Para ahli memperkirakan bahwa 70 ribu tahun yang lalu sebuah gunung api raksasa meledak dan meninggalkan kaldera terbesar di dunia yang kini dikenal sebagai Danau Toba.
Ledakan Toba itu juga dipercaya sebagai ledakan gunung berapi terbesar dalam 10 juta tahun sejarah dunia!
Ledakan Gunung Sinabung melengkapi sejarah panjang Gunung Toba Raksasa. Setidaknya, itu yang tergambarkan dari hasil analisa tim ahli yang dibentuk kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief.
Disebutkan bahwa dari peta atau citra Digital Elevation Modelling (DEM) disimpulkan bahwa Gunung Sinabung adalah anak gunung yang paling besar dan aktif di komplek Gunung Toba Raksasa.
Dengan demikian, sinyalemen selama ini yang mengatakan bahwa Gunung Sinabung adalah gunung dormant yang tertidur dan tidak aktif selama ratusan tahun, secara ilmiah tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memantau atau menelitinya. Letusan yang terjadi hari Jumat dan Sabtu lalu malah memperlihatkan hal sebaliknya: selama ratusan tahun ia giat mengumpulkan magma untuk dimuntahkan dalam sebuah letusan besar.
Namun demikian, menurut kantor Andi Arief, hal ini masih harus dibuktikan dengan penelitian geofisika bawah permukaan.
DEM juga memperlihatkan bahwa badan Gunung Sinabung yang berdiameter tujuh kilometer masih berupa kerucut tajam dan bentuknya masih seperti “tumpeng”. Diibaratkan bisul, ia adalah bisul yang belum pernah pecah. Dengan kata lain, ia adalah bisul yang sedang tumbuh!
Kantor Andi Arief mengatakan bahwa untuk masa depan perkembangan Gunung Sinabung harus dipantau dengan sangat serius mengingat lokasinya yang cukup dekat dengan lokasi padat penduduk, yaitu sekitar 50 kilometer dari Medan, dan 12 kilometer dari Berastagi.
Bila gunung ini meledak dengan kekuatan yang dahsyat, bisa jadi bukan hanya Medan, tetapi Singapura dan Kuala Lumpur juga akan terkena dampaknya.
Hal terakhir yang dianalisa adalah mengenai hubungan antara Gunung Sinabung dengan jalur gempa Patahan Sumatra. Hubungan keduanya disebutkan negatif, karena terpisahkan jarak puluhan kilometer.
Namun demikian, yang perlu diwaspadai adalah: segmen Patahan Sumatra yang berada persis di sebelah barat Gunung Sinabung ini sudah sekitar 200 kali memperlihatkan aktivitas. Padahal data geologi dan GPS memperlihatkan bahwa gerakan segmen ini terbilang sangat aktif.
Ini berarti, potensi gempa besar yang lahir dari gerakan Patahan Sumatera terbilang tinggi.
Apalagi, aktivitas gunung api dan gerakan tektonik patahan lempeng bumi sering kali sikut-sikutan.
gunung inilah yang menurut saya paling mengerikan di antara gunung2 yang saya pelajari. setelah saya baca artikel tentang letusan krakatau yang saya anggar sangat dasyat ternyata masih terdapat gunung-gunung yang lebih mengerikan lagi. terima kasih infonya. 🙂
Maaf pak,cuma mw tanya, bukan nya pulau samosir itu terbentuk dari anomali antigravitasi kaldera gunung tersebut ..? Lagian jg dmn penjelasan logisnya kalo samosir berasal dari puncak gn.yg ambles.? Hihi
Betul sekali…… Paska letusan, Gunung Toba kolaps, meninggalkan kaldera moden yang dipenuhi air — menjadi Danau Toba. Sementara, Pulau Samosir terangkat oleh magma di bawah tanah yang tidak meletus. Gunung Pusuk Buhit di dekat danau itu juga terbentuk pasca letusan.