Ke Honolulu bersama Amartya Sen dan Identitas yang Mengada-ada

KALI ini saya ditemani Amartya Sen. Ekonom yang juga filsuf, peraih Nobel 1998 untuk bidang ekonomi.

Seperti beberapa profesor yang saya kenal di University of Hawaii, ia juga mengkritik habis teori benturan antarperadaban Samuel Huntington sebagai sebuah teori yang cacat metodologi dan lebih parah lagi sangat bertolak belakang dengan realita.

Setidaknya, menurut Amartya Sen dalam Identity and Violence: the Illusion of Destiny yang tahun lalu dialihbahasakan oleh penerbit Marjin Kiri menjadi Kekerasan dan Ilusi tentang Identitas, teori benturan antarperadaban yang dipopulerkan Huntington di awal era 1990-an dan menjadi semakin populer di “dunia Barat” pasca peristiwa 11 September 2001 memiliki dua kelemahan fundamental.

Kelemahan pertama berkaitan dengan karakter tunggal yang diberikan Huntington pada masing-masing peradaban yang dipilihnya, seperti peradaban Barat, Islam, Hindu, dan Budha. Pada kenyataannya, tidak ada seorang manusia pun di muka bumi ini yang lahir dengan karakter identitas tunggal.

Continue reading “Ke Honolulu bersama Amartya Sen dan Identitas yang Mengada-ada”

Enola Gay Tiba Kemarin Pagi

ENOLA GAY tiba kemarin pagi. Di halaman pertama saya menemukan tandatangan sang penulis, Paul W. Tibbets, tertanggal 9-12-02 dengan tinta biru.

Saya sedang terburu-buru dan tak punya banyak waktu. Maka di lobby Hale Manoa saya bolak-balik halaman demi halaman, meneliti daftar isi, lalu membaca bab paling akhir: 44 Epilog.

Continue reading “Enola Gay Tiba Kemarin Pagi”

Panduan Memetakan Konflik

Black Hawk Down

BAGI Anda yang (ingin) gemar mengintervensi konflik perlulah kiranya membuat peta konflik secermat dan sedetil mungkin. Continue reading “Panduan Memetakan Konflik”

Writing A History of Nationalism

NATIONALISM is acknowledged as an outcome of historical aspect of human being. In his monumental book “The Idea of Nationalism” (first published in April 1944), historian and philosopher Hans Kohn underlines that as a state of mind and an act of consciousness, nationalism is the product of the growth of social and intellectuals’ factors at certain stage of history. Continue reading “Writing A History of Nationalism”

Hasrat Nuklir Di Balik Operasi Buddha Tersenyum

SANKARAN Krishna tampil sebagai pembicara pada sesi ketiga untuk mata kuliah POLS 600 tentang metode ilmu politik, Selasa malam (4/9). Sejak seminggu sebelumnya kami disarankan membaca dua tulisan Krishna, yakni “The Bomb, Biography and the Indian Middle Class” yang dimuat di jurnal Economic and Political Weekly, 10 Juni 2006, dan “The Social Life of Bomb: India and the Ontology of an ‘Overpopulated’ Society”.

Continue reading “Hasrat Nuklir Di Balik Operasi Buddha Tersenyum”

Blowback, Konsekuensi yang Tak Terbayangkan

a03_0RTRMNQW

Jepang akhirnya menyerah kalah tanpa syarat pada Sekutu. Perang Dunia Kedua sungguh telah memporakporandakan negara itu. Pengakuan kekalahan disampaikan Kaisar Hiroito pada 15 Agustus 1945, setelah dua kota penting Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, hancur lebur oleh bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945. Continue reading “Blowback, Konsekuensi yang Tak Terbayangkan”

Catatan tentang Pelanggaran HAM oleh A.S.

ARTIKEL ini dikutip dari buku “Human Rights Violation by The United States of America” yang dikeluarkan pada 2007 oleh Departemen HAM—Kementerian Politik Luar Negeri, Iran. Continue reading “Catatan tentang Pelanggaran HAM oleh A.S.”

The Way Western Medias Create “Islam”

Knowledge, Power and Islam in the western media
IF knowledge is power then those who control the modern western media (visual and print) are most powerful because Continue reading “The Way Western Medias Create “Islam””

Kudeta Raja Maling

KATA banyak orang: semakin marah, Michael Moore semakin lucu dan tajam. Itu betul. Continue reading “Kudeta Raja Maling”

Raden Patah Keturunan Tionghoa, Mengakhiri Hindu Jawa dan Mengawali Islam Nusantara

runtuhnya-majapahit

SUATU hari di tahun 1475, tak kurang dari 1.000 tentara Demak yang dipimpin Jin Bun menyerang Semarang.

