Monumen Besar

Hampir dalam setiap kunjungan ke Korea Utara, saya mendatangi tempat ini: Mansudae Grand Monument.

Seperti namanya monumen ini berdiri di puncak bukit Mansu, Pyongyang.

Tahun 1972 untuk memperingati HUT ke-60 Kim Il Sung, patung perunggu setinggi 22 meter yang menggambarkan Kim Il Sung mengarahkan pandangan dan tangannya ke pusat Pyonyang didirikan atas perintah Kim Jong Il di bukit ini.

Continue reading “Monumen Besar”

Ryugyong Hotel

Ryugyong Hotel di pusat kota Pyongyang. Bangunan berlantai 105 dengan bentuk unik ini mulai dibangun tahun 1987. Pembangunannya dihentikan tahun 1992, setelah kehancuran Uni Soviet yang berdampak pada perekonomian Korea Utara.

Tahun 2003, ketika pertama kali mengunjungi Pyongyang, bangunan Hoyel Ryugyong belum seperti pada foto ini. Struktur bangunan telah berdiri, namun masih jauh dari selesai. Pembangunan dilanjutkan tahun 2008 oleh perusahaan konstruksi Mesir. Kaca kehijauan dan bagian eksterior mulai dipasang.

Continue reading “Ryugyong Hotel”

Karena Intan Mengizinkan

Karena Intansari Fitri mengizinkan, jadilah saya punya banyak cerita tentang Korea Utara.

Bulan April 21 tahun lalu. Saya belum lama kembali dari liputan di Suriah dan Turki menjelang kejatuhan Saddam Hussein di Irak. Dan sedang mempersiapkan pernikahan dengan Intan.

Lokasi pernikahan kami telah ditentukan, di Wisma Antara. Undangan telah dicetak, dan siap didistribusikan.

Continue reading “Karena Intan Mengizinkan”

Kafan

Tigapuluh menit lewat tengah malam, saya tiba di rumah duka, di Pondok Pekayon Indah, Bekasi Selatan. Di ruang keluarga, sang tuan rumah tengah dikafankan. Istri dan anak-anaknya duduk bersimpuh di sisi mayit.

Mas Yudhistira ANM Massardi, sang tuan rumah yang tengah dikafankan itu, meninggal dunia, Selasa, 2 April 2024, pukul 21.12 WIB di RSUD Bekasi. Menurut rencana, akan dimakamkan di TPU Pedurenan Bantar Gebang, Rabu siang, 3 April 2024.

Continue reading “Kafan”

Booknesia, Anggota IKAPI

Abadku, Lekra, dan Manikebu

“Mein Jahrhundert” yang diinggriskan menjadi “My Century” dan kalau diindonesiakan menjadi “Abadku”. Karya Gunter Grass, sastrawan asal Jerman yang mendapatkan Nobel Sastra tahun 1999. Di tahun itu juga ia menerbitkan novel ini.

Saya lupa bagaimana bisa memiliki foto copy “My Century”. Tapi ia ada di dalam tas saya, saat bersama Surya Aslim, seorang teman baik yang sekarang menetap di Arab Saudi, mengunjungi rumah Pramudya Ananta Toer di Bogor.

Continue reading “Abadku, Lekra, dan Manikebu”

Tenggelamkan Bismarck

Tujuh puluh tujuh tahun sebelum aku lahir di Medan, dia meninggal dunia di Friedrichsruh. Otto von Bismarck politisi hebat dari Prusia, Jerman kini. Jabatan tertingginya adalah Kanselir, dari 1871 sampai 1890.

Di era Perang Dunia Kedua, Adolf Hitler menggunakan namanya untuk sebuah kapal perang raksasa. Yang terbesar di dunia pada masanya. Dikerjakan galangan kapal Blohm & Voss dari tahun 1936 sampai 1939, dan mulai berlayar di bulan Agustus 1940.

Continue reading “Tenggelamkan Bismarck”

Utang Kehormatan

Ini salah satu novel yang tak habis dibaca. Ditulis Tom Clancy tahun 1994, “Debt of Honour” adalah kelanjutan dari “The Sum of All Fears” (1991) yang ada versi filmnya.

