Dimuat di Antara, Republika, Rakyat Merdeka Online, Antara Jatim, Inilah.Com, Berita Satu, Jurnal Nasional.
Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara mengapresiasi perhatian positif Presiden SBY terhadap konflik di Semenanjung Korea. Perhatian ini sudah lama ditunggu kedua Korea terlebih setelah pembicaraan segi enam (six party talk) menemukan jalan buntu pada 2009.
“Presiden SBY berpotensi menjadi juru damai Korea. Selain karena Indonesia dinilai sebagai negara yang punya reputasi baik di dunia internasional, Presiden SBY juga dinilai sebagai salah seorang pemimpin dunia yang berpengaruh,” ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara, Teguh Santosa, dalam keterangan yang dikirimkan ke redaksi hari Sabtu (26/10/2013).
Pernyataan Teguh ini disampaikan untuk mengomentari kunjungan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa ke Korea Utara baru-baru ini.
Dalam pertemuan dengan Presiden Presidium Majelis Agung Rakyat Kim Yong Nam di Pyongyang, Menlu Marty Natalegawa menyerahkan surat Presiden SBY yang antara lain menyinggung persoalan stabilitas Semenanjung Korea sebagai prasyarat pembangunan. SBY juga mengatakan, komunikasi kedua Korea ke arah pedamaian abadi membutuhkan terobosan dan metode yang tidak konvensional.
Menurut Teguh, harapan agar Indonesia mengambil peran dalam proses perdamaian di Semenanjung Korea pernah disampaikan Ketua Komite Persahabatan Luar Negeri Korea Utara, Kim Jong-suk, dalam dua kali pertemuan mereka di Pyongyang, yakni di bulan April 2012 dan bulan Juli 2013. Harapan yang sama juga disampaikan pihak Korea Selatan dalam sejumlah pembicaraan.
“Bukan tidak mungkin, keberhasilan menjembatani komunikasi kedua Korea akan membuka peluang yang lebih lebar bagi Presiden SBY pasca 2014 ke posisi yang lebih signifikan di forum internasional, seperti Sekretaris Jenderal PBB,” sambung dosen jurusan Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, itu.
Teguh yang juga Ketua bidang Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah menilai, dibandingkan keenam negara peserta six party talk, Indonesia memiliki motif yang lebih netral karena tidak bersinggungan langsung dengan Semenanjung Korea dan kawasan Asia Timur. Selain itu Indonesia memiliki hubungan baik dengan kedua Korea dan empat negara peserta six party talk lainnya, yakni China, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat.
“Peranan Indonesia lebih bisa dipercaya komunitas internasional dan peserta six party talk. Presiden SBY saya kira perlu meningkatkan peranan Indonesia sebagai juru damai Korea,” demikian Teguh.
Semoga perdamaian segera terwujud.