Kembali Bertemu Ali Shariati

Setelah dua puluh tahun, saya kembali bertemu Ali Shariati.

Di bulan Februari 2003, di Sayyidah Zaenab, sebuah distrik di pinggiran Damaskus, Suriah. Ali Shariati dimakamkan tak jauh di belakang makam Sayyidah Zainab, cucu Nabi SAW, putri Imam Ali, adik perempuan Imam Hassan dan Imam Hussein.

Di bulan Februari 2023 saya berkunjung ke bekas penjara Komite Anti Sabotase SAVAK, di pusat Tehran, Iran.

Di tempat ini ribuan orang anti rezim Shah Reza Pahlevi pernah dibui. Mereka disiksa dengan berbagai cara, dan tak sedikit juga yang kehilangan nyawa. Di antara mereka adalah tokoh2 penting Revolusi Iran. Ulama dan intelektual yang kritis, yg tak mau tunduk pada penguasa durjana.

Ali Shariati termasuk salah seorang di antara mereka. Dia pernah ditangkap SAVAK dua kali. Pertama di tahun 1964. Setelah dibebaskan, dia semakin menjadi.

Kuliah yang disampaikannya di Institut Hosseiniye Ershad semakin tajam dan bernas. Tak sedikit yang direkam mahasiswanya dan kemudian dibukukan.

Saat masih kuliah di Bandung, saya menikmati beberapa di antaranya yang dialihbahasakan ke bahasa Indonesia. Di antaranya yang saya masih ingat adalah Islam Agama Protes, dan Agama Versus “Agama”.

Tahun 1974, Ali Shariati kembali ditangkap. Dia dibebaskan tahun 1975. Tahun 1977, Ali Shariati memutuskan pindah ke Inggris. Tiga minggu kemudian, 19 Juni 1977, Ali Shariati ditemukan tewas.

Mengenai siapa pembunuhnya, sampai kini masih jadi salah satu topik yang enak untuk dibicarakan.

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s