Muhammad Cheng Ho

Cheng Ho atau Zheng He. Lahir dengan nama Ma He di Kunmin, Yunnan, Tiongkok, tahun 1371.

Leluhurnya berasal dari Emporium Khawarizmian, yang meliputi Iran, Uzbekistan, dan sebagian Afghanistan kini. Setelah ditaklukkan Jenghis Khan tahun 1221 negeri itu berada di bawah kekuasaan Mongol.

Kakek buyut Zheng He adalah Sayyid Ajall Shams al-Din Omar, seorang ulama kelahiran Bukhara dan keturunan Imam Ali bin Abu Thalib.

Continue reading Muhammad Cheng Ho

Kisah Anak Uyghur, Di Mana Mereka Semua

NAMANYA Abdurrahman. Dia izinkan saya menulis sepenggal kisah hidupnya. Tapi dia berpesan: “Jangan tulis nama keluarga saya. Tulis Abdurrahman saja.”

Dia khawatir bila namanya ditulis lengkap, keselamatan keluarganya akan terancam.

Abdurrahman lahir tahun 1986 di Prefektur Hotan, di Tarim Basin, di selatan Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur atau Xinjiang Uyghur Autonomous Region (XUAR) di Republik Rakyat China (RRC) yang dikuasai Partai Komunis China.

Continue reading Kisah Anak Uyghur, Di Mana Mereka Semua

Agresifitas China dan Fragmentasi Sikap Indonesia

Menlu RI Retno Marsudi (kanan) dan Menlu China Wang Yi.

Sikap tegas yang diperlihatkan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, ketika menerima Menteri Luar Negeri RRC, Wang Yi, di Pejambon, Rabu sore (13/1), patut diapresiasi.

Dalam pertemuan itu, Menlu Retno Marsudi mengingatkan kembali arti penting menjaga perdamaian dan stabilitas di perairan Laut China Selatan dengan menghormati hukum internasional United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) tahun 1982.

Sikap tegas Menlu Retno Marsudi memang perlu disampaikan langsung di hadapan Menlu China dengan harapan China mengkoreksi agresifitas yang mereka perlihatkan beberapa tahun belakangan ini.

Continue reading Agresifitas China dan Fragmentasi Sikap Indonesia

Bila Pecah Perang Antara Dua China, Indonesia Pilih Apa?

Seorang teman yang bekerja untuk kantor berita Republik Rakyat China (RRC) mengajukan lima pertanyaan mengenai ketegangan yang sedang atau kembali terjadi antara RRC yang dikuasai Partai Komunis China (PKC) dan dipimpin Xi Jinping dengan Taiwan yang dikuasai Partai Progresif Demokrat dan dipimpin Tsai Ingwen. Juga ditanyakan bagaimana Indonesia melhat ketegangan itu, serta adakah kemungkinan Indonesia melibatkan diri atau terpaksa terlibat di dalamnya.

Continue reading Bila Pecah Perang Antara Dua China, Indonesia Pilih Apa?

Manuver Di Laut China Selatan Bukti China Konsisten Abaikan Hukum Internasional

Di tengah wabah mondial virus corona baru atau Covid-19, Republik Rakyat China (RRC) konsisten mengangkangi hukum internasional dan memancing ketegangan di wilayah perairan yang mereka klaim sebagai milik mereka.

Dalam beberapa hari belakangan ini, dunia menyaksikan konsentrasi armada China di perairan Laut China Selatan. Secara sepihak China juga memberikan nama untuk 25 pulau, beting, terumbu, serta 55 gunung dan punggung laut di perairan itu.

Continue reading Manuver Di Laut China Selatan Bukti China Konsisten Abaikan Hukum Internasional

Apa Kabar Kim Jong Un

SAYA menerima pertanyaan mengenai kondisi kesehatan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.

Apakah benar seperti yang ramai diberitakan media massa dan diinformasikan di jejaring media sosial? Ada yang mengatakan kondisi kesehatan Kim Jong Un kritis. Ada yang mengatakan, ia sudah meninggal dunia.