Saya membeli buku ini setelah ngobrol di telepon dengan teman lama saat sekolah di Singapura, Sandy Lien, beberapa hari setelah peristiwa 9/11 terjadi.

Sandy bercerita, adegan kelompok teroris menabrakkan pesawat ke menara WTC di Manhattan, New York, seperti adegan di dalam “Debt of Honour” ketika seorang pilot Jepang yang marah menabrakkan pesawatnya ke Capitol Hill di Washington DC, membunuh semua anggota Kongres dan Presiden AS yang sedang menggelar joint session.

Saya beli buku ini saat transit di KLIA, Malaysia, Oktober 2003. Dan saya persembahkan untuk kekasih hati Intansari Fitri.

Terkenang Kalau Tak Untung

“Kalau Tak Untung” karya Selasih, diterbitkan Balai Pustaka tahun 1934. Ditulis Selasih setahun sebelumnya, novel ini berkisah tentang kasih tak sampai antara jaka dan dara, Masrul dan Rasmani.

“Selasih” adalah nama pena Sariamin Ismail tercatat sebagai novelis wanita pertama di Indonesia. Selain “Selasih”, nama pena lain yang sering dia gunakan adalah “Seleguri”. Konon ada kalanya dia menggunakan “Selasih Seleguri”.

Continue reading “Terkenang Kalau Tak Untung”

Indah, Azan di Masjid Niujie Beijing

Dari 50 Tahun Hubungan Indonesia-Korea Selatan

Februari Lagi!

February word hanging on the ropes

Adalah Kaisar Numa Pompilius yang di tahun 713 Sebelum Masehi menambahkan dua bulan terakhir, Januari dan Februari sebagai bulan ke-11 dan ke-12, dalam sistem penanggalan Romawi.

Bila Januari diambil dari nama salah satu dewa dalam mitologi Romawi, Februari diambil dari nama festival pensucian atau Februa yang biasanya digelar tanggal 15.

Pada 450 SM, sistem penanggalan Romawi diubah lagi. Januari dijadikan bulan pertama, dan Februari mengikutinya sampai kini.

Seperti namanya, bulan ini identik dengan air, salah satu elemen penting dalam ritual pensucian.

Beberapa peristiwa penting dalam catatan sejarah manusia pun terjadi di bulan ini. Pergantian kekuasaan, pencapaian kemanusiaan, perkembangan seni dan teknologi.

Continue reading “Februari Lagi!”

Dua Guru

Kata orang-orang tua di kampung halaman: jika tuan pergi merantau, induk semang cari dahulu.

Selesai kuliah di Bandung tahun 2000, saya tidak kembali ke Medan; memutuskan bertarung di rimba Jakarta. Beberapa teman sudah lebih dahulu ke sana. Saudara ada juga satu dua.

Guru, itu yang saya belum punya.

Pertemuan dgn guru pertama tak lama setelah bekerja menjadi kuli disket. Rachmawati Soekarnoputri (1950-2021) membukakan pintu untuk kesempatan2 lainnya. Bila teman2 kini kerap mengaitkan saya dgn Korea Utara, itu jasa beliau.

Continue reading “Dua Guru”

Mengantar Bang Rizal

19 Oktober 2023, Bang Rizal Ramli mendampingi saya di pemakaman Intan. Hari itu saya tak sempat mengabarkan kepergian Intan padanya. Pikiran ini sungguh kalut.

Bang Rizal tiba2 sudah sampai di pemakaman. Dia bertahan di makam untuk waktu yg cukup lama. Sampai pemakaman sepi, tinggal beberapa teman lagi.

Bang Rizal bukan orang asing di keluarga kami. Dia banyak membantu kami di masa2 sulit. Dia mengenal Intan dgn baik.

Tadi, 4 Januari 2024, saya ikut mengantarkan Bang Rizal ke pemakamannya. Satu kehilangan yang sangat besar.

