali bergolak. Continue reading Islam Karimov dan Islamic Movement of Uzbekistan

Menabur Angin, Menuai Badai

main_900

DALAM Perjanjian Peshawar di bulan April 1992, menyusul kehancuran pemerintahan Najibullah, kelompok mujahidin Afganistan sepakat mendirikan Negara Islam Afganistan dan membagi kekuasaan di antara mereka.

Pemimpin Masyarakat Islam atau Jamiati Islami, Burhanuddin Rabbani, diberi mandat sebagai presiden transisional. Dia juga dipercaya memimpin semacam dewan presidium yang terdiri dari pentolan-pentolan kelompok mujahidin. Continue reading Menabur Angin, Menuai Badai

Dostum yang Licin

PIMPINAN Aliansi Utara Abdurrashid Dostum tiba-tiba menjadi pahlawan baru bagi rakyat Afghanistan. Padahal dulu laki-laki Uzbek ini kaki tangan rejim komunis Uni Soviet. Seorang veteran Tentara Merah menceritakan sepak terjang Dostum yang oportunis ini kepada saya. Continue reading Dostum yang Licin

Perang yang Tidak Sederhana

PERANG di Afghanistan sangat tidak sederhana. Konflik ini tidak dimulai ketika Amerika menjatuhkan ribuan bom dari pesawat B-52 dan melepaskan ribuan rudal dari USS Theodore Roosevelt di Laut Arab yang menghancurkan kota-kota penting Afghanistan, Kabul, Kandahar, Jalalabad, Mazar I Sharif dan Herat. Continue reading Perang yang Tidak Sederhana

Linglung di Tengah “Kemerdekaan”

KABUL bagai kota tidak bertuan. Tidak jelas siapa yang berkuasa dan memerintah di ibu kota Afghanistan itu. Tidak jelas hukum apa yang dipegang masyarakat. Sekilas mirip hukum rimba. Siapa yang kuat, menang. Sementara yang lemah harus menyingkir atau mati berkalang tanah. Continue reading Linglung di Tengah “Kemerdekaan”

Uzbekistan Masih Maju Mundur

BANYAK kalangan mengira setelah aliansi Utara menguasai Mazar I Sharif di utara Afghanistan, pemerintah Uzbekistan akan segera membuka jembatan di atas sungai Amu Darya yang menghubungkan Uzbekistan dan Afghanistan. Dugaan ini salah. Sampai kemarin (12/11) Presiden Uzbekistan Islam Karimov belum menunjukkan tanda-tanda akan segera membuka jembatan itu. Continue reading Uzbekistan Masih Maju Mundur

Dostum Menuju Kabul

AMERIKA membonceng serangan Aliansi Utara pimpinan Abdur Rashid Dostum atas kota Mazar I Sharif di Afghanistan Jumat malam lalu (9/11). Sementara pasukan Dostum mati-matian menghadapi pasukan Taliban, puluhan pesawat tempur F-18 dan pesawat pembom B-52 Amerika berputar-putar di atas kota yang berpenduduk sekitar 300 ribu jiwa. Kebanyakan penduduk Mazar I Sharif adalah suku Uzbek, Tajik dan Hazaras. Continue reading Dostum Menuju Kabul

Bom yang Ditumpahkan dari Langit

STAF PBB di Termez mulai buka mulut menentang Amerika Serikat. Diakui staf PBB serangan udara Amerika hanya membunuh penduduk sipil yang tak berdosa dan menghancurkan fasilitas umum. Continue reading Bom yang Ditumpahkan dari Langit

Mengintip Afghanistan dari Kebun Binatang

uz66

KEBUN binatang di Jalan Normansky, Termez, belakangan ramai dikunjungi wartawan asing. Berdiri sejak tahun 1939, kebun binatang ini berada tepat di garis perbatasan dua negara. Dua negara yang tengah berkonflik pula.

Continue reading Mengintip Afghanistan dari Kebun Binatang

Pos Militer 9221

uz21

TERMEZ terlihat tenang.

