
AMERIKA tetap ngotot hendak menyerang Afghanistan. Rencana itu memunculkan gelombang solidaritas Islam dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Front Pembela Islam (FPI), misalnya, mengancam akan merusak fasilitas Amerika di Indonesia, kalau serangan ke Afghanistan benar terjadi. Di saat bersamaan, Presiden Megawati Soekarnoputri juga berancana bertemu dengan Presiden George Bush.
Apakah akan ada pesan yang disampaikan Mega kepada Bush, atau sebaliknya?
Berikut petikan wawancara Teguh Santosa dari Rakyat Merdeka dengan Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab.
Mengapa FPI bernafsu sekali menghadapi Amerika?
Persoalannya begini, Amerika sudah cukup lama berupaya membentuk stigma yang sangat buruk tentang Islam yang selalu digambarkan sebagai perusuh, penjahat, tidak kompromis, ekstremis, dan sebagainya.
Nah, karena itu apa yang terjadi saat ini pun, kelihatannya Amerika ingin memperkuat stigma tadi. Mereka butuh menciptakan pembenaran untuk melakukan serangan ke sebuah negara Islam. Jadi sikap kami ini harus dilihat sebagai reaksi atas arogansi Amerika ini. Semoga itu jadi warning bagi Amerika.
Mereka harus tahu umat Islam dimana pun siap untuk membela sesama saudaranya. Umat Islam tidak pernah ridho dengan arogansi yang suka memojokkan Islam. Islam juga anti terorisme. Mereka harus tahu itu. Mereka tidak punya hak menuding Islam sebagai biang teroris.
Bila Anda menyerang fasilitas Amerika, apakah itu tidak kontraproduktif?
Kalau Amerika menyerang Afghanistan secara membabi buta, dan banyak saudara Muslim kita menjadi korban, tentu FPI tidak akan tinggal diam sebagai bagian dari gerakan Islam. Ini bukan soal produktif atau kontraproduktif. Ini soal solidaritas umat Islam yang terbangun dengan sendirinya. Amerika memang layak mendapat pelajaran. Mereka harus tahu betul, umat Islam punya ukhuwah yang tidak bisa dihancurkan oleh siapa pun.
Pernyataan kami itu bukan hanya sekadar ancaman. Itu adalah pedoman perjuangan. Satu hal yang perlu dicatat, kami tidak bermaksud menjadikan Amerika sebagai musuh. Ini tergantung bagaimana Amerika merespon kejadian itu. Kalau mereka merespon dengan cerdas, dan tidak menempatkan Islam sebagai musuh, serangan FPI pasti tidak akan terjadi.
Kalau Amerika bisa membuktikan bahwa orang yang selama ini dituduhnya sebagai biang kerok yang mengganggu, ternyata benar adanya, no problem. Pemerintah Taliban saja mau menyerahkan Osama bin Laden bila Amerika punya bukti yang cukup kuat. Tapi sampai saat ini kan Amerika tidak mampu mengemukakan bukti-bukti itu.
Hubungan kita dengan Amerika selama ini baik. Jangan-jangan serangan Anda ini bisa membuat semuanya jadi berantakan.
Saya lihat kebaikan Amerika tersebut selalu semu. Amerika perlu menunjukkan sikap baik itu karena mereka punya banyak kepentingan di negara ini. Kita bisa lihat ladang minyak dan tambang emas Amerika ada di Indopensia. Kita tidak boleh lupa itu. Bahkan yang menyakitkan, kita yang punya minyak, Amerika mengolahnya. Dan kita kekurangan minyak.
Hubungan baik semu ini tidak usah dibanggakan. Bukan kita yang mencari uang di Amerika. Sebaliknya Amerika yang cari uang di sini. Mereka yang mengeruk kekayaan kita. Ironis kan. Kita dipaksa punya utang ke Amerika. Rakyat kita yang susah mencari minyak dan membayar listrik. Apa ini hubungan baik? Saya kira ini penjajahan ekonomi gaya baru.
Fasilitas milik Amerika apa yang akan Anda sikat pertama kali?
Kami akan mempersempit ruang gerak wisatawan Amerika, agar mereka tidak bisa bergerak seenaknya di Indonesia. Kedua, adalah fasilitas kepentingan Amerika sebagaimana saya sampaikan tadi yang sudah luar biasa. Kalau mau jihad, enggak mesti ke Afghanistan. Kita jihad menghadapi Amerika di sini pun bisa.
Apakah Anda merencanakan pengepungan Kedubes Amerika? Tidakkah pemerintah Amerika tersinggung?
