Catatan: Tulisan-tulisan berikut diambil dari Situs Berita Rakyat Merdeka (www.rakyatmerdeka.co.id), diawali kabar kematian Susana Corry van Stenus pada hari Sabtu, 1 April 2006. Dia adalah salah seorang istri Kahar Muzakkar–seorang yang pernah dikenal sebagai salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, sebelum akhirnya “divonis” sebagai pengkhianat. Continue reading “Sepenggal Kahar Muzakkar di Parung Bingung”
Nazi (Tidak) Mudah Dikebiri

SEMINAR Freedom of Press and Freedom of Information yang digelar Friedrich Naumann Stiftung di Gummersbach, Jerman, memang terbilang unik. Continue reading “Nazi (Tidak) Mudah Dikebiri”
Ketika Adolf Hitler Semakin Lusuh

SETELAH Hitler bunuh diri, bunker tempat persembunyiannya di selatan Brandenburg Gate, Berlin, tak pernah disentuh. Pemerintah khawatir bunker itu akan dijadikan situs suci bagi para pendukung Hitler dan Nazisme.
Kini pemerintah Jerman sedang membangun gedung baru di wilayah itu. Dan baru-baru ini pekerja konstruksi menemukan sesuatu yang diduga sebagai atap bunker Hitler. Continue reading “Ketika Adolf Hitler Semakin Lusuh”
Setali Yahudi Dan Nazi
8 MEI lalu penulis menghadiri peringatan 60 tahun berakhirnya Perang Dunia Kedua di Eropa. Continue reading “Setali Yahudi Dan Nazi”
Anne Frank

4 AGUSTUS 1944, sekitar pukul 10.30 pagi, sebuah mobil berisi serdadu Schutzstaffeln (SS) Nazi Jerman dan polisi rahasia Belanda berhenti di depan sebuah gedung di Jalan Prinsengracht, Amsterdam. Mereka naik ke tingkat empat, menuju Ruang Rahasia (Annex Secret) di bagian belakang. Continue reading “Anne Frank”
Raja Telanjang

PADA bagian pengantar edisi kemarin, penulis telah menyinggung sedikit tentang konsep Illiberal Democracy yang dipresentasikan delegasi Asia Tenggara dalam seminar di Gummersbach, Jerman. Demokrasi yang alergi terhadap kebebasan itu menjamin freedom of speech. Tetapi tidak menjamin freedom after speech. Banyak jurnalis yang dijerat dengan pasal kriminal setelah menuliskan berita. Continue reading “Raja Telanjang”
Freedom After Speech, Pro-Yahudi, Dan Neo-Nazi











