Pikiran Rakyat: Memilih Capres Jangan Karena Popularitas Saja

Selasa, 20/11/2012 – 05:26 http://www.pikiran-rakyat.com/node/211930
JAKARTA, (PRLM).- Pengamat politik Tegus Santosa mengatakan dalam memilih capres dan cawapres tidak karena popularitas saja . Apalagi, popularitas yang dimunculkan di lembaga survei selama ini belum menjelaskan siapa sebenarnya si A, si B, dan si C yang namanya terus populer sebagai capres tersebut.

Media juga harus menjelaskan track record-rekam jejaknya kepada rakyat tentang siapa, dan apa yang telah dan akan dilakukan oleh capres. Jangan sampai popularitas mengalahkan kompetensi, kata Teguh Santosa dalam dialektika demokrasi ‘Capres Alternatif Antara Wacana dan peluang’ bersama Wakil Ketua MPR DR Ahmad Farhan Hamid dan Ketua FPKB MPR RI M. Lukman Edy, di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Senin (19/11). Continue reading “Pikiran Rakyat: Memilih Capres Jangan Karena Popularitas Saja”

Parpol Dinilai Sibuk Urusi Pengerahan Massa

Dua pengamat politik, masing-masing Prof Ibramsyah dari Universitas Indonesia dan Teguh Santosa, MA dari UIN Jakarta menyatakan, kesalahan utama partai politik saat ini adalah gagap dalam menjaring calon presiden (capres) dan lalai memberikan edukasi kepada para kadernya, akibatnya mutu legislatif di negeri ini kian rendah. Continue reading “Parpol Dinilai Sibuk Urusi Pengerahan Massa”

Suara Pembaruan: Capres Alternatif Bukan Berarti Dari Luar Parpol

Senin, 19 November 2012 | 18:51 http://www.suarapembaruan.com/home/capres-alternatif-bukan-berarti-dari-luar-parpol/27043
[JAKARTA] Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Farhan Hamid mengatakan, paradigma pemahaman mengenai calon presiden (capres) alternatif bukan diartikan sebagai capres dari luar parpol.

“Capres alternatif adalah capres-capres yang tidak memiliki model yang sama dari presiden-presiden atau pemimpin yang sudah ada. Memiliki alternatif cara berfikir dan berperilaku. Capres alternatif yang dibutuhkan sekarang adalah kader-kader yang merasa mampu menjadi presiden dengan cara pandang yang berbeda dr yang ada sekarang,” ujarnya dalam diskusi pilar negara bertajuk “Capres Alternatif Antara Wacana dan Peluang” di Jakarta, Senin (19/7). Continue reading “Suara Pembaruan: Capres Alternatif Bukan Berarti Dari Luar Parpol”

Persahabatan Indonesia dan Maroko Semakin Erat

Hubungan Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko dalam dua tahun terakhir semakin dekat. Jarak yang memisahkan kedua negara terbukti bukan hambatan yang berarti.

“Volume dagang kedua negara memang masih kecil. Namun memperlihatkan kenaikan yang cukup signifikan. Tahun lalu hanya sebesar 100 juta dolar AS. Sementara tahun ini, untuk paruh pertama saja, sudah 100 dolar AS,” ujar Duta Besar Kerajaan Maroko, Muhammad Majdi, dalam jamuan makan malam di kediaman Duta Besar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam (15/11).

Continue reading “Persahabatan Indonesia dan Maroko Semakin Erat”

Siapa yang Jadi Badut Politik di Balik UU Migas

Sebuah artikel yang tengah beredar luas di jejaring media sosial yang ditulis ekonom Lin Che Wei mengkritik sepak terjang sejumlah tokoh yang mengajukan judicial review terhadap UU 22/2001 tentang Migas. Judicial review ini, seperti telah diketahui bersama, berujung pada antara lain pembubaran BP Migas.

Artikel tersebut mempertanyakan konsistensi dan itikad para penggugat. Menurut si penulis artikel, beberapa di antara penggugat seperti DR. Rizal Ramli dan Kwik Kian Gie yang menjadi ahli kunci dalam persidangan judicial review yang digelar Mahkamah Konstitusi, dan bahkan Ketua MK Mahfud MD, terlibat dalam pemerintahan ketika draft RUU Migas itu dibahas dan akhirnya diputuskan menjadi UU.

Continue reading “Siapa yang Jadi Badut Politik di Balik UU Migas”

Boediono dan Sri Mulyani Pantas Jadi Tersangka

Seperti komidi putar. Itulah agaknya istilah yang pantas digunakan untuk menggambarkan nasib megaskandal danatalangan untuk Bank Century senilai Rp 6,7 triliun sejak dipegang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Perkembangan terakhir, Wakil Ketua KPK, Busyro Muqaddas, akhir pekan lalu dengan percaya diri mengatakan bahwa dalam waktu dekat kasus ini akan ditingkatkan statusnya dari penyelidikan menjadi penyidikan. Pernyataan ini mengulangi sesumbar Ketua KPK Abraham Samad yang mengatakan bahwa sebelum tahun berganti status megaskandal Century akan naik kelas. Continue reading “Boediono dan Sri Mulyani Pantas Jadi Tersangka”

Selagi Tokoh 4L Ngotot, Indonesia Sulit Jadi The Next China

Sulit membayangkan Indonesia dapat bangkit menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang benar-benar diperhitungkan di kawasan regional, apalagi global.

Hasrat “menjadi” the next China, India, Jepang atau Korea hanya akan tinggal sebagai mimpi kosong di siang bolong selagi kompetensi tidak dijadikan kriteria utama dalam memilih pemimpin, baik di tingkat lokal maupun nasional. Continue reading “Selagi Tokoh 4L Ngotot, Indonesia Sulit Jadi The Next China”

Teguh: Kerjasama Indonesia-Maroko Tidak Terhambat Jarak

Indonesia dan dan Kerajaan Maroko dipisahkan jarak yang terbentang sepanjang tak kurang dari 12 ribu kilometer. Indonesia terletak di tengah persilangan Samudera India dan Samudera Pasifik. Sementara Maroko berada pada pertemuan Samudera Atlantik dan Laut Mediterania.

Namun demikian, bukan berarti jarak yang jauh ini menjadi penghambat hubungan kedua negara.

Continue reading “Teguh: Kerjasama Indonesia-Maroko Tidak Terhambat Jarak”