Bergaya Art Deco yang populer di paruh pertama abad ke-20 dan memiliki 77 lantai, gedung di persimpangan 42nd Street dan Lexington Avenue ini dibangun dari 1928 sampai 1930.
Arsitek William van Alen merancang gedung setinggi 319 meter ini untuk Walter P. Chrysler yang dikenal sebagai salah seorang pelopor industri otomotif Amerika.
Malam itu 8 Desember 1980. Musisi Inggris John Lennon, mantan pentolan The Beatles, ditembak dan terluka parah di gerbang Apartemen Dakota, di New York City, tempatnya tinggal.
Empat dari lima peluru Charter .38 Special yang ditembakkan Mark David Chapman menghujam bagian belakang tubuh Lennon.
Lennon segera dilarikan ke RS Roosevelt dan dinyatakan tewas saat tiba.
Sang eksekutor, Mark David Chapman, sebenarnya adalah seorang penggemar Beatles dan pengagum Lennon. Namun belakangan ia menjadi pembenci nomor 1. Dia tidak bisa menerima gaya hidup glamor dan popularitas Beatles yang suatu saat menurutnya mengalahkan Yesus.
Lebih dari 150 petisioner kembali berkumpul di Komite 4 Majelis Umum PBB, di New York, untuk mempresentasikan pandangan mereka mengenai sengketa Sahara Barat atau Sahara Maroko. Pertemuan dijadwalkan berlangsung dari hari Rabu (4/10) sampai (6/10).
Salah seorang petisioner dalam pertemuan itu adalah wartawan senior yang juga dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Teguh Santosa. Dia menjadi petisioner ke-22 dalam daftar petisioner di sesi tahun ini.
Bagi Teguh yang kini memimpin Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), ini adalah kali ketiga dirinya hadir sebagai petisioner sengketa Sahara Maroko, setelah sebelumnya di tahun 2011 dan 2012.
Teguh mengatakan, dirinya lebih memilih menggunakan istilah “Sahara Maroko” dan bukan “Sahara Barat” karena menurutnya wilayah yang sedang diperbincangkan ini secara historis merupakan bagian dari Kerajaan Maroko sejak lama.
Saya singgah di Masjid Rahmatullah pekan lalu. Pas waktu shalat maghrib. Dalam perjalanan dari @sophies_sunset_library yang dikelola sahabat kecil Raihan dan suaminya, Dendi.
Sekitar 500 meter dari Pantai Lampuuk di pesisir barat Aceh Besar, Masjid Rahmatullah yang dibangun antara 1990 sampai 1997 ini adalah salah satu saksi mata betapa begitu dahsyat gelombang tsunami menghantam Aceh, 26 Desember 2004.
Tsunami itu dipicu gempa berkekuatan 9,3 SR di Samudera Hindia. Menewaskan sekitar 300 ribu warga Aceh. Sekitar 500 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.
Masjid Rahmatullah bertahan sementara bangunan2 lain di sekitarnya rata dengan tanah. Foto2 udara dari masa duka itu memperlihatkan ia kokoh di tengah nestapa dalam kesendirian.
Renovasi masjid dibantu Turki, selesai dua tahun kemudian. Dua menara ditambahkan. Begitu juga gerbang pengganti gerbang lama. Museum tsunami dibangun di halaman. Salah satu pilar di bagian dalam yang rusak tak disentuh renovasi. Dikelilingi pagar kaca. Jadi pengingat agar terus waspada.
Thomas Stamford Bingley Raffles berpikir keras. Inggris harus memiliki pelabuhan di Selat Malaka. Hanya dengan demikian dapat menguasai sisi timur Asia, yang berarti melengkapi dominasi di benua terbesar di dunia.
Raffles memulai kariernya di Asia Tenggara pada 1805 sebagai jurutulis Perusahaan Hindia Timur Inggris di Penang yang ketika itu masih bernama Pulau Pangeran Wales.
Di saat yang bersamaan, Eropa sedang dilanda perang. Napoleon Bonaparte menyapu Eropa, dan antara lain merebut Belanda. Kemenangan atas Belanda ini membuat semua wilayah Hindia Belanda di Asia Tenggara, yang kini bernama Indonesia, pun berada di bawah kekuasaan Prancis.
Peluncuran dua buku, “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” dan “Buldozer dari Palestina” karya CEO RMOL Network, Teguh Santosa, di Jaya Suprana School of Performing Arts di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta, pada Minggu (30/7) terasa tidak biasa.
IN-principle organisasi kawasan ASEAN telah menerima Timor Leste sebagai anggota kesebelas. Penerimaan itu disampaikan pemimpin negara-negara ASEAN dalam KTT di Phnom Penh, Kamboja, bulan November 2022. Sebagai orbserver Timor Leste berhak mengikuti semua pertemuan yang diselenggarakan ASEAN pada semua tingkatan. Sebuah road map telah disusun dan menjadi panduan bagi Timor Leste untuk mendapatkan status keanggotaan penuh ASEAN
Setelah dua puluh tahun, saya kembali bertemu Ali Shariati.
