MENYAMBUNG posting sebelumnya, berikut adalah lima berita myRMnews.com yang dipersoalkan oleh anggota Komisi I DPR RI Djoko Susilo. Continue reading “Berita Rakyat Merdeka Online yang Dipersoalkan Djoko Susilo”
Rakyat Merdeka Online Dilaporkan Ke Polisi
IndoPos, Rabu, 31 Okt 2007
Dituduh Calo, Lapor Polisi
JAKARTA – Pemberitaan soal dugaan calo anggaran dalam pengadaan alutsista yang menyudutkan dua nama anggota komisi I berbuntut panjang. Djoko Susilo, salah seorang anggota komisi I yang merasa dicemarkan namanya akibat pemberitaan tersebut, akhirnya melaporkan pemberitaan dari sebuah situs pemberitaan online ke Polda Metro Jaya. Selain itu, dia juga mengadukan kasusnya ke Dewan Pers. Continue reading “Rakyat Merdeka Online Dilaporkan Ke Polisi”
Ikrar Kaum Muda Indonesia
INDONESIA lahir dari rahim perjuangan melawan ketidakadilan. Kalimat pertama Pembukaan UUD 1945 dengan tegas menyatakan, “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Dari zaman ke zaman kaum muda menyumbang tenaga, pikiran dan jiwa mereka untuk menegakkan cita-cita ini: bebas dari segala bentuk penjajahan, oleh asing pun bangsa sendiri. Continue reading “Ikrar Kaum Muda Indonesia”
Tentang Agama, yang oleh Sebagian Orang Disebut Candu
SAYA tak bermaksud menggurui. Tapi kalau ada waktu, mungkin ada baiknya membaca buku Ali Syariati, yang judulnya dalam bahasa Indonesia: Agama versus “Agama”.
Saya juga tak bermaksud mengurui. Tetapi setahu saya, semantik memang seringkali menjebak kita. Sampai pada satu titik, beragama dan tidak-beragama sama saja artinya. Ber-Tuhan dan tidak-ber-Tuhan juga sama saja artinya. Continue reading “Tentang Agama, yang oleh Sebagian Orang Disebut Candu”
Laki-laki Tak Dikenal Ancam Tembak 30 Mahasiswa UHM
BERIKUT adalah alert yang dikirim oleh Kepala Keamanan University of Hawaii at Manoa, Neal Sakamoto yang dirilis Kamis siang waktu Hawaii atau Jumat pagi waktu Indonesia: Continue reading “Laki-laki Tak Dikenal Ancam Tembak 30 Mahasiswa UHM”
Lebaran Pertama di Hawaii
Pernah ada suatu masa, ketika kita merasa sendirian di negeri orang, atau di tengah pengasingan yang sepi menyampaikan ucapan Mohon Maaf Lahir dan Bathin untuk teman yang jauh. Selamat Lebaran, Selamat Idul Fitri 1428 Hijriah. Semoga tidak kurang satu apapun.

BARU kali ini saya merayakan Lebaran jauh dari keluarga. Sepi sendirian di kamar saya yang sempit, ditemani buku-buku yang bergeletakan dimana-mana; di atas meja, di atas lantai, di atas kasur. Kebanyakan mengenai nasionalisme, Islam dan Indonesia. Juga Sukarno. Printout beberapa hasil riset politik juga menumpuk di atas meja. Continue reading “Lebaran Pertama di Hawaii”
Duh, Lebaran di Hawaii
Harmony between the two religions [Moslem and Christian] is not only necessary for world peace; it is natural.
