Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (8-Selesai)

DALAM soal perbatasan kita telah melengahkan pemetaan, pendirian beberapa mercu suar lagi, dan mengumumkan claim yang jelas dan rational mengenai batas-batas wilayah negara kita, terutama yang menyangkut wilayah di laut. Sudah saatnya pula lembaga inteligent kita mempunyai direktorat maritim. Continue reading “Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (8-Selesai)”

Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (7)

HUKUM, perundang-undangan dan ketatanegaraan yang menghargai daulat manusia, daulat rakyat, daulat akal sehat, dan daulat etika akan menjadi “Mesin Budaya” yang mampu merangsang dan mengakomodasi daya cipta dan daya hidup bangsa, sehingga daya tahan dan daya juang bangsa menjadi tinggi. Continue reading “Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (7)”

Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (6)

TATA Hukum dan Tata Negara yang berlaku sekarang ini masih meneruskan semangat undang-undang dan ketatanegaraan penjajah Hindia Belanda tempo dulu, yang sama-sama menerapkan keunggulan Daulat Pemerintah di atas Daulat Rakyat, Continue reading “Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (6)”

Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (5)

DARI sejak abad 7 telah terbukti bahwa rakyat kecil menengah itu sangat adaptif, kreatif, tinggi daya hidupnya, ulet daya tahannya. Di abad 7 mereka yang seni pertaniannya menanam jewawut, dengan cepat Continue reading “Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (5)”

Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (4)

KETERGANTUNGAN pada modal asing, pinjaman dari negeri-negeri asing dan bantuan-bantuan asing, menyebabkan pemerintah kita Continue reading “Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (4)”

Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (3)

DI zaman penjajahan itu hukum adat yang sukar dilemahkan adalah yang ada di Bali karena hubungannya dengan agama dan pura, dan yang ada di Sumatra Barat karena hubungan dengan syariat dan kitab Allah. Continue reading “Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (3)”

Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (2)

DI dalam masyarakat tradisional yang kuat hukum adatnya, rakyat dan alam lingkungannya hidup dalam harmoni yang baik, yang diatur oleh hukum adat. Selanjutnya hukum adat itu dijaga oleh para tetua adat atau dewan adat. Continue reading “Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (2)”

Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (1)

Renungan Seorang Penyair Dalam Menanggapi Kalabendu

PENYAIR besar Ronggowarsito, di pertengahan abad 19, menggambarkan zaman pancaroba sebagai “Kalatida” dan “Kalabendu”.

Zaman “Kalatida” adalah zaman ketika akal sehat diremehkan. Perbedaan antara benar dan salah, baik dan buruk, adil dan tak adil, tidak digubris. Continue reading “Dari WS Rendra: Megatruh Kambuh (1)”

Obama for President: Meet Maya Soetoro-Ng

TADI saya bertemu dan bicara dengan Maya Soetoro-Ng, adik Barack Obama. Continue reading “Obama for President: Meet Maya Soetoro-Ng”

Amerika Serikat Bongkar Dokumen Rahasia Soeharto

SEHARI setelah kematian Soeharto, lembaga non-pemerintah Amerika Serikat membuka beberapa dokumen politik yang berkaitan dengan penguasa Orde Baru itu.

Kumpulan dokumen yang selama puluhan tahun ini ditutup-tutupi diberi judul Suharto: A Declassified Documentary Obit dan dirilis dalam National Security Archive Electronic Briefing Book No. 242.

Continue reading “Amerika Serikat Bongkar Dokumen Rahasia Soeharto”

Apakah Tiga Rektor Universitas Bung Karno Kaki Tangan Soeharto

Dari kiri ke kanan: Basuki Rachmat, M. Yusuf, dan Amir Machmud

MELIHAT Istana Bogor juga dikepung pasukan “liar” pendukung Soeharto, Achadi memilih melanjutkan perjalanan ke markas Resimen Pelopor di Mega Mendung, Puncak Bogor.

Continue reading “Apakah Tiga Rektor Universitas Bung Karno Kaki Tangan Soeharto”

Untuk Kedua Kalinya Istana Merdeka Dikepung Pasukan Soeharto

Presiden Sukarno mengumumkan susunan Kabinet Ampera pada tanggal 25 Juli 1966. . Dalam Kabinet itu, Kepala Negara Presiden Sukarno didampingi Letjen Soeharto sebagai Ketua Presidium dan Kepala Pemerintahan. Setelah kekuasaan Sukarno dilucuti pada Sidang Istimewa MPRS Maret 1967, Soeharto menduduki jabatan Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan.

RENCANA Sukarno menggelar sidang Komando Operasi Tertinggi (KOTI) tanggal 14 Maret 1966 gagal total. Seperti beberapa hari sebelumnya, tanggal 11 Maret 1966, Istana Merdeka kembali dikepung oleh pasukan pendukung Soeharto dari Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang sekarang dikenal dengan nama Kopassus.

