Pemerintah Republik China atau Taiwan ingin lebih bersahabat dengan Islam dan umat Muslim. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa semakin hari semakin banyak umat Muslim yang berkunjung dan menetap di Taiwan.
Salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah Taiwan adalah dengan mengundang kalangan pemuda Indonesia untuk ikut dalam kegiatan Muslim Youth Exchange Camp (MYEC) for South Asian Countries 2017. Sebanyak 20 partisipan dari Indonesia dilibatkan dalam program yang baru pertama kali diselenggarakan ini.
“Kami menyadari bahwa semakin banyak orang Islam yang berkunjung ke Taiwan, baik untuk bekerja maupun untuk sekolah. Ada juga yang menetap dan menikah dengan warga Taiwan. Karena itu kami berusaha agar negara kami lebih Islam friendly,” ujar Deputi Perwakilan Kantor Ekonomi dan Dagang Taipei (TETO), Phoebe Yeh, dalam pembekalan yang diselenggarakan di Kantor TETO, di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis siang (4/5).
“Hubungan Republik China dengan Indonesia selama ini cukup kuat. Dan kami ingin meningkatkan lagi kualitas hubungan itu, ke arah yang lebih substansial,” sambungnya.
Hubungan baik kedua negara mulai dibangun pada 1970, ditandai dengan pembukaan TETO di Jakarta. Selama ini hubungan baik itu lebih fokus pada sektor ekonomi, pendidikan dan tenaga kerja.
Menurut Pheobe Yeh, pihaknya kini berusaha untuk meningkatkan kerjasama di sektor pertanian, perikanan, hingga pencegahan dan penanggulangan bencana alam. Selain itu, TETO juga mendorong agar masyarakat hubungan masyarakat kedua negara (people to people) juga semakin kuat.
Menurut catatan Pheobe Yeh, saat ini sekitar 300 ribu warga negara Indonesia yang berada di Taiwan. Kelompok TKI yang bekerja di Taiwan sebanyak 240 ribu orang, dan mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negeri bunga lili itu sebanyak 5.000 orang. Lalu puluhan ribu lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga Taiwan.
Adapun warga Taiwan di Indonesia sekitar 20 ribu orang.
Program yang diselenggarakan ini, sebutnya, sejalan dengan kebijakan baru pemerintah Taiwan untuk merangkul tetangga mereka di selatan, terutama yang berada di kawasan Asia Tenggara.
“Dan tentu saja negara utama di Asia Tenggara adalah Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam,” sebutnya lagi.
Selain partisipan dari Indonesia, di dalam program MYEC itu juga dilibatkan belasan peserta dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Para peserta akan mendapat kesempatan untuk merasakan kehidupan di Taiwan dan mempelajari sejarah serta sistem sosial yang berlaku di sana.
Peserta juga akan mengunjungi komunitas Muslim di Taiwan dan Masjid Raya di Taipei.