Saya tentu tidak benar-benar tahu “faktanya”.

Tetapi dari upaya yang saya lakukan untuk “mendekati fakta”, saya menyimpulkan situasinya tidak seperti yang ramai dibicarakan itu.

Continue reading Apa Kabar Kim Jong Un

Pelanggaran ZEE Indonesia dan Watak Anti Dialog Komunis China

Penyelesaian sengketa di Laut China Selatan dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna sulit dilakukan selagi pemerintahan Partai Komunis China (PKC) tidak mau mengubah watak dasar politik negeri tirai bambu itu.

Sedari awal, sejak mengklaim kembali perairan di Laut China Selatan, China sudah memperlihatkan sikap arogan dan tidak mau mengikuti aturan main dan hukum internasional yang berlaku.

Continue reading Pelanggaran ZEE Indonesia dan Watak Anti Dialog Komunis China

Ini Bukan Zaman Kublai Khan

Kublai Khan as the first Yuan emperor, Shizu. Yuan dynasty (1271–1368). Album leaf, ink and color on silk. National Palace Museum, Taipei, 000324-00003. Photograph © National Palace Museum, Taipei.

Klaim sejarah yang selalu digunakan pemerintah Republik Rakyat China (RRC) untuk mendukung klaim mereka atas perairan yang dinamakan Laut China Selatan sangat tidak relevan.

Faktanya, Perang Dunia Kedua yang berakhir di tahun 1945 telah mengubah lanskap politik dunia. Gerakan kebangsaan dan negara-negara baru yang lahir pada era dekolonisisai mendapat tempat yang pantas dalam sistem internasional.

Continue reading Ini Bukan Zaman Kublai Khan

Ketegangan Empat Negara di Atas Dokdo atau Takeshima

Insiden di udara Asia Timur yang terjadi kemarin (Selasa, 23/7)  tidak hanya melibatkan jet tempur Korea Selatan dan sebuah pesawat pengintai Rusia, tetapi juga melibatkan pesawat China dan Jepang.

Insiden terjadi di atas Pulau Dokdo atau Pulau Takeshima yang masih diperebutkan Korea Selatan dan Jepang.

Dokdo adalah nama yang diberikan Korea Selatan untuk dua pulau karang di Laut Timur. Sementara Takeshima dalah nama yang diberikan Jepang untuk kedua pulau karang itu. Jepang juga menamakan perairan itu sebagai Laut Jepang.

Bukan hanya Rusia yang memasuki wilayah udara di atas Dokdo atau Takeshima.

China juga mengirimkan dua pesawat pembom H-6, yang disebutkan melakukan manuver yang mengancam kedaulatan udara.

Selain Beriev A-50, Rusia juga mengirimkan dua buah Tupolev Tu-95 ke wilayah udara yang disengketakan Jepang dan Korea Selatan itu.

Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, dua pesawat H-6 China melakukan manuver menyusup ke wilayah udara Korea Selatan (KADIZ) sekitar pukul 6.44 pagi.

Dua Tu-95 yang merupakan bomber strategis kemudian bergabung dengan kedua H-6. Bersama-sama keempat pesawat itu memasuki KADIZ pada pukul 8.40 pagi, dan berputar-putar di wilayah itu selama setidaknya 24 menit.

Sebagai respon, Korea Selatan mengirimkan sebuah F-15F dan sebuah KF-16. Kedua pesawat melepaskan setidaknya 360 tembakan di depan pesawat Rusia.

Sebanyak 80 tembakan dilepaskan pada pelanggaran pertama, dan 280 tembakan dilepaskan pada pelanggaran kedua.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, mereka juga melepaskan setidaknya 60 tembakan untuk memperingati Beriev A-50 yang tidak dipersenjatai.

Kementerian Pertahanan Rusia mengakui, bahwa negara Putin dan negara Jinping melakukan latihan militer bersama untuk pertama kali melibatkan pesawat-pesawat yang memiliki daya jelajah yang jauh.