ANTARA tanggal 1 hingga 13 Mei lalu, penulis diundang menghadiri Seminar Kemerdekaan Pers dan Kemerdekaan (Memperoleh) Informasi di Gummersbach, Jerman. Acara yang digelar oleh Friedrich Naumann Stiftung (FNS), sebuah lembaga non-pemerintah yang mengusung nilai-nilai liberal-humanisme dan memiliki kantor di banyak negara itu, terbilang unik.
Continue reading “Freedom After Speech, Pro-Yahudi, Dan Neo-Nazi”Islam Karimov dan Islamic Movement of Uzbekistan
Rakyat Merdeka, 23 dan 24 Mei 2005
JUMAT dua pekan lalu, tak kurang dari seribu orang berdemonstrasi di Andijan, kota di Lembah Ferghana, Uzbekistan. Pasukan pemerintah menghujani demonstran dengan tembakan membabi buta. Menurut pemerintah 169 orang tewas. Menurut rakyat yang menguburkan mayat-mayat itu, korban tewas mencapai 746 orang. Ferghana salah satu pusat kejayaan Islam di masa lalu, kembali bergolak. Continue reading “Islam Karimov dan Islamic Movement of Uzbekistan”
Berburu Orang Miskin
Rakyat Merdeka, 9 Maret 2005
BEBERAPA hari lalu kita masih asyik bertanya-tanya kenapa subsidi harga BBM dicabut pemerintah, sementara subsidi biaya rekap bank yang jumlahnya dua kali subsidi harga BBM tetap dipertahankan. Saat itu kita juga masih tekun “curiga” kenapa instansi seperti Direktorat Bea dan Cukai atau Direktorat Pajak yang mestinya bisa dioptimalkan untuk menggenjot pendapatan negara—sehingga APBN kita tidak begitu babak belur—justru menjadi lembaga yang memiliki tingkat korupsi tertinggi, setidaknya menurut survei Transparency International Indonesia (TII). Continue reading “Berburu Orang Miskin”
Kepleset
KINI “I don’t care” sudah identik dengan SBY. Kalau Anda menyebut nama SBY, maka di benak teman Anda akan terbayang secara kilat sejumlah “kata kunci”, mulai dari Pelangi di Matamu, lagu kelompok Jamrud yang kerap dinyanyikan SBY di masa kampanye selain lagu Ebiet G Ade, Berita Kepada Kawan, sampai “I don’t care” itu tadi. Continue reading “Kepleset”
Gitu Aja Kok Repot Versus I Don’t Care
BILA Gus Dur punya “gitu aja kok repot”, maka SBY kini punya “I don’t care”. Bedanya, “gitu aja kok repot” sudah (terlalu) sering diucapkan Gus Dur, sejak dia belum lagi jadi presiden, dan malang melintang di NU serta di banyak forum pro demokrasi, sampai hari ini. “Gitu aja kok repot” bisa dikatakan telah menjadi icon bagi Gus Dur, dan Gus Dur telah menjadi icon bagi “gitu aja kok repot”. Continue reading “Gitu Aja Kok Repot Versus I Don’t Care”
100 Hari Mencari Utang
ISTILAH ‘100 hari pertama’ untuk mengukur, mengevaluasi atau menilai jalannya roda pemerintahan Continue reading “100 Hari Mencari Utang”
Sukses Untuk Yang Doyang Ngutang
Rakyat Merdeka, 22 Januari 2005
MENCARI uang untuk merehabilitasi dan merekonstruksi Aceh (dan Sumatera Utara) yang dihantam badai tsunami akhir tahun lalu, memang bukan pekerjaan mudah. Sulit, pasti sulit. Continue reading “Sukses Untuk Yang Doyang Ngutang”
Sulitnya Mencari Uang Untuk Tanah Rencong
Rakyat Merdeka, 6 Januari 2005
JERMAN didukung beberapa negara kreditur (pemberi utang) mengajukan tawaran menarik bagi Indonesia: moratorium utang. Memang belum jelas benar bagaimana bentuk moratorium ini. Apakah sekedar penundaan pembayaran utang (rescheduling), atau pemotongan utang (debt reduction). Continue reading “Sulitnya Mencari Uang Untuk Tanah Rencong”
Mega Nekat, Mega Ditolak
Rakyat Merdeka, Agustus 2004
Catatan: Tiga artikel berikut ditulis menyusul pertemuan anak-anak Bung Karno dari Ibu Fatmawati di kediaman Rachmawati di Jati Padang, Jakarta Selatan, bulan Agustus 2004, beberapa saat sebelum putaran kedua Pilpres 2004 dimulai. Itu adalah pertemuan pertama antara Rachma dan Megawati yang sejak lama berseteru. Continue reading “Mega Nekat, Mega Ditolak”
Governor Puteh Case Reaches Anticlimax
CORRUPTION investigations into Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Governor Abdullah Puteh over the alleged mark up of a Rostov helicopter purchased by the provincial government have entered a new phase: Anticlimax. Continue reading “Governor Puteh Case Reaches Anticlimax”
Operasi Fajar Merah
Pasukan koalisi dengan leluasa menerobos pertahanan Saddam Hussein tanggal 9 April lalu. Tak satupun tentara Irak menyongsong kehadiran mereka. Tak ada perang kota. Pasukan Irak yang sebelumnya disebut-sebut gagah berani bagaikan hilang ditelan bumi. Dalam hitungan menit setelahnya, ratusan warga Irak menumbangkan patung Saddam setinggi 12 meter di Taman Firdaus. Kekuasaan Saddam runtuh sudah.
Continue reading “Operasi Fajar Merah”Enam Bulan Tarmidi Mikirin Lompat Pagar
DESEMBER 1993, hampir sepuluh tahun lalu. Continue reading “Enam Bulan Tarmidi Mikirin Lompat Pagar”
Melawan Mega, Melawan Sutiyoso
BEBERAPA tahun terakhir, hubungan Megawati dan Sutiyoso memang terlihat dekat. Continue reading “Melawan Mega, Melawan Sutiyoso”
Ketika Mega Menangis
MENGAPA Megawati Soekarnoputri membuang Tarmidi Continue reading “Ketika Mega Menangis”
Ditendang Mega, Dirangkul Rachma
DUA hari lalu Rachmawati Soekarnoputri melantik Tarmidi Suhardjo sebagai Ketua DPD Partai Pelopor DKI Jakarta. Continue reading “Ditendang Mega, Dirangkul Rachma”
Membelah Laut
DI Korea Utara, ada bendungan sepanjang delapan kilometer. Letaknya di Kota Nampo, sekitar dua setengah jam dari Pyongyang ke arah barat laut. Yang membuat saya geleng-geleng kepala, bendungan itu membelah laut, di muara Sungai Taedong, dan menghubungkan Kota Nampo dengan Provinsi Han Selatan. Continue reading “Membelah Laut”
Propaganda
RAKYAT Korea Utara siap menghadapi serangan Amerika Serikat. Kapanpun. Sebulan sebelum saya tiba di Pyongyang, pemerintah Korea menggelar latihan serangan udara. Bila sirine tanda bahaya meranung-raung di seluruh penjuru kota Pyongyang, semua warga berlarian menyelamatkan diri, menuju bunker-bunker perlindungan. Tak ada informasi yang menyebutkan berapa jumlah bunker di Pyongyang. Tapi kata teman saya, Pyongyang punya banyak bunker. Cukup banyak untuk menampung semua penduduk Pyongyang dan kota-kota lain di sekitar Pyongyang. Continue reading “Propaganda”
Bangkai Amerika
TEMAN Korea yang menemani selama kunjungan ke Pyongyang, mengajak saya mengunjungi Museum Pembebasan Tanah Air. Museum itu secara khusus menampilkan peninggalan-peninggalan selama Perang Korea selama 1950 sampai 1953, dan masa-masa setelah itu. Continue reading “Bangkai Amerika”
Perang Korea