Continue reading “Untuk Kedua Kalinya Istana Merdeka Dikepung Pasukan Soeharto”

Keluarga Wiji Thukul Tolak Bendera Setengah Tiang

Wiji Thukul

HARI ini, Soeharto telah dikuburkan di liang lahat, namun itu bukan berarti menguburkan kasus-kasus kejahatan kemanusiaan yang menjadi tanggungjawabnya selama Soeharto memerintah negeri ini selama 32 tahun. Opini yang berlebihan dan mobilisasi puja-puji terhadap Soeharto tidak membuat kami, keluarga Wiji Thukul (korban penghilangan paksa 1997-1998), berubah sikap.

Continue reading “Keluarga Wiji Thukul Tolak Bendera Setengah Tiang”

Ada Apa Dengan Prabowo, Mantan Menantu Soeharto?

Panglima ABRI Jenderal Wiranto mencopot Letjen Prabowo Subianto dari jabatan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat, Mei 1998.

KABAR tentang Prabowo Subianto, mantan komandan jenderal Kopassus, mantan Pangkostrad, dan juga mantan menantu Soeharto, ingin maju dalam pemilihan presiden 2009 jelas bukan barang baru.

Kekalahan dalam konvensi Partai Golkar menjelang pilpres 2004 tampaknya tak mengubur mati keinginan Prabowo yang lulus dari Akabri tahun 1974 untuk jadi orang nomor satu di republik ini.

Continue reading “Ada Apa Dengan Prabowo, Mantan Menantu Soeharto?”

Kisah Sang Penerobos

Sepanjang karirnya di akedemik, pemerintahan maupun bisnis, julukan Sang Penerobos (Mr. Breakthrough) Continue reading “Kisah Sang Penerobos”

Berita Kemaluan Jenderal Disilet Bikin Bung Karno Donder

BUNG KARNO donder. Dalam 1 x 24 jam ia dua kali donder.

Bung Karno donder mendengar kabar dan berita yang mengatakan bahwa para perwira Angkatan Darat yang menjadi korban dalam peristiwa di subuh 1 Oktober 1965 mengalami penyiksaan mahahebat sebelum nyawa mereka dihabisi. Kabar seperti ini, menurut si Bung, sengaja disebarluaskan untuk membakar emosi rakyat dan mendorong “gontok-gontokan” di kalangan rakyat yang akhirnya menjelma menjadi “sembelih-sembelihan”.

Continue reading “Berita Kemaluan Jenderal Disilet Bikin Bung Karno Donder”

Tentang Farah Kinanti


FARAH Shafa Kinanti Santosa. Lahir di RSI Pondok Kopi, 24/03/2004, 09.50 WIB, (bb 4,25 kg, tb 51 cm) lewat operasi caesar. Kini mondok di preschool. Foto-foto ini diambil sehari sebelum HUT, Maret lalu.

Continue reading “Tentang Farah Kinanti”

Membungkam Komunisme (Aksi Bakar Buku “Kiri”)

Buku_PEMIKIRAN_KARL_MARX

DI Indonesia, sejak peristiwa penculikan perwira tinggi TNI Angkatan Darat pada dinihari 1 Oktober 1965, komunisme menjadi musuh masyarakat nomor satu. Oleh Orde Baru sebagai otoritas negara pasca goro-goro itu, komunisme definisikan sebagai ideologi anti Tuhan yang membenarkan tindakan anarkis dan kekerasan untuk mencapai tujuan. Komunisme menjadi ideologi terlarang.

Tetapi, apa sebenarnya komunisme itu? Continue reading “Membungkam Komunisme (Aksi Bakar Buku “Kiri”)”

Dekrit, Yes!!

MASIH ada waktu, katakanlah, dua bulan yang dapat digunakan Presiden Gus Dur dan pendukungnya untuk melunakkan serangan lawan-lawan politiknya yang semakin gemas ingin menjatuhkannya dari kursi RI-1. Continue reading “Dekrit, Yes!!”

Sidang Istimewa Atau Dekrit

Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri

MASIH soal pertikaian politik antara Gus Dur dan lawan-lawan politiknya di DPR yang nota bene adalah orang-orang yang dua tahun lalu mengatrolnya naik ke kursi RI-1.

Continue reading “Sidang Istimewa Atau Dekrit”

Mengukur Kemampuan Megawati

TELAH diputuskan, Sidang Istimewa 1 Agustus 2001 nanti akan beragenda tunggal, yakni pertanggungjawaban Gus Dur. Nah, agenda ini dipertanyakan Fraksi Kebangkitan Bangsa dalam rapat kordinasi pimpinan MPR Kamis lalu (31/5). Apa yang harus dipertanggungjawabkan Gus Dur, tanya Ketua FKB MPR Yusuf Muhammad.