Di bulan Februari 2003, di Sayyidah Zaenab, sebuah distrik di pinggiran Damaskus, Suriah. Ali Shariati dimakamkan tak jauh di belakang makam Sayyidah Zainab, cucu Nabi SAW, putri Imam Ali, adik perempuan Imam Hassan dan Imam Hussein.
MENARA setinggi 72,5 meter ini dibangun di atas reruntuhan Lal Kot atau Qila Rai Pitora yang merupakan ibukota Dhilika pada masa pra Islam.
Kapan persisnya pembangunan menara kemenangan ini dimulai masih jadi perdebatan. Diperkirakan di antara 1192 sampai 1198, bersamaan atau barangkali setelah pembangunan Masjid Qubatul Islam di kompleks Qutb Minar ini dirampungkan.
SEBELUM meninggalkan Negeri Belanda, Senin pagi saya sempatkan mengunjungi makam seorang senior dan sahabat, Achmad Supardi Adiwijaya, di pemakaman umum di Zaandam.
TIDAK jauh dari Sungai Henares di Semenanjung Ibera, Alcala mulai dihuni manusia pada abad pertama Masehi.
Bangsa Romawi yang pertama kali menetap di sana menyebutnya Complutum, yang berarti sebuah kawasan di mana dua sungai bertemu dan bergabung menjadi satu. Kata complutum ini kelak diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi confluence untuk menjelaskan fenomena geografis itu.
Alcala de Henares yang berpenduduk 250 ribu jiwa masuk dalam Komunitas Otonom Madrid. Dari pusat Madrid, jaraknya sekitar 35 kilometer ke arah timurlaut.
Adapun kata alcala tampaknya dipengaruhi kata dalam bahasa Arab, al qala, yang berarti benteng. Ini merujuk pada kota-kota benteng yang dibangun orang-orang Islam ketika menguasai Andalusia di abad ke-8 sampai abad ke-15.
Kemarin Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol, Muhammad Najib, mengajak saya berkunjung ke kota itu. Persisnya ke Universidad de Alcala.
“Insya Allah, Anda tidak akan menyesal. Ini tidak kalah dari Toledo,” ujar Dubes Najib.
Cathedral of Our Lady of the Assumption atau Mezquita-Catedral de Cordoba.
Sebelum menjadi katedral bagi umat Katolik, bangunan ini adalah masjid yang didirikan Abdurrahman Ad Dakhil dari Bani Ummayah di Damaskus, Suriah.
Tahun 750 ia melarikan diri dari kejaran tentara Bani Abbasyiah yang menaklukkan Bani Umayyah.
Setelah mengembara melalui Palestina, Mesir, dan Maroko, Abdurrahman Ad Dakhil dan pengikutnya tiba di Andalusia.
Ketika itu yang disebut Andalusia meliputi seluruh Semenanjung Iberia.
Saat komunitas Muslim masih sedikit, ia mendirikan masjid di samping gereja St. Vincent of Saragossa di tepi Sungai Guadalquivir. Ini adalah sungai terpanjang di Iberia yang mengalir dari Teluk Cadiz.
Aku berdiri di antara deretan kincir angin di bukit Calderico di Consuegra, La Mancha.
Kata La Mancha kemungkinan berasal dari kata Arab, la mansha, yang berarti tempat lahir. Ini menurut Wikipedia.
Sementara dari bahasa Spanyol bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti “noda”, atau “stain” dalam bahasa Inggris.
Memandang Castillo Molinos di seberang deretan 12 kincir angin ini, hadir di benakku sosok Don Quixote, yang dalam novel dari awal abadcke-16 karya Miguel de Cervantes digambarkan sebagai seorang lelaki yang pikirannya menggembara bersama kisah-kisah kepahlawanan yang dibacanya dalam banyak literasi.
Rapat Panitia Festival Internasional untuk Menghormati Orang-orang Besar Gunung Paektu (OCIFPGPP) kemarin memilih sejumlah ketua baru dan sekretaris baru. Rapat dihadiri oleh sekitar 40 peserta dari berbagai negara, dipimpin ketua bersama Peter Woods dari Australia dan Damian Ogbonna dari Nigeria.
Sekjen OCIFPGPP Pak Kyong Il dari Korea Utara juga hadir secara virtual dari Pyongyang.
Malam semakin larut. Beberapa menit lagi hari berganti tanggal.
Teman2 sudah meninggalkan Joglo Satriyo Pinayungan yang kisahnya luar biasa.
Begini:
Joglo peninggalan Kiai Kasan Besari ini diyakini dibangun tahun 1743 oleh atau atas perintah Sunan Pakubuwono II di Tegalsari, Ponorogo.
Setahun sebelumnya, Sunan Pakubuwono II terpaksa melarikan diri, meninggalkan ibukota negara Surakarta yang sedang dilanda huru hara.
Di Tegalsari ia mendapatkan perlindungan dari Kiai Kasan Besari, yang menurut kisah adalah leluhur banyak tokoh di negeri ini, termasuk wartawan senior Dahlan Iskan.
