Mengenang Kudeta Gagal Sang Wakil Presiden

“Sekarang Anda lelah. Begitu berat beban yang Anda tanggung. Istirahatlah. Biarkan kami yang akan bekerja.”

Demikian pesan yang pernah disampaikan Wakil Presiden Uni Soviet, Gennady Yanayev, kepada Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbacev, 20 tahun lalu.

Gorbachev masih mengingat kudeta yang dipimpin Yanayev. Drama kudeta gagal itu menghiasi media-media utama di Rusia hari ini (19/8), termasuk Metro, harian berbahasa Rusia yang terbit di St. Petersburg.

19 Agustus 1991, kelompok militer Uni Soviet yang dikuasai oleh Wapres Yanayev mengepung Kremlin untuk menggulingkan Gorbachev yang menurut mereka semakin lemah dan kehilangan visi dalam memimpin negara adidaya itu. Kudeta yang diotaki Wapres Yanayev  tak berhasil mendapatkan dukungan rakyat.

Dua hari kemudian Presiden Negara Bagian Rusia, Boris Yeltsin, naik ke atas tank dan membubarkan kudeta.

Pejabat Partai Komunis dan militer yang terlibat dalam kudeta dijatuhi hukuman. Ada yang memilih bunuh diri sebelum ditangkap.

Walau dapat dipatahkan namun kudeta gagal itu menjadi pemicu kehancuran Uni Soviet. Beberapa negara bagian yang dikuasai selama 70 tahun memisahkan diri. Sebagian besar memilih bergabung dengan Republik Federasi Rusia.

Sehari sebelum mengerahkan tentara ke Kremlin, Yanayev mengirim empat pejabat teras ke dacha tempat peristirahatan Gorbachev di Foros, Crimea.

Keempat pejabat itu adalah Wakil Kepala Dewan Pertahanan Uni Soviet Oleg Baklanov, Kepala Sekretaris Kabinet Valeriy Boldin, Sekretaris Pimpinan Pusat Partai Komunis Oleg Shenin, dan Wakil Menteri Petahanan Vakentin Varennikov. Mereka mendesak Gorbachev mengumumkan negara dalam keadaan darurat atau menyerahkan kekuasaan kepada Yanayev.

“Dengan jujur saya katakan tidak terpikir oleh saya bahwa peristiwa itu sampai kepada kudeta. Ada memang konflik dan kekuatan yang berhadapan, tapi saya tidak menduga akan ada kudeta,” kenang Gorbachev.

Saat mengetahui dirinya didatangi tamu tak diundang, Gorbachev berusaha menghubungi orang-orangnya untuk mencari tahu siapa yang datang, siapa yang mengutus mereka dan demi tujuan apa. Tapi tidak satu pun telepon yang diangkat.

“Waktu itulah saya mengetahui semua jaringan telepon diputus, termasuk telepon strategis. Saat itulah saya sadar bahwa “kawan-kawan” saya membuat gerakan,” ujarnya lagi.

Menyadari keadaan semakin gawat, Gorbachev mengumpulkan anggota keluarga dan berkata:

“Kita dalam situasi berbahaya. Saya tahu apa yang bisa terjadi. Dan ketahuilah saya tidak akan berkompromi dengan mereka.”

Tempat peristirahatan Gorbachev dikelilingi lima lapis pasukan pro Yanayev. Tak seorang pun dibiarkan datang dan pergi.

Ketika kembali ke Moskow beberapa hari kemudian, Gorbachev menemukan dirinya dan Uni Soviet sungguh di ambang kehancuran. Yeltsin telah mengakuisisi semua properti Uni Soviet di Rusia dan beberapa negara bagian lainnya. Kehancuran itu pun tampak semakin nyata.

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s