
MASYARAKAT Karo mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk kembali mempelajari kearifan lokal yang berkembang di Nusantara sejak zaman dahulu kala. Kearifan inilah yang membuat persatuan dan kesatuan diantara masyarakat Indonesia yang majemuk —yang terdiri dari ratusan suku bangsa dengan ratusan bahasa daerah itu— menjadi mungkin.
Hal tersebut disampaikan Ketua Himpunan Masyarakat Karo Indonesia (HMKI) Liasta Surbakti, usai bertemu Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah di Jakarta, kemarin.
Kunjungan ke Mensos Bachtiar Chamsyah itu dilakukan untuk menjelaskan peringatan 100 tahun penyebaran agama Islam di Tanah Karo yang dibawa Tuan Guru H Sulaiman Tarigan. Peringatan itu akan digelar di Bidakara, Jakarta, malam ini.
Liasta yang juga menjadi ketua panitia pergelaran ini mengatakan, selain Bachtiar yang me wa kili pemerintah, sejumlah tokoh nasional lintas agama dan lintas suku juga akan hadir dalam acara yang bertema ”Dengan Menyelami Budaya Kita Pererat Silaturahmi Dalam Keberagaman”.
Tokoh-tokoh nasional tersebut antara lain adalah Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, Pre siden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring, Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo, Letjen (Pur) Amir Sembiring, KH Abdurrahman Wahid, dan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
”Kami ingin mengajak agar kita semua bersyukur atas keberagaman kita yang dianugerahkan Tuhan. Selain tokoh-tokoh tadi acara ini juga dihadiri cendekiawan dan tokoh masyarakat, khususnya para tokoh Kristen dan Katholik,” kata Liasta yang didampingi Sekretaris Panitia M. Subur Sembiring, dan Bendahara Panitia yang juga Sekretaris HMKI Jakarta Helwin Ginting.
Subur yang juga Ketua Bidang Organisasi DPP Keluarga Muslim Karo (Kamka) berharap kearifan lokal yang ditampakkan Tuan Guru H Sulaiman Tarigan ketika menyebarkan agama Islam di Tanah Karo dapat menjadi contoh dan diteladani masyarakat Indonesia kontemporer.
Faktanya, kata dia, Tuan Guru Tarigan dapat menyebarkan agama Islam dan di saat bersamaan menjaga kerukunan masyarakat Karo yang majemuk.
Di Karo pake gelar Tuan Guru juga? sama seperti di lombok. BTW, bang teguh masih garis keturunan TG Tarigan ya?
ya, di sumut kayaknya istilah tuan guru merujuk pada alim ulama adalah hal yang sering dijumpai. soal hubungan dengan t.g. tarigan aku belum pernah cari tahu. nanti aku tanyakan pada anggota keluarga yang lain.
keturunan tuan guru ya, zal?
berarti sama kyk di lombok, bahkan sekarang ntb punya gubernur tuan guru. ga ada keturunan bang, saya orang sumbawa, bukan orang lombok..hehe
Mau ikut nimbrung nih. kalau boleh tahu lebih jauh tentang penggunaan gelar Tuan Guru di tanah karo, kira-kira sejarahnya gimana ya?
bin juan tarigan