BANYAK kalangan mengira setelah aliansi Utara menguasai Mazar I Sharif di utara Afghanistan, pemerintah Uzbekistan akan segera membuka jembatan di atas sungai Amu Darya yang menghubungkan Uzbekistan dan Afghanistan. Dugaan ini salah. Sampai kemarin (12/11) Presiden Uzbekistan Islam Karimov belum menunjukkan tanda-tanda akan segera membuka jembatan itu.
Pemerintah Uzbekistan masih ragu atas berita kemenangan pasukan Aliansi Utara pimpinan Abdur Rashid Dostum atas pasukan Taliban di Mazar I Sharif. Kalaupun berita kemenangan itu memang benar, belum berarti Dostum memenangkan pertempuran dengan Afghanistan.
Pertempuran sesungguhnya tidak terjadi di Mazar I Sharif atau kota lain. Pertempuran akan terjadi di wilayah Hindu Kush, 16 ribu sampai 20 ribu kaki di atas permukaan bumi dengan dan salju yang akan turun beberapa minggu lagi.
“Orang-orang Taliban akan menguasai pertempuran di medan yang mereka kenal sejak kecil ini,” kata seorang veteran Tentara Merah yang ikut meninggalkan Afghanistan tahun 1988 lalu.
Dua minggu lalu Presiden Uzbekistan Islam Karimov dan utusan khusus Sekjen PBB Kenzo Oshima sepakat membuka jembatan di Teremz untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke kota Mazar I Sharif. Namun, entah mengapa, pembukaan jembatan itu urung dilakukan.
Padahal sebagian barang milik PBB yang akan dikirim ke Mazar I Sahrif sudah menumpuk di Termez. Selain PBB, LSM internasional pun sudah berkumpul di Termez untuk maksud serupa.
Ketika pekan lalu dihubungi, sumber resmi PBB di Termez mengaku pihaknya tengah mengadakan pembicaraan tingkat teknis dengan pemerintah Uzbekistan.
“Belum ada kepastian kapan jembatan itu akan dibuka. Sejauh ini baru pembicaraan dengan pemerintah Uzbekistan. Tetapi begitu ada keputusan untuk bergerak (mengirimkan bantuan), kami akan bergerak,” kata Ketua Unicef di Uzbekistan Rudy Rodrigues.
Itu bukan satu-satunya pernyataan yang keluar dari PBB. Beberapa staf PBB lain mengungkapkan hal yang berbeda.
“Pemerintah Uzbekistan kesal dengan Amerika yang ngotot menggunakan Termez sebagai pangkalan militer untuk melakukan serangan ke Afghanistan bila Mazar I Sharif berhasil dikuasai Aliansi Utara. Pemerintah Uzbekistan memang membiarkan Amerika menggunakan wilayah udara ke Afghan, tapi itu untuk program kemanusiaan,” kata Anwar seorang staf PBB berkebangsaan Uzbekistan di Termez.
Uzbekistan adalah negara pertama di Asia Tengah yang membolehkan Amerika menggunakan wilayah udaranya. Disebutkan, di samping mendukung bantuan kemanusiaan kepada penduduk di wilayah utara Afghanistan, Amerika juga dibenarkan menggunakan wilayah udara Uzbekistan untuk mendukung aksi militer yang dirasa perlu.
Saat ini sekitar 1.000 personil pasukan Divisi Kesepuluh Gunung Amerika diberitakan telah berada di Termez. Disebutkan pasukan itu terdiri dari orang-orang pilihan yang menguasai pertempuran di dataran tinggi dan terbiasa menghadapi musim hujan dan badai salju. Pasukan ini memang disiapkan merengsek masuk Afghanistan begitu Mazar I Sharif jatuh ke tangan pasukan Dostum. Selain di Termez, sekitar seribu personil Green Beret juga sudah berada di Khanabad, Karshi.
Sikap ragu-ragu pemerintah Uzbekistan ini kembali membuat Amerika kesal. Langkah maju mereka tertahan.[guh]