Continue reading “Mengukur Kemampuan Megawati”

Menghitung Hari, Dua Bulan Menuju SI

Abdurrahman Wahid dan Salahuddin Wahid

DUA bulan menuju Sidang Istimewa. Itulah tema besar yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di mana-mana di negeri yang sedang berusaha untuk bangkit ini. Di pelosok desa, di sudut kota, di Jakarta atau di Jawa Timur yang mau merdeka. Di mana-mana.

Continue reading “Menghitung Hari, Dua Bulan Menuju SI”

Melerai Konflik Gus Dur Vs DPR

Ketua MA Prof. Bagir Manan

KONFLIK panas DPR dan Presiden Gus Dur tidak hanya mengumbar diktum politik, tetapi juga diktum hukum. Benturan ini dahsyat adanya. Peta pertarungan menjadi semakin blur, blunder dan acak.

Continue reading “Melerai Konflik Gus Dur Vs DPR”

Menyeret Gus Dur ke Sidang Istimewa

Wapres Megawati Soekarnoputri dalam sebuah kesempatan, Maret 2001

KESALAHAN terbesar sistem politik yang dikembangkan Orde Baru sejak awal berdiri adalah menciptakan lembaga kepresidenan menjadi begitu super-determinan. Lembaga kepresidenan dapat melakukan apa saja tanpa kontrol yang memadai dari lembaga legislatif. Ada kebenaran satir saat itu, DPR tidak lebih sebuah rubber stamp atau stempel karet terhadap apapun kebijakan presiden.

Continue reading “Menyeret Gus Dur ke Sidang Istimewa”

Militer Menolak Dekrit

PASCA memorandum II yang dijatuhkan DPR kepada Presiden Gus Dur suhu politik semakin memanas. Bukannya melunak dan bertindak arif, menyikapi memorandum terakhir itu Gus Dur malahan mengecam DPR. Continue reading “Militer Menolak Dekrit”

Bila Jubir Presiden Sakit (Wimar Masih Hidup)

Ibu Sinta Nuriya menjenguk Wimar Witoelar.

JURU Bicara Presiden Gus Dur, Adhie M Massardi pernah menggambarkan kondisi kesehatan Gus Dur. Begini kira-kira katanya:

“Saya tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya secara detail. Tetapi begini, Gus Dur itu punya tiga orang juru bicara. Ketiganya sering gantian ijin sakit. Sementara Gus Dur tidak pernah ijin sakit. Dua minggu keliling luar negeri, Gus Dur masih sehat saja. Sampai di tanah air tidak istirahat. Langsung ke Sampit.”

Continue reading “Bila Jubir Presiden Sakit (Wimar Masih Hidup)”

Kasih Ibu Dipenggal Peluru

DI akhir kekuasaan Orde Baru, Mei 1998, empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas diterjang timah panas aparat berlabel negara di lingkungan kampus mereka. Belum lagi kasus itu diusut tuntas, November 1998, delapan orang, diantaranya lima mahasiswa, tewas di bilangan Semanggi. Masih karena ulah aparat. Hampir setahun kemudian, September 1999, di Semanggi kembali seorang mahasiswa tewas. Pun atas nama negara.

Continue reading “Kasih Ibu Dipenggal Peluru”

Setelah Tommy Kabur 200 Hari

MUNGKIN orang sudah mulai melupakan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, terdakwa 18 bulan penjara dalam kasus tukar guling Goro dan Bulog. Continue reading “Setelah Tommy Kabur 200 Hari”

Laju Menuju Sidang Istimewa

SETELAH memberikan memorandum II kepada Presiden Gus Dur dalam rapat paripurna awal Mei lalu, mayoritas politisi Senayan sekarang sibuk menghitung hari sisa usia kekuasaan Gus Dur. Disebut mayoritas politisi Senayan, karena memang memorandum II tersebut tidak dijatuhkan secara aklamasi. Continue reading “Laju Menuju Sidang Istimewa”

Setelah Bom Meledak Di Guntur

SEPERTI mimpi, sebuah ledakan mengguncang Jakarta pekan lalu (10/5). Ledakan besar ini kontan menghancurkan asrama mahasiswa Aceh yang diasuh Yayasan Iskandar Muda di jalan Tangkuban Perahu Nomor 1 Kelurahan Guntur Jakarta Selatan, yang sekaligus menjadi tempat asal ledakan. Nyaris, asrama seluas 100 meter persegi ini rata dengan tanah. Continue reading “Setelah Bom Meledak Di Guntur”