NARTI, nama sebenarnya, pernah bekerja di rumah saya sebagai pembantu rumah tangga. Meskipun sering “telmi” (telat mikir), perempuan asal Pacitan umur 30-an ini rajin bekerja dan lumayan rapi. Continue reading “Cara Indonesia Milih Presiden”
PEMILU tahun 2009 merupakan momentum untuk melakukan perubahan. Rakyat sudah tidak sabar lagi menanti perubahan. Mereka ingin bergerak maju. Tidak lagi menghendaki pemimpin-pemimpin lama, yang gagal meningkatkan kesejahteraan mayoritas rakyat, untuk tampil kembali sebagai pemimpin.
Dr. Rizal Ramli, Calon Presiden dari Partai Bintang Reformasi dan Partai Pekerja dan Pengusaha Indonesia, mengemukakan hal itu dalam Rakernas Partai Bintang Reformasi (PBR), di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (22/11). Rakernas ini diikuti para fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan calon-calon anggota legislatif dalam Pemilu 2009.
Menurut Rizal, angin perubahan sudah berhembus sejak satu setengah tahun yang lalu, ketika calon-calon gubernur yang diusung oleh koalisi partai-partai kecil dan menengah memenangkan Pilkada Gubernur, mulai dari Aceh hingga NTB. Di Aceh, Irwandi Yusuf, bukan tokoh utama GAM, bisa mengalahkan tokoh-tokoh ternama. Di Nusa Tenggara Barat, seorang anak muda berumur 34 tahun, TGH Zainul Majdi, mampu mengungguli gubernur incumbent, Lalu Serinata.
“Sedangkan di Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai Golkar Country, Syahrul Yasin Limpo yang diusung oleh partai kecil-menengah bisa mempecundangi calon gubernur yang diusung oleh parpol besar. Hal itu menunjukkan, rakyat sudah cukup cerdas dalam menentukan pilihannya,” kata Rizal Ramli.
Angin perubahan yang berhembus di bebarapa daerah itu, diyakini Rizal Ramli akan terus bergerak hingga pelaksanaan Pemilu 2009 dan pemilihan Presiden tahun 2009. Angin perubahan itu menunjukkan bahwa rakyat semakin pandai. Mereka menghendaki perubahan.
“Jangan 4 L, meminjam istilah anak muda, lu lagi lu lagi. Karena ternyata calon yang kalah itu sudah diberi kesempatan memimpin, tapi gagal membawa perubahan,” kata mantan Menko Perekonomian ini.
Perlu Pemimpin Baru
Ia menilai, calon-calon presiden yang sudah muncul saat ini, tidak bisa diandalkan karena tidak mampu melakukan perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan mayoritas rakyat.
“Setelah era Orde Baru, pada tahun 1999, Megawati muncul sebagai magnet perubahan. Lalu, pada tahun 2004, SBY tampil sebagai magnet baru. Sayangnya, mereka tidak mampu memenuhi harapan rakyat. Maka, tahun 2009, kita semua akan menjadi magnet perubahan itu,” ujarnya.
Memang belakangan muncul tokoh-tokoh yang seakan-akan siap melakukan perubahan hanya dengan bermodalkan iklan di televisi.
“Kami akan melakukan perubahan bukan dengan modal iklan, tapi dengan modal hati, pikiran, dan tindakan nyata. Kita akan melangkah bersama untuk melakukan perubahan lewat koalisi dengan partai-partai kecil dan menengah lainnya. Insya Allah, dengan izin Allah, kita akan diberi kesempatan untuk memimpin perubahan, untuk memperbaiki nasib bangsa kita,” kata Rizal Ramli.
Kepada para peserta Mukernas PBR, Rizal menekankan perlunya menampilkan perbedaan yang nyata dengan partai politik lain mengingat peserta Pemilu 2009 sangat banyak. “Insya Allah, dengan kerjasama kita, saya yakin PBR akan mampu meningkatkan perolehan suaranya dari sekitar 2,4% pada Pemilu 2004 menjadi sekitar 5% pada Pemilu 2009,” kata Rizal Ramli.
Menurut Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia, Dr. Rizal Ramli, para pemilih di Indonesia hampir 80% merupakan swing voter, yang bisa diperebutkan siapa saja. Lalu, ada juga masyarakat yang apatis dan memilih menjadi golput. Karena itu, dengan jaringannya yang luas sebagai aktivis, Rizal berjanji akan menggerakkan mereka yang golput itu menjadi pemilih yang aktif dan memberikan dukungan suara kepada partai-partai alternatif, termasuk PBR.
Dalam situasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat ini, Rizal Ramli menekankan pentingnya paradigma baru dalam kebijakan penanganan krisis. Sayangnya, pemerintah tidak mampu menemukan solusi kreatif dalam rangka keluar dari krisis ekonomi karena obat yang dipergunakan sama ketika menghadapi krisis ekonomi 1997/1998, yakni pengetatan likuiditas.