Orang2 berkumpul begitu banyak di sisi liang lahatnya. Saya berdiri agak di belakang, di luar keramaian. Bersama beberapa teman lainnya.

Saat liang lahat telah ditutup, saya diberi kesempatan menaburkan bunga di atas pusaranya.

Selamat jalan Bang Rizal.

Firli Bahuri Menjawab: Benarkah KPK Diancam?

Sepertiku, Bintangnya Leo

Sepertiku, bintangnya Leo.

Simón José Antonio de la Santísima Trinidad de Bolívar Ponte y Palacios Blanco lahir di Caracas, Veneuzuela, pada 25 Juli 1783.

Simon Bolivar dikenang sebagai El Libertador atau Sang Pembebas di Venezuela, Bolivia, Kolombia, Ecuador, Peru, dan Panama.

Keenam negara ini pernah disatukannya di bawah payung Gran Colombia (1819-1831) yang oleh Quincy Adam, Menlu AS saat itu yg kemudian menjadi Presiden AS, sebagai salah satu negara terkuat di muka bumi.

Continue reading “Sepertiku, Bintangnya Leo”

Jose Belo dan RTTL yang Sedang Berbenah

RADIO Televisi Timor Leste (RTTL) sedang berbenah. Sebuah bangunan berlantai tiga sedang dibangun di kantor RTTL di Jalan Caicoli, Dili. Diharapkan pembangunan akan selesai di bulan April 2024 mendatang.

Pembangunan gedung baru dan sistem operasional baru yang digunakan tidak lama lagi diharapkan dapat membuat kualitas siaran RTTL lebih baik, dengan jangkauan yang juga lebih luas.

“Semua studio dan ruang kerja redaksi akan dipindahkan ke gedung baru,” ujar Direktur Utama RTTL Jose Antonio Belo ketika menerima saya di kantornya, Kamis (23/11).

Continue reading “Jose Belo dan RTTL yang Sedang Berbenah”

Niujie, Masjid di Jalan Lembu, Beijing

Tadi ke Masjid Niujie di Distrik Xuanwu, Beijing. Usai shalat Ashar bertemu H. Ismail. Kepadanya saya tanyakan kabar H. Yusuf, pengurus Masjid Niujie yang saya temui tahun 2013.

Kata H. Ismail, H. Yusuf sudah meninggal dunia sekitar 5 tahun lalu. Al fatihah.

Continue reading “Niujie, Masjid di Jalan Lembu, Beijing”

Kekuasaan yang Abadi

Lahir dengan nama Ying Zheng, Kaisar Pertama Tiongkok ini adalah pecinta dunia yang berambisi berkuasa selamanya. Di dunia maupun di akhirat.

Apapun akan dilakukannya agar tetap bisa berkuasa.

Saat berusia 13 tahun, dia menggantikan ayahnya Raja Zhuangxiang yang berkuasa di Kerajaan Qin. Itu tahun 247 SM.

Setahun kemudian, Raja Qin Shi Huang mulai memerintahkan pembuatan patung prajurit dari tanah liat yang dibakar agar kuat dan tahan lama.

Continue reading “Kekuasaan yang Abadi”

Surga Petinju

Ketika menduduki Beijing, koalisi delapan negara yang terdiri dari Austria-Hungaria, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, Inggris Raya dan Amerika Serikat, menjadikan kuil ini sebagai pusat komando.

Itu tahun 1900. Sejak setahun sebelumnya perlawanan anti-asing merebak di seluruh wilayah Kekaisaran Tiongkok.

Pemberontakan yang dimotori para petinju (yihequan) menolak berbagai upaya yang dilakukan negara-negara Eropa untuk membagi-bagi wilayah Tiongkok di antara mereka.

Continue reading “Surga Petinju”

Setelah 20 Tahun

Setelah 20 tahun saya kembali menginjakkan kaki di (bandara) kota ini. Guangzhou atau Kanton, kota terbesar sekaligus ibukota Provinsi Guandong di sisi selatan China.

Sekitar 120 km dari Hong Kong dan sekitar 145 km dari Macau. Keduanya terletak lebih di selatan lagi.

