Tahun lalu saya bersama sekitar 150 orang dari berbagai negara dengan berbagai latar belakang profesi diundang Dewan Pemilu Venezuela (CNE) untuk memantau proses pemilu dan pilpres di negeri Bolivarian itu.
CNE adalah salah satu dari lima pilar sistem demokrasi Venezuela yang keberadaannya diatur dalam konstitusi. Empat pilar lainnya adalah Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan Mahkamah Konstitusi.
Di antara para pemantau pemilu ada beberapa walikota dari Amerika Serikat. Selain saya, pemantau lain dari Asia Tenggara adalah seorang anggota Parlemen Filipina.
Kami berada di Caracas dan kota-kota lain di sekitar itu selama dua minggu, dan mendapat kesempatan untuk mempelajari sistem pemilu Venezuela, bertemu dengan penyelanggara sampai tingkat TPS, bertemu dengan berbagai partai politik yang ikut dalam pemilu, juga berkesempatan bertemu dengan timses kandidat yang ikut dalam pilpres. Bukan hanya timses petahana, tapi juga timses oposisi.
Kami mengikuti proses sosialisasi, juga berkunjung ke pabrik perakitan mesin pemilih yang adalah made in Taiwan.
Venezuela menggunakan sistem digital dalam proses pemberian suara. Pemilih memberikan suara dengan menekan nama caleg dan capres pada panel nama-nama kandidat.
Nyaris tidak ada persoalan dengan daftar pemilih, karena sejak tahun 1999 Venezuela telah merekam semua data biometrik warganegara yang berusia di atas 12 tahun.
Pemilih datang ke lokasi pemungutan suara hanya membawa KTP. Di bagian pendaftaran petugas memasukkan nomor KTP pemilih dan kemudian pemilih memindai sidik jempol di mesin pendaftaran.
Bila nomor KTP dan sidik jempol sesuai, dan itu ditandai dengan nyala lampu berwarna hijau di mesin, si pemilih boleh menuju bilik suara untuk menentukan pilihan.
Setelah selesai menentukan pilihan, pemilih menekan tombol input data pada mesin utama. Mesin ini tersambung dengan mesin printer di sebelahnya yang mencetak kertas suara yang sudah berisi informasi pilihan.
Sebelum meninggalkan lokasi pemberian suara hal terakhir yang dilakukan pemilih adalah memasukkan kertas print out pilihan ke dalam kotak.
Setelah waktu pemberian suara berakhir, panitia mencetak rekapitulasi suara dari setiap kotak. Sebagai alat untuk memeriksa kesesuaian data, salah satu kotak suara dibuka untuk dihitung secara manual.
Saya memantau pemberian suara di kota-kota kecil di luar Caracas yang merupakan basis pendukung pemerintah. Di tempat-tempat itu tingkat partisipasi sangat tinggi.
Sementara untuk penutupan dan penghitungan suara, saya memantau di tempat pemungutan suara di tengah kota, yang tingkat partisipasinya rendah.
Dalam pemilu tahun lalu itu, tingkat partisipasi (turn out) kurang dari 50 persen. Jumlah total pemilih adalah 20 juta, sementara yang memberikan suara hanya 8 juta.
Dari jumlah suara yang masuk, Maduro memperoleh 6,2 juta suara atau 67 persen.
Lawan terkuatnya, Henri Falcon yang mengusung isu dolarisasi memperoleh 1,9 juta suara (20 persen), dan kandidat ketiga Javier Bertucci mendapatkan 996 ribu suara (10,8 persen).