Untuk mengamati kehidupan di sekitar garis perbatasan sebetulnya tidak perlu jauh-jauh hingga ke gurun dekat perbatasan Uzbekistan dan Tajikistan atau ke makam Bapak Termez. Beberapa pemukiman di pusat kota Termez berada persis di garis perbatasan.

Sabtu (3/11), pagi hari, saya mengelilingi beberapa pemukiman tersebut. Yang pertama saya kunjungi adalah Desa Pattakesar dan Desa Lilingrad. Empat orang laki-laki, penduduk sipil, tengah duduk di atas rel kereta api. Seorang diantara mereka berdiri menyandarkan tubuhnya pada sepeda. Sesekali mereka tertawa. Continue reading Pos Militer 9221

Kami Bekerjasama dengan Thaliban

JUMAT malam (02/11) pukul 21.00 waktu Termez sebuah pesawat Uzbekistan Airways yang membawa 40 ton bahan makanan berprotein tinggi milik Unicef mendarat di bandara Termez. Bahan makanan yang diproduksi oleh sebuah pabrik di Kopanhagen Denmark itu akan dikirimkan ke Mazar I Sharif. Dari bandara Termez, dengan menggunakan sebuah kontainer bahan makanan itu dikirim ke gudang PBB sebelum ditimbun di pelabuhan Amu Darya. Belum diketahui kapan bantuan kemanusiaan itu dikirim ke Mazar I Sharif.

Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Kepala Unicef di Tashkent, Rudy Rodriguez.

Continue reading Kami Bekerjasama dengan Thaliban

Di Tepi Amu Darya

uzbekistan

TERMEZ terletak di sisi utara Sungai Amu Darya yang memisahkan ibukota Provinsi Surkhandariyah itu dengan Hairatan, Afghanistan, di sisi selatan.

Sampai sekarang, arti nama Termez masih kerap diperdebatkan. Ada yang berpendapat nama Termez berasal dari kata dalam bahasa Iran kuno yang berarti tempat persinggahan. Pendapat ini didorong oleh kenyataan bahwa Termez dan Amu Darya yang mengalir di sisinya merupakan titik penting di kawasan itu sepanjang sejarah peradaban manusia. Continue reading Di Tepi Amu Darya

Bung Karno Mencari Makam Imam al Bukhari

img_3116-1

DI Tashkent tidak ada Jalan Bung Karno. Tapi bukan berarti rakyat Uzbekistan tidak mengenal presiden pertama Republik Indonesia itu.

Bagi masyarakat Uzbekistan, Bung Karno adalah “penemu” makam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari alias Imam Al Bukhari, salah seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW yang mahsyur.

Continue reading Bung Karno Mencari Makam Imam al Bukhari

Bahaya Baru dari Vozrozhdeniya

TIDAK banyak orang yang tahu bahwa Uzbekistan mewarisi cadangan anthrax milik Uni Soviet dalam jumlah besar. Kuman anthrax itu disimpan di dalam ratusan drum baja yang ditanam di Pulau Vozrozhdeniya, di tengah Laut Aral, di sebelah utara Uzbekistan.

Warisan anthrax di Uzbekistan baru diketahui umum setelah Kantor Berita Rusia ITAR-TASS memberitakan rencana pemerintah Amerika Serikat mengucurkan dana sebesar 6 juta dolar AS kepada pemerintah Uzbekistan. Disebutkan, uang sebanyak itu akan dipakai untuk menetralisir timbunan drum berisi anthrax tersebut. Continue reading Bahaya Baru dari Vozrozhdeniya

Afghanistan, Negeri yang Jadi Rebutan

central-asia-map

PERANG yang tengah berkecamuk di negeri tetangga, Afghanistan, sejauh pengamatan saya tidak membuat masyarakat Uzbekistan gelisah.

Setidaknya belum.

Awalnya, sikap ini mengherankan saya.

Bagaimana mungkin masyarakat Uzbekistan tidak peduli? Apakah mereka mengabaikan kenyataan bahwa negara mereka berbatasan langsung dengan Afghanistan. Continue reading Afghanistan, Negeri yang Jadi Rebutan