Kota yang dialiri oleh jejaring Sungai Mutiara ini memiliki sejarah yang panjang, setidaknya 2.200 tahun, dan merupakan salah satu titik persinggahan penting di era Jalur Sutra.

Continue reading “Setelah 20 Tahun”

Bata Tertinggi

Bergaya Art Deco yang populer di paruh pertama abad ke-20 dan memiliki 77 lantai, gedung di persimpangan 42nd Street dan Lexington Avenue ini dibangun dari 1928 sampai 1930.

Arsitek William van Alen merancang gedung setinggi 319 meter ini untuk Walter P. Chrysler yang dikenal sebagai salah seorang pelopor industri otomotif Amerika.

Continue reading “Bata Tertinggi”

John Lennon dan Pistol yang Ujungnya Disimpul

Malam itu 8 Desember 1980. Musisi Inggris John Lennon, mantan pentolan The Beatles, ditembak dan terluka parah di gerbang Apartemen Dakota, di New York City, tempatnya tinggal.

Empat dari lima peluru Charter .38 Special yang ditembakkan Mark David Chapman menghujam bagian belakang tubuh Lennon.

Lennon segera dilarikan ke RS Roosevelt dan dinyatakan tewas saat tiba.

Sang eksekutor, Mark David Chapman, sebenarnya adalah seorang penggemar Beatles dan pengagum Lennon. Namun belakangan ia menjadi pembenci nomor 1. Dia tidak bisa menerima gaya hidup glamor dan popularitas Beatles yang suatu saat menurutnya mengalahkan Yesus.

Continue reading “John Lennon dan Pistol yang Ujungnya Disimpul”

Insya Allah Sengketa Sahara Berakhir Segera

Lebih dari 150 petisioner kembali berkumpul di Komite 4 Majelis Umum PBB, di New York, untuk mempresentasikan pandangan mereka mengenai sengketa Sahara Barat atau Sahara Maroko. Pertemuan dijadwalkan berlangsung dari hari Rabu (4/10) sampai (6/10).

Salah seorang petisioner dalam pertemuan itu adalah wartawan senior yang juga dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Teguh Santosa. Dia menjadi petisioner ke-22 dalam daftar petisioner di sesi tahun ini.

Bagi Teguh yang kini memimpin Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), ini adalah kali ketiga dirinya hadir sebagai petisioner sengketa Sahara Maroko, setelah sebelumnya di tahun 2011 dan 2012.

Teguh mengatakan, dirinya lebih memilih menggunakan istilah “Sahara Maroko” dan bukan “Sahara Barat” karena menurutnya wilayah yang sedang diperbincangkan ini secara historis merupakan bagian dari Kerajaan Maroko sejak lama.

Continue reading “Insya Allah Sengketa Sahara Berakhir Segera”

Ramos Horta dan Ramalan Kejatuhan Soeharto

TIGA tahun sebelumn wawancara dengan CNN di bulan Mei 1995, Ramos Horta telah meramalkan Orde Baru akan tumbang dan Soeharto akan jatuh dari kekuasaannya. Menurut perhitungannya, Orde Baru akan hancur karena korupsi yang semakin menjadi, salah kelola, dan legitimasi rejim yang semakin jeblok.

Setelah Orde Baru tumbang, lanjut Horta, barulah pembicaraan mengenai kemerdekaan Timor Leste akan lebih mudah dilakukan.

Ramos Horta yang kini Presiden Timor Leste menceritakan kisah ini ketika berbicara dalam Dialog Demokrasi yang digelar Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Tanah Abang, Jakarta, Senin siang (7/8).

Continue reading “Ramos Horta dan Ramalan Kejatuhan Soeharto”

Problematika, Dilema, dan Romantika Dunia

Kedua buku ini telah diluncurkan. Isinya adalah wawancara yang saya lakukan dengan dutabesar negara sahabat di Jakarta.

Kepada setiap dutabesar yang saya wawancarai, saya menanyakan tiga topik umum. Pertama, hal-hal yang bersifat budaya, sejarah negara mereka, dan sebagainya. Kedua, hubungan bilateral dengan Indonesia dan potensi yang ada di depan mata.