Mereka bagai gelombang raksasa, melumat apapun yang dilalui, menghancurkan banyak bangunan dan memaksa keturunan Tionghoa non-Muslim di Semarang lari tunggang langgang. Tak perlu waktu lama bagi Jin Bun menaklukkan kota itu. Continue reading “Raden Patah Keturunan Tionghoa, Mengakhiri Hindu Jawa dan Mengawali Islam Nusantara”

Dari Balik Burqa Di Rumah Sultan Khan

KABUL kembali berubah. Saat itu musim gugur 2001. Pasukan Aliansi Utara bergerak dari Gurun Panshir di kaki Hindu Kush. Mereka merengsek ke arah selatan, mendekati Kabul. Thaliban telah dilucuti, dan ibukota Afganistan yang sudah terlalu lelah dilibas perang bertahun-tahun itu kini hanya reruntuhan.

Continue reading “Dari Balik Burqa Di Rumah Sultan Khan”

Mengapa ABRI Begitu Kejam

COEN Husain Pontoh adalah satu dari sekian aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang ditangkap dan dipenjarakan di Surabaya antara 1996 hingga 1998. Continue reading “Mengapa ABRI Begitu Kejam”

Penindas Rakyat, Lapangan Golf, Pengkhianatan, Kebohongan, Dsb

rayni-massardie1

RASANYA tak berlebihan bila kita menyebut Pemilu 2004 lalu, sejauh ini, adalah pemilu paling kolosal di atas muka bumi. Continue reading “Penindas Rakyat, Lapangan Golf, Pengkhianatan, Kebohongan, Dsb”

Columbus, Cheng Ho, dan Klaim Atas Amerika

1421

KATA sejarah, Amerika ditemukan Christopher Columbus, seorang pelaut yang lahir di Genoa, Italia, dari keluarga tukang kayu dan perajin wol. Tanggal 3 Agustus 1492, di usia ke-41, Columbus memimpin rombongan besar yang terdiri dari tiga kapal, Nina, Pinta dan Santa Maria. Continue reading “Columbus, Cheng Ho, dan Klaim Atas Amerika”

Soeprapto dan Misteri Gedung Bundar

BUKU “Mengadili Menteri, Memeriksa Perwira” yang ditulis Iip D Yahya ini bercerita tentang sosok Soeprapto. Untuk mengukur pengetahuan publik akan diri Soeprapto, Iip dan teman-teman yang membantunya melakukan survei dengan mewawancarai banyak orang, termasuk sejarawan. Hasil dari survei itu mengejutkan. Nama Soeprapto nyaris 99,99 persen hilang dari ingatan. Begini salah satu dialog yang dilakukan Iip dengan respondennya.

“Anda pernah ke Blok M?”
“Ya, tentu.”
“Anda tahu gedung bundar di dekat Blok M?”
“Ya, Kejaksaan Agung, kan?”
“Anda tahu ada patung kepala di depan gedung itu?”
“Sebentar… patung yang tertutup pagar dan pohon itu kan? Saya ingat sekarang!”
“Anda tahu patung siapa itu?”
“Ah, itu yang saya tidak tahu.”
“Tidak perlu malu, orang yang bekerja di dalam gedung bundar itu juga belum tentu semuanya tahu. Anda orang kesekian yang tidak tahu. Itu patung mantan Jaksa Agung Soeprapto.”
“Siapa Soeprapto?” (Nah lho…)

Soeprapto adalah penegak hukum karier yang dipercaya Presiden Soekarno menjadi Jaksa Agung pada kurun 1950-1959. Dalam kurun waktu yang dikenal dengan masa demokrasi liberal, yang ditandai jatuh-bangunnya berbagai kabinet, Soeprapto memainkan peran penting dalam meletakkan dasar-dasar hukum yang adil dan tak pandang bulu di republik ini.

Continue reading “Soeprapto dan Misteri Gedung Bundar”

Mengapa Bandit Bisa Berkuasa?

DI sekolah diajarkan, bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, yang diselenggarakan oleh rakyat dan bekerja untuk rakyat. Tapi bagi Eko Prasetyo, si penulis buku ini, demokrasi berasal dari rakyat, diselenggarakan para bandit politik, serta sama sekali tidak untuk rakyat!

Buku ini, aku Eko, berawal dari rasa kecewa karena perubahan politik yang berada di bawah panji-panji agung demokrasi telah “gagal”.