DI Hawaii, shalat Idul Fitri yang dilaksanakan Sabtu pagi (13/10) atau Minggu dinihari (14/10) kemarin dihadiri sekitar 1000 umat Islam dari berbagai negara. Shalat Idul Fitri digelar di padang rumput Magic Islands, kompleks pantai wisata Ala Moana, Honolulu. Tak jauh dari lokasi shalat beberapa pengunjung pantai berjemur di atas pasir putih sementara beberapa lainnya asyik bermain dengan ombak. Beberapa pengunjung pantai juga menyempatkan diri menonton shalat Idul Fitri, dan mendengarkan khutbah yang disampaikan sang khatib Dr. Muhammad Abdullah. Continue reading “Duh, Lebaran di Hawaii”
Menjelang Hari Raya…
KITA semua tentu punya cerita tentang Ibu kita masing-masing. Izinkan aku, di tengah malam ini, di sela-sela mengerjakan tugas yang akan dikumpul besok pagi bercerita tentang sosok itu: Dahlia Ketaren. Wanita yang melahirkanku, membesarkanku dan mengajarkan kepadaku apa yang harus aku lakukan dan apa yang harus tidak aku lakukan.
Bagiku, semoga ini tidak salah, ia-lah penjelmaan Tuhan di atas muka bumi ini.
Pertengahan tahun 2001, Ibuku diserang tekanan darah tinggi hingga mencapai 285. Aku yang baru beberapa bulan bekerja di kantorku memutuskan untuk pulang dan menemani Ibuku di rumah sakit Adam Malik. Dari Polonia, tempat pertama yang kutuju adalah rumah sakit.
Dia yang sedang terbaring, berbinar-binarnya matanya melihat kehadiranku. Tangannya menggapaiku, mulutnya hendak berkata “Anakku”, tapi suaranya tak terdengar jelas. Tekanan darah tinggi telah membuatnya tak bisa menggerakkan sebagian besar anggota tubuhnya, termasuk mulutnya untuk bicara. Saat itu juga aku putuskan akan tinggal di rumah sakit sampai ia kembali pulang ke rumah dalam keadaan sehat, atau sesehat mungkin.
Satu bulan lebih aku di Medan, dan selama masa itu hanya sekali aku bermalam di rumah kami. Selebihnya, seperti yang aku janjikan, aku menghabiskan waktuku di rumah sakit bersama Ibuku. Setiap pagi, aku memapahnya ke luar ruangan, menjemurnya di bawah sinar matahari. Membantu Ibuku menggerakkan kaki dan tangannya, membantunya melangkah dan menggenggam. Menyuapinya. Memberi semangat kepadanya, menjelaskan sebisaku bahwa penyakitnya dapat disembuhkan. Membelikan buah-buahan yang dia suka. Pernah suatu malam, aku berputar-putar kota Medan untuk mencari duku Palembang yang dimintanya. Aku pulang dengan tangan kosong, karena saat itu memang sedang tak musim duku Palembang. Untunglah, Ibuku tak kecewa.
Suatu hari, hapeku berbunyi. Seorang senior dari kantorku di seberang sana memberi tahu bahwa mereka sedang rapat untuk membahas kinerja anak-anak baru. Dan katanya, namaku ada dalam daftar yang akan dipecat karena sudah dua minggu tak hadir di kantor. Kepada senior ini aku katakan, “Bang, terima kasih. Aku tak bisa ke Jakarta sekarang. Ibuku hanya satu. Soal pekerjaan, insya Allah, ada banyak.” Sampai sekarang, mereka, kantorku itu, tak juga memecatku.
Aku tetap memilih tinggal di Medan menemani Ibuku. Keadaannya semakin baik. Tekanan darahnya turun, walau tak bisa normal. Seingatku, sekitar 180. Dan yang paling menggembirakan, Ibuku kembali bisa berjalan, kembali bisa berbicara seperti semula. Walau dari luar tampaknya tak ada fungsi motorik yang terganggu, tetapi ternyata di dalam sana ginjalnya rusak berat hingga tak berfungsi sama sekali. Dan ia harus cuci darah dua kali setiap minggu.
Tiap kali cuci darah sungguh membuat hatiku tak menentu. Bayangkan, aku harus menyaksikan Ibuku ditusuk-tusuk, pada pangkal paha dan lengannya, dengan jarum yang besarnya minta ampun. Itu belum seberapa. Aku harus menyaksikan darahnya dipompa keluar dan dipompa masuk. Setiap kali cuci darah, Ibuku harus tinggal di dalam ruangan yang dingin itu selama 4 jam. Sampai sekarang mesin pencuci darah itu masih melekat di pelupuk mataku, sementara bunyi mesinnya masih terngiang di telingaku.