Pertanyaan ketiga terkait posisi atau pandangan, dan keterlibatan negara itu pada sejumlah hal yang sedang terjadi di arena global, seperti konflik dan ketegangan di masing-masing kawasan, persaingan Amerika Serikat dan Republik Rakyat China, juga konflik negara tersebut dengan tetangganya. Dan lain sebagainya.

Continue reading “Problematika, Dilema, dan Romantika Dunia”

Cerita dari Tanah Patah

Thomas Stamford Bingley Raffles berpikir keras. Inggris harus memiliki pelabuhan di Selat Malaka. Hanya dengan demikian dapat menguasai sisi timur Asia, yang berarti melengkapi dominasi di benua terbesar di dunia.

Raffles memulai kariernya di Asia Tenggara pada 1805 sebagai jurutulis Perusahaan Hindia Timur Inggris di Penang yang ketika itu masih bernama Pulau Pangeran Wales.

Di saat yang bersamaan, Eropa sedang dilanda perang. Napoleon Bonaparte menyapu Eropa, dan antara lain merebut Belanda. Kemenangan atas Belanda ini membuat semua wilayah Hindia Belanda di Asia Tenggara, yang kini bernama Indonesia, pun berada di bawah kekuasaan Prancis.

Continue reading “Cerita dari Tanah Patah”

Bukan Plain Vanilla

Peluncuran dua buku, “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” dan “Buldozer dari Palestina” karya CEO RMOL Network, Teguh Santosa, di Jaya Suprana School of Performing Arts di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta, pada Minggu (30/7) terasa tidak biasa.

Peluncuran kedua buku yang diterbitkan Booknesia Publishing House dari Farah Media Utama itu dihadiri sejumlah duta besar dan diplomat negara sahabat di Jakarta dan tamu asing, seperti dari Rusia, Maroko, Venezuela, Sudan, Afghanistan, Korea Utara, Pakistan, dan Selandia Baru.

Continue reading “Bukan Plain Vanilla”

Dubes Filomeno: ASEAN akan Menjadi Pusat Dunia


IN-principle organisasi kawasan ASEAN telah menerima Timor Leste sebagai anggota kesebelas. Penerimaan itu disampaikan pemimpin negara-negara ASEAN dalam KTT di Phnom Penh, Kamboja, bulan November 2022. Sebagai orbserver Timor Leste berhak mengikuti semua pertemuan yang diselenggarakan ASEAN pada semua tingkatan. Sebuah road map telah disusun dan menjadi panduan bagi Timor Leste untuk mendapatkan status keanggotaan penuh ASEAN

Milestone berikutnya adalah kehadiran Perdana Menteri Timor Leste Jose Maria de Vasconcelhos dalam KTT ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia, bulan Mei 2023. “Ini adalah bab baru bagi sejarah bangsa Timor Leste,” ujarnya yang lebih dikenal dengan nama gerilya Taur Matan Ruak.

Continue reading “Dubes Filomeno: ASEAN akan Menjadi Pusat Dunia”

Quran Merah

“Arofah, saya mau menikah bulan Mei nanti. Saya mau kasih Al Quran sebagai mas kawin. Tapi saya tidak mau beli. Saya mau Quran hadiah dari ulama.”

Begitu kira-kira yang saya katakan kepada Arofah. Di dalam foto ini dia berdiri di kiri, pakai jaket hitam.

Waktu itu bulan Februari atau Maret 2003. Saya sudah beberapa hari berada di Damaskus, Suriah. Mengadu untung masuk ke Baghdad, Irak, lewat negara ini.

Saya bertemu Arofah bisa dibilang tak sengaja.

Di hari kedua saya di Damaskus terjadi demo besar-besaran mengecam rencana Amerika Serikat menyerang Irak yang oleh Presiden G.W. Bush beberapa waktu sebelumnya disebut sebagai satu dari tiga Poros Setan bersama Iran dan Korea Utara.

Continue reading “Quran Merah”