Menurut kementerian Rusia, mengerahkan empat pesawat dalam latihan itu. Sebuah A-50, dua Tu-95 dan sebuah KJ-2000 yang seperti A-50 juga merupakan pesawat pengintai yang tidak dipersenjatai.

Kedua Tu-95 Rusia dan kedua H-6 China sedang melakukan patroli di atas Laut Jepang dan Laut China Timur. Sama sekali tidak ada keinginan untuk menyerang pihak ketiga, kata Komandan Armada Udara Jarak Jauh Rusia, Letjen Sergey Kobylash.

Letjen Kobylash membantah pihaknya menerima tembakan peringatan dari Korea Selatan. Apalagi sampai 360 kali. Kalau saja pesawat-pesawat tempur Korea Selatan melepaskan tembakan, Rusia pasti akan melakukan balasan yang sepadan.

Jepang juga tidak tinggal diam. Sebagai pihak yang juga berkepentingan atas wilayah laut dan udara yang sedang diributkan itu, negeri sakura mengirimkan pesawat-pesawat tempur untuk ikut menghalau kehadiran pesawat China, Rusia, dan Korea Selatan. []

Akhirnya, China Juga Jadi Masalah Dalam Pilpres Di Indonesia

Ambisi Republik Rakyat China (RRC) mendominasi perekonomian kawasan bahkan dunia dengan gagasan One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI) akhirnya menjadi persoalan tersendiri dalam kontestasi politik di banyak negara Asia, termasuk di Indonesia.

Pengamat politik Asia Timur yang juga wartawan CNN James Griffiths dalam kolomnya kemarin (Jumat, 5/4) menguraikan sejumlah fakta yang memperlihatkan betapa sikap “anti-RRC” tengah menjadi trend yang berkembang di banyak negara Asia.

Continue reading Akhirnya, China Juga Jadi Masalah Dalam Pilpres Di Indonesia

Kalender 2019 Sama Dengan 1895, Apa Saja Kejadiannya?

Kalendar tahun 2019 pada sistem penanggalan Gregorian yang biasa kita gunakan sama dengan kalendar tahun 1895. Tanggal 1 Januari 2019 dan 1895 sama-sama jatuh pada hari Selasa. Begitu juga dengan tanggal 31 Desember sama-sama jatuh pada hari Selasa. Kedua tahun yang berjarak 124 tahun itu sama-sama bukan tahun kabisat.

Continue reading Kalender 2019 Sama Dengan 1895, Apa Saja Kejadiannya?

Ekstremisme adalah Musuh Manusia…

Xu Hangtian, Jurubicara Kedubes RRC

TIONGKOK merupakan negara multisuku dan multiagama. Hak-hak kebebasan beragama dan kepercayaan warga negara Tiongkok dijamin Undang-undang Dasar. Pemerintah Tiongkok, berdasarkan peraturan dan perundang-undangan, memberikan perlindungan kepada setiap warga negaranya, termasuk Muslim suku Uighur di Xinjiang untuk menjalankan kebebasan beragama dan kepercayaan.

Termasuk suku Uighur, ada 10 suku di Xinjiang yang mayoritasnya menganut agama Islam, dengan jumlah penduduk sekitar 14 juta.

Ada 24,4 ribu masjid di wilayah Xinjiang, atau sekitar 70 persen dari jumlah total masjid di seluruh Tiongkok, jumlah masjid per kapita berada di jajaran terdepan di dunia. Jumlah ulama ada 29 ribu orang, sekitar 51 persen dari jumlah total di seluruh negara. Di Xijiang, ada 103 ormas agama Islam, mengambil porsi 92% dari seluruh ormas agama di Xinjiang. Didirikan pula beberapa pesantren dan madrasah.

Setiap tahun, pemerintah lokal menyelenggarakan ribuan Muslim menunaikan ibadah haji ke Mekkah dengan menggunakan charter flight dan menyediakan staf dokter, tukang masak, pemandu, penerjemah dan sebagainya untuk memberikan layanan sepanjang perjalanan. Kitab Suci Al Quran dan serangkaian koleksi dari Al-Sahih Muhammad Ibn-Ismail al-Bukhari telah diterjemahkan dan dipublikasikan dalam bahasa Mandarin, Uighur, Kazak, Kirgiz dan bahasa lainnya di Tiongkok.

Akibat pengaruh ekstremisme keagamaan internasional, ekstremisme keagamaan telah tumbuh dan menyebar luas di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir ini. Oknum ekstremis dan teroris telah merancang dan melakukan tindakan kekerasan dan teror sebanyak ribuan kali di Tiongkok, termasuk kerusuhan tanggal 5 Juli 2009 di Urumqi yang mengakibatkan 197 korban jiwa dan lebih dari 1700 orang teluka; serangan teror di stasiun kereta api Kunming pada tanggal 1 Maret 2014 yang mengakibatkan 31 orang tewas dan 141 orang terluka.

Selain itu, mereka juga merancang dan melaksanakan sejumlah tindakan kekerasan dan teror yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang luar biasa besarnya, antara lain serangan kekerasan dan teror di Urumqi pada 22 Mei 2014, di Shanshan pada 26 Juni 2013, di Shache pada 28 Juli 2014, di Baicheng pada 18 September 2015.

Masyarakat dari berbagai suku di Xinjiang sama-sama merasa marah dan mengecam kejahatan teroris. Dalam surat kepada pemerintah daerah oleh anak seorang polisi Uighur yang gugur saat menjalankan tugas, berbunyi bahwa saya berharap Pemerintah dapat secara tegas memberantaskan tindak pindana kekerasan dan teror sampai tuntas supaya tidak ada anak lagi yang membesar tanpa pendampingan ayahnya.

Terorisme dan ekstremisme adalah musuh manusia.

Dengan menyerap pengalaman komunitas internasional dalam melawan terorisme, Tiongkok telah mengambil serangkaian langkah deradikalisasi. Di sebagian daerah di Xinjiang, sejumlah penduduk masih kurang menguasai bahasa mandarin, kesadaran dan ilmu pengetahuan hukum terbatas, keterampilan kerja mereka pun tidak memadai untuk mendapatkan kerja sehingga sangat rentan akan penghasutan dan instigasi oleh terorisme dan ekstremisme.

Berdasarkan situasi ini, pemerintah daerah menyediakan program pelatihan dan pendidikan vokasi gratis kepada sebagian orang yang terdampak oleh pemikiran ekstremisme. Konten pelajarannya adalah bahasa mandarin, ilmu pengetahuan hukum, keterampilan kerja dan pendidikan deradikalisasi.   

Kursus yang disediakan oleh lembaga pelatihan dan pendidikan vokasi itu termasuk produksi pakaian dan topi, pengolahan makanan, perakitan produk elektronik, tipografi dan pencetakan, e-commerce dan lain-lain. Para pelajar dapat mengambil satu atau dua kursus sesuai dengan keinginan dan kondisi diri sendiri. Selama masa pelatihan, para pelajar dibayar gaji. Kebiasaan kehidupan normal mereka dihormati dan dilindungi berdasarkan latar belakang eknis dan agamanya.

Setelah para pelajar lulus, institut ini akan merekomendasikannya kepada perusahaan lokal sesuai dengan keterampilan kerja mereka, supaya para lulusan mendapat pekerjaan dan menjadi kaya. Praktek ini membuktikan bahwa pelatihan vokasional merupakan tindakan efektif di Xinjiang untuk menghapuskan lingkungan dan tanah terorisme dan ekstremisme, dan juga mencegah kejahatan kekerasan dan teror.

Hingga saat ini, tindakan antiteroris komprehensif di Xinjiang telah mendapat hasil nyata. Selama 21 bulan ini, tak pernah terjadi serangan teroris dan kekerasan di Xinjiang, jumlah perkara tindak pidana dan gangguan keamanan umum menurun secara drastis. Kondisi keamanan umum di Xinjiang membaik signifikan, penyebaran ekstremisme keagamaan terkendali efektif. Stabilitas sosial mempercepat pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan PDB Xinjiang pada tahun 2017 mencapai 7.6 persen. Pada bulan Januari sampai September tahun ini, Xinjiang mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara sebanyak 132 juta orang, bertumbuh 40 persen dibandingkan waktu sama tahun yang lalu.

Sekarang Xinjiang semakin indah dan aman. Penduduk setempat tak perlu takut-menakut lagi, bisa berjalan-jalan, belanja, makan bersama dan bertamasya dengan tenang hati. Kepercayaan beragama setiap suku di Xinjang termasuk Uighur dilindungi pemerintah dengan lebih baik.  

Tiongkok dan Indonesia merupakan tetangga baik, teman baik dan mitra baik. Kita selalu saling mendukung dalam isu-isu yang menyangkut kepentingan besar masing-masing. Kami yakin bahwa jika telah diketahui keadaan nyata Xinjiang, teman-teman Indonesia akan lebih memahami dan mendukung tindakan yang diambil pemerintah Tiongkok untuk memerangi terorisme dan ekstremisme, menjaga stabilitas sosial dan keamanan masyarakat di Xinjiang. Dalam beberapa tahun ini, Kedutaan Besar Tiongkok terus-menerus menulis artikel di media Indonesia untuk memperkenalkan keadaan Xinjiang, mengundang tokoh-tokoh agama dan jurnalis Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang dan provinsi-provinsi yang lain. Seperti apa yang mereka lihat, penduduk Xinjiang dari berbagai suku dan muslin lain di Tiongkok sedang hidup dan bekerja dengan bahagia. Kami menyambut lebih banyak teman-teman Indonesia mengunjungi, melihat dan mengenal Tiongkok yang nyata. []

Kamp Pendidikan Politik Uighur: Siksaan Di Kursi Harimau

KEDUA matanya berkaca-kaca, suaranya terdengar berat. Sekuat tenaga ia menahan emosi agar air matanya tidak jatuh menetes. Raut wajah wanita berusia 29 tahun itu menyiratkan rasa ketakutan yang amat sangat saat bercerita tentang penyiksaan dan penderitaan yang dialaminya di tanah airnya sendiri, Uighur-Xinjiang, Republik Rakyat China.

Wanita itu bernama Mihrigul Tursun. Dibantu seorang penerjemah, Tursun berbicara di hadapan National Press Club di Washington, Amerika Serikat, akhir November lalu mengenai penyiksaan yang dia alami di kamp pendidikan politik di Xinjiang.

Tursun lahir di Uighur, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (XUAR). Beberapa tahun lalu ia ke Mesir untuk belajar bahasa Inggris. Di negeri Cleopatra itu pula Tursun bertemu dengan pria yang kelak menjadi suaminya. Dari pernikahan ini, Tursun melahirkan bayi kembar tiga.

Continue reading Kamp Pendidikan Politik Uighur: Siksaan Di Kursi Harimau

Belajar Dari Malaysia Dan Maladewa, Rakyat Memilih Pemimpin Anti Dominasi China

Setelah Malaysia kini Maladewa memperlihatkan bahwa sebagian besar rakyat akan memilih pemimpin yang menolak dan melawan dominasi negara lain, khususnya Republik Rakyat China (RRC) di dalam negeri. Continue reading Belajar Dari Malaysia Dan Maladewa, Rakyat Memilih Pemimpin Anti Dominasi China

Pejabat Taiwan: Indonesia Perlu Belajar Dari Malaysia, Hati-hati Jebakan China

385233_09331313072018_9306939d-3e24-4f0e-8e69-1e6d72911111

BERBAGAI program kerjasama yang ditawarkan Republik Rakyat China (RRC) mesti dipelajari dengan lebih teliti. Sepintas, China seakan menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan.

Tetapi pengalaman di sejumlah negara memperlihatkan bahwa kerjasama yang didorong ambisi China menciptakan blok One Belt One Road (OBOR) itu seringkali terbukti sebagai janji kosong, atau bahkan jebakan. Continue reading Pejabat Taiwan: Indonesia Perlu Belajar Dari Malaysia, Hati-hati Jebakan China

From Kim Jong Un’s Visit to China

Looking at pictures taken from Kim Jong Un’s visit to People’s Republic of China.

Indonesia Sentris: Quo Vadis

TERLEPAS dari berbagai kontroversi yang berkembang di tengah masyarakat, Indonesia diyakini dapat memanfaatkan kebijakan One Belt One Road (OBOR) yang dipromosikan pemerintah Republik Rakyat China (RRC) kepada negara-negara di kawasan. Continue reading Indonesia Sentris: Quo Vadis

Win-win Scenario, Forum Wartawan OBOR Diresmikan

mmexport1508216239392

Forum Wartawan OBOR diharapkan tidak sekadar menjadi alat kepentingan Republik Rakyat China (RRC) untuk mendominasi kawasan dan negara-negara yang menjadi partner China dalam Inisiatif One Belt One Road (OBOR).

Continue reading Win-win Scenario, Forum Wartawan OBOR Diresmikan

Jokowi Tidak akan Gentar Hadapi Tekanan China untuk Urusan Laut Natuna Utara

Untitled

Pemerintah Republik Indonesia diyakini tidak akan gentar menghadapi tekanan Republik Rakyat China (RRC) terkait penamaan wilayah laut Indonesia di perairan utara Natuna. Continue reading Jokowi Tidak akan Gentar Hadapi Tekanan China untuk Urusan Laut Natuna Utara

Teguh Santosa: Istilah Laut Natuna Utara Brilian

Laut Natuna Utara

Kalangan akademisi menyambut baik inisiatif pemerintah membuat peta baru wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peta baru itu dipandang sebagai upaya pemerintah membentengi kedaulatan dan menegakan kewibawaan negara dalam berinteraksi dengan negara-negara tetangga terdekat, dan menciptakan kepastian hukum internasional. Continue reading Teguh Santosa: Istilah Laut Natuna Utara Brilian

Bermasalah dengan Banyak Negara, Ambisi Obor China Sulit Terlaksana

20160702_CNM957

AMBISI Republik Rakyat China (RRC) mengembangkan jalur sutra baru yang disebut One Belt One Road (OBOR) dinilai sebagai sebuah imajinasi yang dibangun di atas kepentingan diri sendiri. Karena itu, imajinasi ini cepat atau lambat akan kandas di tengah jalan. Continue reading Bermasalah dengan Banyak Negara, Ambisi Obor China Sulit Terlaksana

Pemerhati Astim: Kegagalan Tangani Ketegangan di Semenanjung Korea akan Berdampak Luas

1940724e-c9f0-4c41-a2e4-01f1d124bab1

Ketegangan di Semenanjung Korea dan Asia Timur memasuki babak baru setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan melucuti Korea Utara dengan atau tanpa melibatkan Republik Rakyat China.

Untuk menekan Korea Utara, Amerika Serikat dan Korea Selatan tengah menempatkan sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di wilayah perbatasan. Manuver ini diprotes China yang melihat kehadiran sistem persenjataan THAAD sebagai ancaman bagi mereka.  Continue reading Pemerhati Astim: Kegagalan Tangani Ketegangan di Semenanjung Korea akan Berdampak Luas

Wartawan Indonesia dan China Kembangkan Kerjasama

1487080894

Masyarakat pers Indonesia dan China atau Tiongkok mesti berperan di garda terdepan dalam meningkatkan dan memperkuat hubungan baik kedua negara. Perusahaan pers yang profesional dan wartawan yang kompeten di Indonesia dan Tiongkok merupakan jembatan yang baik untuk mempertemukan berbagai kepentingan kedua negara yang menguntungkan rakyat Indonesia dan China. Continue reading Wartawan Indonesia dan China Kembangkan Kerjasama

Muslim Tiongkok Hadapi Tiga Musuh Utama

Umat Muslim di Tiongkok menghadapi tiga musuh utama yang hanya dapat diatasi dengan cara bahu membahu bersama umat agama lain di negeri komunis itu.

Di saat bersamaan ormas Islam juga berperan besar sebagai ujung tombak dalam mengembangkan sikap patriotisme di kalangan umat Muslim.

Masyarakat Muslim Tiongkok diajarkan bahwa mencintai agama sama dengan mencintai negara.

“Islam hanya bisa berkembang dengan baik bila negara stabil dan ekonomi tumbuh,” ujar Ketua Perhimpunan Masyarakat Muslim di Shanghai, Tiongkok, Imam Musa Jin, saat menerima delegasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di kantornya, Rabu siang (29/11/2016).

“Umat Muslim di Tiongkok menghadapi tiga musuh utama, yakni terorisme, ekstremisme dan separatisme. Ini masalah serius yang harus kami hadapi,” kata dia lagi.

Imam Musa Jin mengatakan dirinya sangat senang bisa bertemu dengan delegasi PWI yang dipimpin Ketua bidang Luar Negeri PWI Pusat, Teguh Santosa.

Dia mengatakan, pertemuan ini adalah kesempatan yang baik bagi dirinya untuk sosialisasikan kehidupan Muslim Tiongkok.

Continue reading Muslim Tiongkok Hadapi Tiga Musuh Utama

10 Juta Tenaga Kerja China Masuk Indonesia? Ini Penjelasan Kemlu China

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) membuat individu memiliki akses maksimal terhadap sumber-sumber informasi.

Bahkan memungkinkan setiap individu menjadi produsen informasi di ruang publik. Di saat bersamaan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab juga dapat dengan mudah mempabrikasi informasi bohong atau hoax dan menyebarkannya ke tengah masyarakat.

Continue reading 10 Juta Tenaga Kerja China Masuk Indonesia? Ini Penjelasan Kemlu China

Mengukur Pertemuan Dua China di Singapura

635824595734670849-AFP-546156948-77344432

Revolusi 1949 membelah China menjadi dua. Partai Komunis yang memenangkan pertarungan dan menguasai sebagian besar negeri China di daratan dan mendirikan Republik Rakyat China.

Sementara pengikut Partai Nasional yang dipimpin Chiang Kai-shek angkat kaki ke Taiwan dan melanjutkan eksistensi Repulik China yang didukung Amerika Serikat dan blok Barat.

Untuk waktu yang cukup lama kedua negeri tak menjalin komunikasi. Di bawah rezim komunis, China memilih menutup pintu. Continue reading Mengukur Pertemuan Dua China di Singapura

Ada Udang di Balik Anggrek

ANGGREK menjadi tools politik luar negeri Singapura dalam berhubungan dengan negara tetangga mereka, Indonesia.

Hari Rabu lalu Singapura memikat hati Ibu Negara Iriana Joko Widodo dengan menggunakan anggrek. Sebuah anggrek yang disebutkan varietas baru dari persilangan dua jenis Dendrobium, D. christabella dan D. haldis morterud, dinamai D. iriana jokowi.

Iriana bangga dan bahagia dengan penghormatan itu. Continue reading Ada Udang di Balik Anggrek

Kekuatan Militer China Semakin Menggetarkan

j31-03

Tidak dapat dipungkiri, kekuatan militer Republik Rakyat China semakin mengagumkan dan menggetarkan. Pekan ini, China menggelar airshow di Zhuhai, sebuah kota di selatan negeri itu.

Di dalam pameran udara itu, China memperlihatkan kepada dunia beberapa pesawat tempur baru yang mereka produksi dan digunakan secara eksklusif oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China. Continue reading Kekuatan Militer China Semakin Menggetarkan

Tanda-tanda Permusuhan Itu Masih Ada

RIBUAN buruh China yang bekerja di sebuah pabrik peralatan elektronik yang didanai Jepang di Dongguan, menghentikan mogok kerja setelah salah seorang eksekutif perusahaan Jepang itu mencabut pernyataan yang dia sampaikan beberapa waktu sebelumnya.

Changan Rihua Electronic Plant yang berada di Changan, Dongguan, di Provinsi Guangdong dibiayai perusahaan Jepang, Alp Electric Co. Ltd. Continue reading Tanda-tanda Permusuhan Itu Masih Ada