
KEBUN binatang di Jalan Normansky, Termez, belakangan ramai dikunjungi wartawan asing. Berdiri sejak tahun 1939, kebun binatang ini berada tepat di garis perbatasan dua negara. Dua negara yang tengah berkonflik pula.
Kabar tentang kebun binatang di Jalan Normansky dibawa oleh wartawan Italia ke Hotel Surkhon, tempat para wartawan asing menginap selama menunggu kemungkinan masuk ke wilayah Afghanistan. Roberto di Caro, nama wartawan Italia itu, menjanjikan unta tanpa punuk, juga singa kurus tanpa semangat. Masih ada lagi, dua ekor anjing dalam sebuah sangkar yang mungkin saja tadinya dibuat untuk seekor kera.
Informasi yang jauh lebih menarik adalah: dari kebun binatang itu kita dapat mengamati wilayah Afghanistan. Lengkap dengan sungai Amu Darya.
Sejak pembukaan Jembatan Persahabatan yang melintasi Amu Darya ditunda, wartawan asing seolah berlomba menemukan tempat yang bisa dipakai untuk mengintip wilayah Afghanistan.
Nah, di kalangan wartawan akhirnya Roberto di Caro dianggap sebagai penemu kebun binatang di Jalan Normansky. Ketika menceritakan “temuannya” belasan wartawan berdiri mengelilingi Roberto di Caro. Setelah itu, setiap kebun binatang di Jalan Normansky dibicarakan, nama wartawan berusia 48 tahun ini harus disertakan sebagai penemu.
Saya mengunjungi kebun binatang di Jalan Normansky Senin pagi (5/11). Saat itu pengunjungnya hanya beberapa orang. Maklum, ini bukan hari libur. Di pintu gerbang seorang ibu menyodorkan karcis masuk dan menjelaskan rute yang sebaiknya saya lalui.
Kebun binatang itu tengah direnovasi.
Jumlah binatangnya tidak banyak. Saya kira jumlah orang yang merenovasi kebun binatang masih lebih banyak dari jumlah semua binatang yang ada di sana.
Bangun-bangunan di komplek kebun binatang ini umumnya dicat dengan warna biru, dan sudah tampak pudar. Banyak pintu dan jendela bisa dikatakan tidak berdaun dan terbuka begitu saja. Sebuah bangunan utama memiliki beberapa ruang. Bukan mustahil bila bangunan itu dulunya merupakan markas tentara. Karena Termez, sekali lagi, adalah kota militer. Markas tentara berada di sekitar rumah-rumah penduduk.
Ketika ditangkap di Desa Kerpichny, misalnya, saya baru sadar kalau saya salah tempat. Sebuah markas tentara berada tidak jauh dari tempat saya mengambil foto. Tadinya saya kira itu adalah rumah penduduk sipil.
Di sebuah ruangan berukuran 4×4 meter persegi di gedung utama ada lima kandang ular. Seekor ular phyton diletakkan dalam sangkar yang luasnya dua meter persegi dengan ketinggian tidak lebih dari setengah meter. Di sebelah sangkar itu, ada sebuah lemari kaca yang dialihfungsikan menjadi sangkat. Seekor ular melingkar di dalam lemari berpintu dua ini.
Masih di bangunan yang sama, saya mampir ke sangkar burung, sebuah ruangan seluas 2×4 meter persegi dengan pintu berterali besi, kokoh. Sepintas persis ruang tahanan.
Sayang sekali, ketika saya mengunjungi kebun binatang di Jalan Normansky tembok panjang sudah menutupi sisi barat yang berhadapan langsung dengan Sungai Amu Darya. Saya hanya bisa melihat langit Afghanistan dari tempat saya berdiri.
Kata salah seorang pekerja yang tengah merenovasi kebun binatang, mereka harus menyelesaikan pekerjaan pada akhir November ini. Menurutnya, akhir pekan sebelumnya, tembok panjang itu baru berdiri setengah. Ah, Roberto di Caro beruntung datang lebih awal. [guh]