TAHUN 1932, pemimpin spritual dan inspirator perjuangan rakyat Korea menghadapi kaum penjajah, Kim Il Sung meresmikan berdirinya Tentara Rakyat Korea atau Korean People’s Army (KPA). Sejak hari itu, perjuangan rakyat Korea mengusir Jepang yang sudah puluhan tahun menjajah mereka, semakin terorganisir dengan rapi dan baik.
Continue reading “Perang Korea”Korean People’s Army

SELAMA berada di Pyongyang, setiap hari saya berpapasan dengan tentara Korut. Mereka ada di mana-mana, berjalan berbaris berkelompok, atau berkumpul. Di lokasi pameran bunga Kim Il Sung, ribuan tentara Korut hadir. Mereka mengunjungi satu persatu stand pameran. Beberapa dari mereka mengenakan seragam kebanggaan, dengan deretan bintang jasa memenuhi dada kiri dan kanan.
Continue reading “Korean People’s Army”The Axis of Evil: Korea Utara?





BULAN Oktober tahun lalu, dengan entengnya, Presiden Amerika George W Bush menuding Irak, Iran dan Korea Utara sebagai axis of evil alias poros setan. Katanya lagi, poros ini mesti dihabisi.
Continue reading “The Axis of Evil: Korea Utara?”Kim Il Sung Square


SAYA tiba di Pyongyang, ibukota Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara tanggal 15 April lalu. Saat itu, rakyat Korut tengah memperingati ulang tahun ke-91 pemimpin spritual dan inspirator perjuangan mereka, Kim Il Sung. Continue reading “Kim Il Sung Square”
The Old Damascus
0319
Di Damaskus, ibukota Syria, ada benteng tua. Letaknya persis di tengah kota. Kota di dalam benteng itulah yang disebut sebagai Damaskus Tua dan telah dihuni manusia sejak 6.000 sampai 4.000 tahun sebelum Masehi. Continue reading “The Old Damascus”
Menabur Angin, Menuai Badai

DALAM Perjanjian Peshawar di bulan April 1992, menyusul kehancuran pemerintahan Najibullah, kelompok mujahidin Afganistan sepakat mendirikan Negara Islam Afganistan dan membagi kekuasaan di antara mereka.
Pemimpin Masyarakat Islam atau Jamiati Islami, Burhanuddin Rabbani, diberi mandat sebagai presiden transisional. Dia juga dipercaya memimpin semacam dewan presidium yang terdiri dari pentolan-pentolan kelompok mujahidin. Continue reading “Menabur Angin, Menuai Badai”