Duta Besar Republik Rakyat Demokratik Korea An Kwang Il menghadiri buka puasa bersama yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL di Kopi Timur, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (22/4).
Saya baru mendapatkan foto2 dari kegiatan “Hari Matahari” itu tadi malam dari Kedubes Korea Utara di Jakarta.
Peringatan hari kelahiran ke-110 pendiri Republik Rakyat Demokratik Korea, Kim Il Sung, diselenggarakan dengan meriah di pusat kota Pyongyang, hari Jumat pekan lalu (15/4).
Ada tiga segmen kegiatan: pesta pemuda dan mahasiswa di Kim Il Sung Square, pesta kembang api di Sungai Taedong, dan grand performance “Lagu Matahari Abadi” di Kim Il Sung Square.
“Bagaimana Mas Teguh, sempit?” tanya Ketua KPK Firli Bahuri.
Saya mengangguk. Lalu kami saling membuka peci yang baru dipakaikan oleh sepasang remaja penyambut di depan ball room Novotel tempat pelantikan Pengda JMSI Lampung.
Beberapa minggu setelah pertemuan pertama, Dubes Faizullah Zaki menghubungi saya.
“Apakah Anda bisa datang untuk makan siang sederhana di Kedutaan kami,” tanya Dubes Zaki sambil menawarkan hari.
Baik, jawab saya segera.
Maka demikianlah. Pada hari yang telah dijadwalkan itu saya kembali ke Kedubes Republik Islam Afghanistan di kawasan Menteng. Masih didampingi Agung Hadiawan seperti dalam kunjungan sebelumnya.
Ruang makan berada di bagian belakang ruang kerja Dubes Zaki. Bendera tiga-warna Republik Islam Afghanistan dan bendera dwi-warna Indonesia berdiri bersisian di kepala meja. Dubes Zaki duduk di bagian itu.
“Sebuah kehormatan bagi saya diundang dalam jamuan ini,” kata saya.
Kemarin saya datang terlambat. Sekitar 15 menit. Ketika tiba di pusat penelitian anggrek Kebun Raya Bogor film dokumenter kunjungan Presiden Kim Il Sung dan Pemimpin Kim Jong Il ke Indonesia pada April 1965 sudah diputar.
Saya sudah beberapa kali menonton film ini. Ingat jalan ceritanya yang sederhana, kronologis. Semacam arsip perjalanan. Kim Il Sung dan Kim Jong Il berkunjung dari tanggal 10 sampai 20 April 1965. Selain ke Jakarta, keduanya dan rombongan juga ke Bogor dan Bandung.
Di Jakarta, selain kunjungan kenegaraan, Kim Il Sung juga mendapatkan gelar doctor honoris causa dari UI.
Dari Bandung, setelah bertemu Kang Dekan yang juga promotor, saya bergegas kembali ke Jakarta.
Tadi pagi Sekretaris Dubes Korea Utara menghubungi saya, mengundang Perhimpunan Persahabatan dan Pertukaran Kebudayaan menghadiri satu resepsi penting di Kedubes.
“Karena masih pandemi, empat orang saja,” katanya.
Bahwa, Indonesia adalah negara maritim dengan wilayah laut seluas 3,25 juta km2, yang memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, yang berada di antara dua samudera dan dua benua, yang karena itu semua memiliki posisi sangat strategis dalam percaturan dunia.
Bahwa, Kepulauan Natuna di Kepulauan Riau adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Vietnam, yang menjadi pintu gerbang Nusantara, yang karena itu harus dijaga dengan sebaik-baik penjagaan dan dirawat dengan sebaik-baik perawatan.
Bahwa, sejarah negeri-negeri di kepulauan ini adalah sejarah kejayaan Nusantara, negeri yang disatukan oleh lautan.
Bahwa, seluruh anak bangsa harus mempertegas kembali itikad dan tekad untuk secara bersama-sama memperjuangkan wilayah perbatasan dengan cara mengoptimalkan semua potensi yang ada, sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Bahwa, hakikat pers adalah suluh atau penerang perjalanan umat manusia dalam membangun peradaban. Masyarakat pers nasional memiliki tanggung jawab yang besar dan peran yang sangat penting dalam menjaga kedaulatan dan merawat perbatasan.
Bahwa, sebagaimana laut Nusantara yang menjadi faktor pemersatu seluruh pulau Nusantara, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) bertekad untuk menjadi faktor yang memperkokoh kedaulatan, persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia dengan menghasilkan karya yang profesional, mengikuti kaidah dan etika jurnalistik.
Rasa bahagia dan syukur disampaikan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa lantaran bisa kembali berkunjung ke Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Tahun lalu Teguh Santosa berkunjung ke Batam untuk melantik Pengurus Daerah JMSI Kepri sekaligus mengawal verifikasi faktual yang dilakukan Dewan Pers. Sementara kali ini, mantan Wakil Presiden Konfederasi Wartawan ASEAN itu hadir untuk memimpin jalannya Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) JMSI dan ikut meresmikan Kantor JMSI Kepri di Batam Center.