ANTARA. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Teguh Santosa mengingatkan masyarakat agar memilih calon presiden tidak hanya karena faktor popularitas.
“Masyarakat hendaknya tidak memilih figur calon presiden hanya karena populer dan sering tampil di televisi, tapi harus mempertimbangkan berbagai hal,” kata Teguh Santosa pada diskusi “DPD: Pilpres 2014 yang Perhatikan Daerah” di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.
[Foto dari Rakyat Merdeka dan Okezone.]
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah, anggota DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur Emanuel Babu Eha dan Direktur The President Center Didied Maheswara.
Menurut Teguh, faktor-faktor lainnya yang hendaknya menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih figur calon presiden seperti, memiliki kapasitas, integritas, memiliki komitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat, serta NKRI.
Masyarakat, kata dia, harus lebih cerdas dan kritis dalam mencermati dan memilih figur calon presiden.
Pada kesempatan tersebut, Teguh Santosa juga menyatakan, apresiasi terhadap langkah yang dilakukan Partai Demokrat untuk menyelenggarakan konvensi calon presiden dalam menghadapi pemilu presiden 2014.
“Selama ini banyak figur yang tampil sebagai capres lebih memanfaatkan media untuk menjadi media darling, seperti yang dilakukan Jokowi ketika menjadi calon Gubernur DKI Jakarta,” katanya.
Teguh Santosa juga mencontohkan situasi saat ini, dimana banyak tokoh mempolemikkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, padahal isu tersebut sudah ada sejak puluhan tahun lalu yang terus berulang secara periodik.
Meskipun isu kenaikan harga BBM ini sudah terjadi berulang-ulang, menurut Teguh, tapi tidak ada tokoh-tokoh yang membicarakan bagaimana program energi secara konprehensif ke depan.
“Jadi, popularitas saja tidak cukup, tapi harus diikuti dengan kualitas, rekam jejak yang baik,” katanya.
Menurut Teguh, negara Indonesia dengan penduduk terbesar keempat di dunia, membutuhkan figur kepemimpinan nasional yang berkualitas, berintegritas tinggi, serta komitmen untuk memajukan bangsa dan negara.
Sementara itu, anggota DPD RI, Emmanuel Babu Eha mengatakan, DPD RI mengusulkan agar ada calon presiden dari jalur perseorangan, melalui usulan amendemen kelima UUD 1945.
Pada pemilu presiden 2014, kata dia, calon presiden perseorangan belum dimungkinan, tapi dia berharap usulan amendemen UUD 1945 bisa diproses sehingga pada pemilu presiden 2019 bisa diusulkan calon presiden dari jalur perseorangan.
Ia menambahkan DPD RI juga terus berupaya mengakomodasi aspirasi daerah dalam peta politik nasional.
“Kalau dimungkinkan calon perseorangam, maka seleksinya dilakukan dari bawah, bukan dari partai. Saya optimis masih banyak orang terbaik di negeri ini, meski belum memiliki pandangan yang sama tentang figur yang layak untuk pemimpin nasional,” kata Emmanuel.