













Bung, di sel nomor 5 itu kau habiskan waktu utk merenungi kemerdekaan bangsamu. Kemerdekaan yang kau percaya akan menjadi jembatan emas yang mengantarkan bangsa ini pada kemakmuran, keadilan, penghormatan pada hukum, bangsa yang menatap masa depan dan merayakan kebersamaan.
Bukan bangsa yang mempersoalkan perbedaan.
Bung, sore ini sambil menunggu waktu berbuka puasa, kukutipkan sajak Kerawang Bekasi karya Chairil Anwar, untuk mengenangmu.
“Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak”