Bila Pecah Perang Antara Dua China, Indonesia Pilih Apa?

Seorang teman yang bekerja untuk kantor berita Republik Rakyat China (RRC) mengajukan lima pertanyaan mengenai ketegangan yang sedang atau kembali terjadi antara RRC yang dikuasai Partai Komunis China (PKC) dan dipimpin Xi Jinping dengan Taiwan yang dikuasai Partai Progresif Demokrat dan dipimpin Tsai Ingwen. Juga ditanyakan bagaimana Indonesia melhat ketegangan itu, serta adakah kemungkinan Indonesia melibatkan diri atau terpaksa terlibat di dalamnya.

Tanya: Situasi saat ini di Selat Taiwan sangat serius, bahaya perang meningkat dengan cepat. Menurut pantauan Mas Teguh, apakah Indonesia mengkhawatirkan konflik di Selat Taiwan?

Jawab: Sejauh yang bisa saya amati, sikap pemerintah Indonesia cukup standar dalam masalah ini, yaitu meminta pihak-pihak yang bertikai untuk menahan diri dan mengedepankan dialog.

Tanya: Jika perang pecah, menurut Mas, apa dampaknya terhadap Indonesia?

Jawab: Indonesia sedang meningkatkan volume hubungan dan kerjasama dengan RRC. Bila ketegangan di Selat Taiwan berubah menjadi perang terbuka, bisa membuat kerjasama RRC dan Indonesia tersendat. Tapi saya kira kalau pun terjadi itu tidak akan berlangsung untuk waktu yang lama.

Tanya: Jika AS mengintervensi perang Selat Taiwan dan terlibat perang dengan China, sikap atau kebijakan apa yang akan dibuat oleh pemerintah Indonesia menurut Mas?

Jawab: Indonesia menyadari bahwa Taiwan adalah bagian ekstensi dari eksistensi AS di kawasan. Dengan katas lain, konflik RRC vs Taiwan ini dapat dipandang sebagai konflik RRC vs AS yang keduanya adalah partner Indonesia.

Sikap Indonesia rasanya akan berada di tengah, meminta kedua belah pihak untuk mengedepankan dialog dan upaya-upaya damai lainnya.

Tanya: Jika pasukan militer AS meminta pemerintah Indonesia untuk membuka wilayah udara atau pangkalan militernya untuk perang pasukan AS melawan China, menurut pandangan Mas, apa yang paling mungkin dilakukan oleh pemerintah Indonesia?

Jawab: Dugaan saya Indonesia akan dengan sangat halus menolak permintaan itu. Ini tentu perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan kepentingan dengan kedua negara yang sedang bertikai. Di sisi lain, saya kira ini situasi hipotetikal yang agak jauh, karena toh AS masih memiliki banyak tempat lain di kawasan untuk dijadikan pangkalan.

Ada Vietnam yang belakangan hubungannya dengan AS semakin kuat, dan Filipina yang  seperti Vietnam juga punya masalah tradisional dengan China.

Tanya: Dalam situasi seperti ini, menurut pendapat Mas, saran apa yang Anda miliki untuk China daratan?

Jawab: Menurut hemat saya RRC sebaiknya menahan diri. Di tengah pandemic dan berbagai situasi lain yang berkembang yang meningkatkan suhu politik global, penting untuk RRC memperbesar pengaruh dengan cara-cara yang selama ini telah mereka lakukan, mengedepankan kerjasama ekonomi, infrastruktur, riset dan teknologi (khususnya dalam hal pengadaan vaksin Covid-19), juga kebudayaan dan sebagainya.

Toh dengan melakukan semua itu China berhasil mengurangi “pengaruh” Taiwan di dalam pergaulan internasional.

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s