Pacar Megawati Masih Misteri [Keren dan Ganteng yang Dicari]

MEGAWATI sendiri yang minta dicarikan pacar. Tidak tanggung-tanggung, pacar yang keren dan ganteng.

“Kalau orangnya jelek, saya nggak mau, lho,” begitu kata Mega di depan para peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Makassar bulan Mei 2008 lalu.

Tulisan ini juga dimuat di myRMnews.

“Susahnya saya ini sendirian, sementara calon yang lain laki-laki. Siapa suruh PDIP calonnya prempuan. Jadi saya selalu berbisik-bisik kalau ditanya orang, siapa yang Ibu mau. Ih, kayak tidak tahu saja. Kan orang cari pacar saja susah ya. Saya kan juga kepingin punya pacar yang keren, ganteng, dan sebagainyalah. Jadi saya bilang tunggu saja dulu, ya, toh masih ada waktu,” kata Mega di luar teks pidato yang tengah dipegangnya. 

“Makanya kalau nanti lihat orang, mulailah berpikir, kalau ini dipasangkan dengan Ibu cocok apa gak ya. Kalau orangnya jelek saya gak mau, lho,” sambungnya.

Mega tak sedang bermaksud menduakan Taufik Kiemas, suaminya. Yang dimaksud Mega dengan pacar yang keren dan ganteng adalah tokoh yang layak dan pantas mendampingi dirinya sebagai cawapres dalam pemilihan presiden tahun 2009.

Sejak Mega menyampaikan keinginannya itu, pembicaraan mengenai siapa yang akan mendampingi Mega pun semakin seru. Dan menjelang Rakernas IV PDIP di Solo, Jawa Tengah, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Prabowo Subijanto menjadi dua tokoh yang diperkirakan banyak pihak akan menjadi pendamping Mega.

Taufik Kiemas bahkan ikut memberikan sinyal kuat bahwa SHBX lah yang lebih diminati. Mega-Buwono, begitu nick name yang telah disiapkan untuk Mega dan SHBX.

Dari dalam kandang banteng terdengar suara-suara yang hanya sebatas lebih suka Sri Sultan karena raja Jogja (bukan raja Jawa) ini dinilai paling “bersih dari persoalan” dibanding nama-nama lain yang juga disebut-sebut layak mendampingi Mega.

Informasi lain mengatakan, Mega sebenarnya lebih suka bila Prabowo yang mendampinginya. Tetapi di sisi lain Prabowo belum mau disandingkan dengan Mega. Alasannya, mantan Danjen Kopasus dan Pangkostrad ini masih menunggu hasil pemilihan anggota legislatif bulan April 2009.

Suara lain di kandang banteng memperlihatkan rasa tidak suka bila Mega berdampingan dengan Prabowo. Apalagi, belakangan pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu membawa-bawa nama keluarga Cendana dan Suharto.

Bagaimana dengan Mega? Ia akhirnya buka mulut. Mega mengaku dirinya belum menentukan siapa yang akan menjadi pacarnya.

Saat menutup Rakernas IV PDIP di Solo, Mega malah mengulur waktu. <Klik ini>

“Rapat kerja nasional yang akan datang akan menjadi puncak penentuan cawapres pendamping dalam pemilu,” ujar Mega.

Hasil rakernas di Solo, masih kata Mega, akan ditindaklanjuti dalam rapat kerja berikutnya — diselenggarakan pada tempat dan waktu yang akan ditentukan kemudian.

Yang jelas, demikian Mega, Rakernas IV telah mencatat dengan baik sejumlah nama yang dinilai layak mendampinginya.

Evaluasi yang situasional-lah, menurut Mega, yang menentukan siapa yang akan mendampinginya. Thus, PDIP pun tidak membrikan rincian jelas siapa saja tokoh yang sedang digodok untuk jadi pacar Mega.

Masih misteri.

2 Replies to “Pacar Megawati Masih Misteri [Keren dan Ganteng yang Dicari]”

  1. OMONG KOSONG SBY vs BUALAN MEGA

    Dengan nama rakyat, Susilo Bambang Yudhoyono ataupun Megawati menjadikan rakyat sebagai barang dagangan kampanye politik 2009. Satu persatu rangkaian kata hingga terkumpul 41,1jutajiwa(21,92%) rakyat miskin merupakan nilai fantastis untuk dijadikan bahan kampanye.

    Lantas, “apakah yang sudah mereka lakukan untuk mengurangi kemiskinan??!!”

    “Apakah kebijakan mereka selama ini berpihak pada kemiskinan??!!”

    Dan sekarang, demi kekuasaan 2009, mereka menjual nama kita. Semua atas nama dan demi nama rakyat.

    “Apakah pantas rakyat dijadikan objek kampanye??!!”

    “Apakah rakyat hanyalah bahan pemanis indah peraih kekuasaan??!!”

    renungkanlah;

    “siapapun presidennya, rakyatlah yang akan menderita, karena rakyat hanyalah tumbal demokrasi”

  2. Aku tidak mau Presidenku pacaran, bukannya mendahului memilih tapi saya sepertinya tidak memilih Megawati S, bukan juga karena memiliki inisial S, tapi aku ingin pemimpin laki-laki. Bukan berarti menentang jender, tetapi cukup keyakinan saya yang suah tertanam bahwa suara wanita dalam bersaksi dipengadilan hanya 1/2 dari laki-laki begitu pula dalam pembagian warisan. Akupun akan perjuangkan terus sampai orang lain mengakui keyakinan saya ini.

Leave a reply to redaksi Cancel reply