Itu sudah pasti salah satu agendanya. Kunjungan Mega ke Amerika kami lihat sebagai jebakan politik. Indonesia ini kan negara berpenduduk Islam terbesar. Kalau Mega ke sana ini artinya Indonesia membenarkan Amerika untuk melakukan tindak represif ke negara Islam lainnya. Saya sudah protes keras.
Mega akan menjadi alat Amerika. Kalau tujuan Mega ke sana demi kepentingan pembangunan ekonomi kita, nggak masuk akal. WTC nya saja baru runtuh. Kapitalisme itu baru hancur kok. Jangan bicara Amerika akan membantu kita saat ini.
Apakah ini berarti Anda menarik dukungan dari Mega?
Dari awal diangkatnya Mega, kami tidak mengakui pimpinan wanita. Tetapi secara konstitusional kami sudah punya komitmen. Kami tidak ingin menentang konstitusi. Dari sisi syariat kami konsisten menolak pemimpin wanita. Dari sisi konstitusional kami tidak melanggar apapun. Kami tidak mengganggu kebijakan negara ini selama konstitusional
Rencana serangan atas fasilitas Amerika tentu tidak populer di kalangan aparat. Bisa jadi mereka yang berhadapan dengan Anda. Siap?
Setiap langkah perjuangan pasti punya risiko. Kalau tidak mau risiko, tidur saja lah.
FPI sudah menggelar latihan?
Kalau bicara soal latihan, sejak FPI lahir, latihan itu menjadi kegiatan rutin FPI. Soal latihan, sudah tidak perlu dipertanyakan.
Latihan yang saya maksudkan berkaitan dengan rencana penyerangan tersebut. Apa ada latihan khusus, cara menghadapi serangan Amerika dan bergerilya?
Pelatihan di sini maksudnya adalah untuk menguatkan jasmani dan mental. Tanpa ada peristiwa di Amerika pun anggota FPI akan terus berlatih seperti itu.
Apakah FPI punya hubungan dengan Taliban?
Kami tidak punya hubungan resmi dengan Taliban apalagi Osama bin Laden. Saya tidak berbicara demi kepentingan Taliban atau Osama. Osama bin Laden sedang dijadikan musuh bersama oleh Amerika. Mereka memproduksi opini seperti ini. Dari beberapa kejadian, mulai dari serbuan Tripoli, Teheran dan Baghdad, secara licik Amerika selalu mengkerucutkan masalah dulu.
Biasanya dia bilang dia akan perang melawan teroris, jadi warga Islam tidak merasa terancam. Kalau stigma ini berhasil dibangun Amerika, dunia Islam akan menonton saja serangan atas Afghanistan. Inilah pentingnya mengapa dunai Islam harus waspada dengan stigma itu. Jangan sampai kita diadu domba dan termakan dengan skenario yang mereka lakukan.
Ada berita dari India, Osama saat ini justru tengah berada di Indonesia?
Ini cukup menarik. Dua bulan lalu Amerika Serikat pernah menutup kedutaannya selama dua hari. Alasannya ada gelombang teroris yang masuk ke Indonesia. Sebenarnya, itulah awal Amerika melempar isu seperti ini. Saat itulah mereka membangun opini bahwa teroris itu adalah Osama. Lalu, Osama juga dikabarkan bertemu dengan tokoh Islam garis keras di Indonesia.
Itu hanya isu saja. Amerika ingin menyeret Indonesia dalam konflik. Setidaknya gerakan Islam Indonesia bisa terseret ke dalam konflik. Sehingga Amerika bisa dengan leluasa menyebut gerakan Islam Indonesia sebagai sayap gerakan Osama. Adal hal lain yang juga kami khawatirkan, bila Bush menekan Mega. Dan Mega pulang dengan paket kebijakan politik titipan Amerika.
Apakah Mega juga membutuhkan dukungan Amerika untuk membungkam orang-orang seperti Anda yang terus menggoyang…
Kalau Mega lakukan itu, ini bukti kebodohan Mega. Karena gerakan Islam, contohnya FPI, sekalipun menolak kepemimpinan Mega, kami sudah punya komitmen tidak akan mengganggu. Mega harus cerdas menghargai komitmen itu. Tidak ada alasan Mega memberangus gerakan Islam di Indonesia. Kalau dia lakukan itu, itu kan tidak cerdas, dan memancing macan keluar dari sarangnya. Bodoh sekali. Tidak ada gerakan Islam yang melakukan gerakan riil di lapangan untuk menggoyang Mega.
Anda jamin itu?
Kalau Mega tidak melakukan kecerobohan. Tapi kalau Mega pulang dan menerapkan paket pesanan Amerika, saya pastikan kelompok Islam akan menggelar aksi menggoyang Mega. Kalau perlu Mega kita Gus Dur-kan. Ini tergantung cara Mega merespon.