Di minggu keempat, Ibuku sudah boleh meninggalkan rumah sakit. Tetapi, ia tetap harus melanjutkan cuci darah, dua kali dalam seminggu.
Bulan Mei 2002, aku kembali pulang. Kali ini Ibuku masuk ruang ICU RS Pirngadi Medan. Seperti setahun sebelumnya, dari Polonia tempat pertama yang kutuju adalah rumah sakit. Di depan rumah sakit, Ayahku telah menunggu. “Lemah, Guh. Keadaan Mama lemah.”
Di ruang ICU, aku melihatnya terbaring. Ia memang melemah. Ya Tuhan, tubuhnya membengkak, wajahnya menguning. Nafasnya satu dua. Secara medis, Ibuku koma. Aku hanya bisa membisikkan doa-doa yang aku tahu. Aku tak cukup yakin, apakah Ibuku bisa mendengar suaraku. Di saat aku kehilangan harapan, tangannya menggenggam tanganku. Cukup erat. Hanya sebentar.
Keesokan harinya, Ibuku meninggal dunia. Aku ada di sana ketika ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Tubuh yang tadinya bengkak kembali normal. Wajahnya kembali kuning langsat.
Selama Ayahku dan kakakku mengurus berbagai hal di luar sana, aku menemani jenazah Ibuku. Mengucapkan janji-janji yang aku harap bisa aku tepati. Membaca Quran kecil yang selalu kubawa kemana-mana (kini tertinggal di Jakarta) untuknya. Berbicara dengannya seolah ia masih bisa mendengarkan suaraku.
Ibuku dimakamkan sehari kemudian. Luar biasa banyak yang datang melihat jenazahnya disemayamkan di rumah kami dan juga yang mengantarnya ke liang kubur. Sepanjang jalan dari rumah kami ke kuburan, di atas ambulans, mulutku hanya bisa berkata “Allahu Akbar”.
Di malam ini, izinkan aku mengenang Ibuku. Izinkan aku mengajak kita semua mengenang Ibu kita. Doakan ia yang sudah berada di alam sana. Sayangi ia yang masih ada bersama kita.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H.
Dubes RI: Mainkan Total Diplomasi
PEKAN ini untuk kali pertama sejak bertugas sebagai Duta Besar di Amerika Serikat, Duta Besar Republik Indonesia Sudjanan Parnohadingrat mengunjungi Honolulu, dan bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di Hawaii. Dalam pertamuan dengan masyarakat Indonesia yang dilaksanakan di Tokai University, Kapiolani Boulevard, Honolulu, 7 Oktober 2007, Dubes Parnohadiningrat menegaskan kini adalah saatnya seluruh komponen bangsa Indonesia memainkan jurus total diplomasi. Continue reading “Dubes RI: Mainkan Total Diplomasi”
Ya Ganyang Malaysia, Ya Ganyang Indonesia
SULIT BENAR. Tadinya saya sudah “berjanji” dalam hati tidak akan mengirim posting apapun di milis manapun. Janji ini terutama setelah saya membaca (lagi) tulisan Kang Jalal yang saya hormati, yang diposting oleh Bu Ida beberapa waktu lalu. Terima kasih Bu Ida.
Tetapi beberapa hari lalu dan kemarin, terkirim jugalah dua cerita dari masa silam, yang tak ada hubungannya sama sekali dengan konteks apapun saat ini (kecuali kalau mau disambung-sambungkan).
Biasanya, dan mestinya, dalam etika permilisan ditulis kata “OOT:” atawa out of topic sebagai pembuka subject e-mail atau posting. Sehingga pembaca, anggota milis, dapat mengerti sifat dari e-mail itu, dan tak perlu repot membukanya kalau memang merasa sedang tak membutuhkan sesuatu yang OOT. Continue reading “Ya Ganyang Malaysia, Ya Ganyang Indonesia”
Amien Bertanya: Apa Nggak Ditertawakan Ayam
SETELAH Megawati Soekarnoputri, Gus Dur dan Sutiyoso berturut-turut menyatakan siap menjadi calon presiden pada Pilpres 2009 mendatang, akhirnya Amien Rais buka mulut. Amien Rais, mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) dan mantan ketua MPR yang kandas dalam putaran pertama Pilpres 2004 lalu mengatakan dirinya merasa aneh melihat deklarasi kesiapan beberapa tokoh menjadi calon presiden. Continue reading “Amien Bertanya: Apa Nggak Ditertawakan Ayam”
Berita Kemaluan Jenderal Disilet Bikin Bung Karno Donder
BUNG KARNO donder. Dalam 1 x 24 jam ia dua kali donder.