“Jadi, kalau mau lebih cepat keluar dari krisis harus mengubah pola kebijakan konvensional dengan paradigma baru dan dengan pemimpin baru,” ujarnya
Menurut Rizal yang mantan Menko Perekonomian ini, kehidupan rakyat semakin susah. Jumlah pengangguran terus bertambah. Memang menurut Majalah TIME, di bawah pemerintah SBY-JK, ada kemajuan dari segi politik dan pemberantasan korupsi. Tapi, dari segi ekonomi, Indonesia disebut Majalah TIME sebagai Raksasa Tidur.
“Kita tidak boleh membiarkan lima tahun ke depan Indonesia tetap sebagai Raksasa Tidur. Kami mengambil insiatif, dan dengan dukungan teman-teman, kami ingin agar di Indonesia terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Kita ini negara besar, kaya akan sumber daya alam. Tidak pantas menjadi negara yang tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain,” kata Rizal.
DALAM pandangan pengamat politik Bima Arya Sugiarto, Rizal Ramli memiliki kapasitas intelektual yang besar, punya platform yang jelas dan tegas, dan punya tawaran yang konkret. Tapi, kendala besar yang belum memiliki Rizal adalah kendaraan politik yang jelas dan tingkat popularitasnya yang masih kurang. Continue reading “”Rizal dan Amien Bertipe Pendobrak””
SIANG (02/Nov) itu, salah satu ruanganan gedung Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta, tampak sesak. Terlihat sekitar puluhan orang berusia 50-an, di dalam ruang pertemuan itu. Continue reading “Presiden 2009 Dari Angkatan 77-78?”
14 MARET 2000. Di halaman Istana Merdeka pagi itu, saat Gus Dur menyampaikan permintaan maaf kepada orang-orang yang menjadi korban dalam pembantaian massal menyusul peristiwa G30S. Gus Dur juga mengatakan siap membuka kembali kasus itu. Continue reading “Pramoedya: Omong Kosong Saja Rekonsiliasi”
HARI-HARI terakhir ini terasa begitu berat bagi Aburizal Bakrie. Memasuki awal bulan, ia harus merelakan perusahaannya, PT Bakrie and Brothers Tbk, melepas sahamnya di PT Bu mi Resources Tbk ke konsorsium Northstar Pacific senilai 1,3 miliar dolar AS.
SINEAS kenamaan Indonesia, Eros Djarot, tersandung di Solo. Shooting film ‘Lastri’ yang disutradarainya diancam akan dibubarkan sekelompok orang karena menganggap film itu berbau komunis. Continue reading “Lastri Dilarang Karena PKI”
Penulis : S. Ann Dunham (Ibu Barack Obama, Presiden Terpilih AS)
Tebal : 220 halaman
Penerbit : Mizan Pustaka
Harga : Rp 44500.00
ISBN : 978-979-433-534-5
Sepinya hati Garuda/Dijunjung tanpa jiwa/Menjadi hiasan maya/Oleh hati yang hampa//Dendam tanpa kata/Mendalam luka Garuda/Disayangi tanpa cinta/Dipuja tapi dihina// Continue reading “Hati Garuda di Tikungan Iblis”
DIBINTANGI Brendan Fraser, Alicia Silverstone, Sissy Spacek, Christopher Walken, dan Dave Foley, film komedi romantik produksi tahun 1999 ini berkisah tentang keluarga Webber yang lenyap ditelan perut bumi dalam arti yang sebenarnya. Continue reading “Blast from the Past*”
BARACK Obama kelihatannya harus berkompromi dan mempertimbangkan mantan lawan-lawan politiknya. Dia yang akan dilantik sebagai presiden ke-44 Amerika Serikat tanggal 20 Januari 2009 nanti kini tengah berada di pusaran dilema. Continue reading “Dilema Obama Dikelilingi Mantan Lawan”
PEMERINTAH baru di Amerika Serikat di bawah Barack Obama diharap mampu meniupkan angin segar perdamaian hingga ke Indonesia. Hubungan pertahanan dan keamanan kedua negara, juga kerjasama dalam membongkar jaringan teroris pun diharap akan lebih positif. Di sisi lain, AS juga perlu menjaga komitmen dan tidak mengganggu kedaulatan Republik Indonesia seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Continue reading “Maukah Obama Memecah Belah Indonesia”
SEJAK Madelyn Lee Payne Dunham meninggal dunia dua hari sebelum pemilihan presiden AS, Maya Soetoro-Ng, adik president elect Barack Obama, memilih masuk “gua” dan menghindar dari publikasi. Continue reading “Pimpin Diskusi, Maya Soetoro-Ng Muncul Lagi”