Rakyat yang menjadi merek dagang demokrasi, berangsur-angsur kian terpinggirkan. Yang meminggirkan siapa lagi kalau bukan pemerintahan bandit yang melegitimasi diri lewat suara rakyat dalam pemilihan umum. Modus peminggiran itu banyak ragamnya. Mulai dari menerapkan kebijakan pengurangan subsidi dengan alasan agar rakyat lebih mandiri (pengurangan subsidi harga BBM dilakukan dengan alasan agar orang kaya tak menikmati subsidi serupa!), hingga penggusuran pemukiman rakyat.

Continue reading “Mengapa Bandit Bisa Berkuasa?”

Islam, Fahrenheit 9/11, Dan Gadis Osama

INILAH faktanya: Islam selalu dihadap-hadapkan dengan produk pemikiran sekaligus produk politik yang berasal dari Barat, seperti demokrasi dan liberalisasi. Terlebih setelah blok Timur-Komunis yang sesungguhnya adalah lawan-sekandung blok Barat-Liberal runtuh di kurun akhir 1980-an dan awal 1990-an.

Continue reading “Islam, Fahrenheit 9/11, Dan Gadis Osama”

Atas Identitas

AMIN Maalouf lahir di Beirut, Lebanon, 56 tahun lalu dari keluarga kelas menengah Katholik Arab. Ayahnya, Ruchdi Maalouf, adalah seorang penulis, jurnalis, dan guru yang dihormati komunitas mereka. Dan ibunya, Odette, adalah juga wanita terhormat yang lahir di tengah keluarga Kristen Maronite. Di usia muda, Amin Maalouf mengikuti pendidikan di Akademi Jesuit Prancis, di kampung halamannya, Beirut. Di tempat itulah dia mempelajari sosiologi dan ekonomi.

Continue reading “Atas Identitas”

Konspirasi, Lagi

“SEORANG bocah kurus berusia belasan tahun terkulai lemas, Continue reading “Konspirasi, Lagi”

Jalan Lurus Menuju Penjajahan Baru

PEKAN lalu dari ponsel ke ponsel beredar sebuah pesan pendek (SMS). Bunyinya:

SBY: “Andi…! Bawa semua koran ke sini!” Dengan tergopoh-gopoh Andi Mallarangeng membawa semua koran. Presiden cuma membalik-balik halaman koran dengan tergesa-gesa. “Bawa lagi,” katanya dengan lesu. Hal itu terjadi setiap pagi. Sementara para jenderal setiap hari bertanya pada Presiden, “Kapan perang di Ambalat.” Dengan kesal Presiden menjawab, “Saya menunggu iklan Freedom Institute.”

Continue reading “Jalan Lurus Menuju Penjajahan Baru”

Merebut Minyak Di Pulau Neraka

SEJARAH dan kekuasaan hanya dipisahkan oleh jarak setipis kulit bawang. Karena sejarah, menurut kaum bijak bestari, adalah catatan para pemenang yang berkuasa. Ini artinya, hanya Anda yang termasuk golongan pemenanglah—dan kemudian berkuasa—yang punya hak untuk menceritakan atau menuliskan kisah-kisah kemenangan Anda serta mengajarkannya di sekolah-sekolah.

Continue reading “Merebut Minyak Di Pulau Neraka”

SBY & Partai Demokrat: Anak Bawang Di Tengah Badai

PARTAI Demokrat memang aneh: Continue reading “SBY & Partai Demokrat: Anak Bawang Di Tengah Badai”

Menabur Angin, Menuai Badai

main_900

DALAM Perjanjian Peshawar di bulan April 1992, menyusul kehancuran pemerintahan Najibullah, kelompok mujahidin Afganistan sepakat mendirikan Negara Islam Afganistan dan membagi kekuasaan di antara mereka.

Pemimpin Masyarakat Islam atau Jamiati Islami, Burhanuddin Rabbani, diberi mandat sebagai presiden transisional. Dia juga dipercaya memimpin semacam dewan presidium yang terdiri dari pentolan-pentolan kelompok mujahidin. Continue reading “Menabur Angin, Menuai Badai”

Dostum yang Licin

PIMPINAN Aliansi Utara Abdurrashid Dostum tiba-tiba menjadi pahlawan baru bagi rakyat Afghanistan. Padahal dulu laki-laki Uzbek ini kaki tangan rejim komunis Uni Soviet. Seorang veteran Tentara Merah menceritakan sepak terjang Dostum yang oportunis ini kepada saya.

Continue reading “Dostum yang Licin”