Bung Karno donder mendengar kabar dan berita yang mengatakan bahwa para perwira Angkatan Darat yang menjadi korban dalam peristiwa di subuh 1 Oktober 1965 mengalami penyiksaan mahahebat sebelum nyawa mereka dihabisi. Kabar seperti ini, menurut si Bung, sengaja disebarluaskan untuk membakar emosi rakyat dan mendorong “gontok-gontokan” di kalangan rakyat yang akhirnya menjelma menjadi “sembelih-sembelihan”.
Continue reading “Berita Kemaluan Jenderal Disilet Bikin Bung Karno Donder”
Tentang Farah Kinanti

FARAH Shafa Kinanti Santosa. Lahir di RSI Pondok Kopi, 24/03/2004, 09.50 WIB, (bb 4,25 kg, tb 51 cm) lewat operasi caesar. Kini mondok di preschool. Foto-foto ini diambil sehari sebelum HUT, Maret lalu.
Untung Sebenarnya Bernama Kusman
Letkol (Purn) Soehardi:Untung Sebenarnya Bernama Kusman
Oleh: Julius Pour (dikutip dari Sinar Harapan)
SALAH seorang sosok misterius dalam Peristiwa G-30-S (Gerakan 30 September) namanya Untung. Dengan mendadak, dia muncul ke atas pentas. Dia tampil sebagai tokoh utama sekaligus pusat peristiwa. Tetapi, hanya dua minggu nama Komandan Dewan Revolusi tersebut bertahan, sebelum akhirnya bisa diringkus di Tegal, ditahan, dan diajukan ke Mahmilub (Mahkamah Militer Luar Biasa) kemudian dijatuhi hukuman mati. Continue reading “Untung Sebenarnya Bernama Kusman”
Kesaktian Pancasila: Ancaman Masih Nyata
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (1/10). Sebelum upacara dimulai pukul 08.00, Presiden secara pribadi meninjau diorama yang menggambarkan upaya pengkhianatan terhadap Pancasila. Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengemukakan, peninjauan diorama itu dilakukan sekitar 20 menit. Kebiasaan ini berbeda dengan Presiden Soeharto yang meninjau diorama setelah upacara bersama peserta upacara. Diorama berada di museum, yang terletak di sisi barat lapangan upacara. Continue reading “Kesaktian Pancasila: Ancaman Masih Nyata”
Sutiyoso for President (?)
GUBERNUR DKI Jakarta Sutiyoso menyatakan siap maju sebagai calon presiden 2009-2014. Hal itu disampaikannya dalam deklarasi politik sekaligus deklarasi pencalonan dirinya sebagai capres di Ball Room Hotel Four Season, Jakarta, Senin (1/10).
“Dengan memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa , saya menyatakan siap mencalonkan diri sebagai Presiden 2009-2014,” kata pria yang biasa disapa Bang Yos. Continue reading “Sutiyoso for President (?)”
Mungkinkah SBY Gaet Ical?
SUSILO Bambang Yudhoyono diprediksi menggaet Menko Kesra Aburizal Bakrie menjadi calon wakil presiden 2009, jika Jusuf Kalla memutuskan maju sebagai calon presiden. Mengapa? Pengusaha besar asal Lampung itu merupakan sosok yang paling identik dengan Jusuf Kalla, ketimbang Agung Laksono maupun tokoh lain.
“Ada latar belakang Golkar-nya dan sama-sama pengusaha besar,” kata pengamat politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf kepada Rakyat Merdeka, kemarin. Continue reading “Mungkinkah SBY Gaet Ical?”
