Antara Obama, Indonesia, dan Islam

BAGI Senator Illinois Barack Obama, kepastian menang dalam pemilihan calon Presiden AS dari Partai Demokrat ibarat tinggal menunggu waktu. Ia sudah unggul jauh dari pesaingnya, Senator New York Hillary Rodham Clinton.

Dengan posisi seperti sekarang, Obama hanya perlu menjaga performanya di enam primary election tersisa. Maya Soetoro-Ng, adik tiri Obama, mengungkap banyak sisi tentang laki-laki kelahiran Hawaii itu, termasuk hubungan emosi Obama dengan Indonesia dan Islam.

Wawancara ini juga dimuat di rubrik politik www.inilah.com. Foto dipinjam dari internet. Foto atas, Maya dan Obama di masa kecil. Mungkin saat Obama baru lulus dari SMA Punahou. Foto bawah, Lolo Soetoro, Ann Dunham dan Maya dalam pangkuannya, serta Obama di Jakarta. Semoga Mbak Maya berkenan. Oh ya, posting ini adalah kelanjutan dari Maya Soetoro-Ng: Obama Dinamis dan Konsisten.

Bagaimana hubungan Anda, Obama, dan ibu?

Keluarga kami sangat informal. Kami senang tertawa, duduk di lantai, bermain di taman, memanjat pohon. Ibu memberikan perhatian besar kepada kami dan ia senang berbicara panjang-panjang.

Pada 1973, kami ke Hawaii dan tinggal di Jalan Poke sampai 1976. Ketika ibu kembali ke Indonesia untuk melakukan penelitian, saya ikut dengannya. Sementara Obama tinggal bersama kakek dan neneknya sampai 1979, saat ia lulus dari SMA.

Ketika dipisahkan jarak yang begitu jauh, ibu selalu menulis surat panjang untuk Obama dan Obama juga menuliskan surat panjang untuk Ibu. Tapi, praktis kami tidak pernah berpisah. Kami selalu menghabiskan musim panas bersama. Di masa-masa itu Obama juga beberapa kali kembali ke Indonesia.

Apa yang diwarisi Obama dari sifat ibu?

Banyak. Kebaikan hati, semangat, kemampuan mengenal orang lain dengan latar belakang berbeda, bersimpati, dan berempati. Ibu idealistis sekaligus praktis. Ini juga yang diwarisi Obama. Ibu menyukai bahasa dan pembicaraan, serta cerita dan bercerita.

Saya kira kemampuan Obama merangkul banyak orang dalam kampanyenya karena ia memang menyukai cerita. Ia merangkai cerita-cerita itu dan menemukan bahwa satu cerita mewarnai cerita lain. Ia mengangkat pengalaman hidup individu sebagai pengalaman hidup bersama rakyat AS.

Bagaimana pengalaman Obama di Indonesia dan apakah pengetahuannya tentang negara ini bisa membantu bila ia terpilih sebagai Presiden AS?

Obama mempelajari banyak hal dari Indonesia. Ini adalah tempat pertama ia belajar seni memahami.

Di Indonesia, untuk pertama kali ia belajar bernegosiasi, berteman dengan orang-orang yang berbeda latar belakang. Indonesia adalah tempat pertama ia mempelajari fleksibilitas. Lebih jauh lagi, Indonesia adalah tempat pertama ia memahami kompleksitas dunia.

Obama terakhir kali ke Indonesia pada 1991, saat ia menulis buku Dream From My Father. Ia bilang kepada saya, dalam kunjungan itu ia makin memahami Indonesia dan masyarakatnya.

Apakah Obama masih bisa berbahasa Indonesia?

Oh, ya, bisa sedikit. Setiap kali saya ke Chicago, ia bilang, ‘Eh, Maya, pijit dikit, pijit dikit.’ Lalu, ‘Aduh, kuat tangannya.’ Selebihnya, ia tidak percaya diri untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan orang lain. Dengan saya, ia cukup confident.

Apakah benar nama tengah Obama adalah Hussein?

Benar. Ia adalah Barack Hussein Obama Junior.

Kelihatannya Obama khawatir dirinya dikaitkan dengan Islam…

Faktanya, Obama adalah penganut Kristen. Ia tidak menampik dan tidak khawatir, tapi ia peduli agar semua hal dilaporkan secara akurat. Ia telah menjelaskan secara terbuka hubungannya dengan Islam. Tapi, penjelasan ini telah digunakan untuk menyerang seolah-olah Obama berbohong dan menyembunyikan sesuatu yang rahasia. And it is terrible.

Saya pernah ditanya sebuah media, apa hubungan Anda dengan Islam. Saya katakan bahwa saya bukan penganut Islam, tapi semua keluarga saya adalah orang Islam. Maksudnya adalah semua keluarga saya di Indonesia (dari pihak ayah, Lolo Soetoro).

Mereka menggunakan ini berulangkali untuk menyerang Obama dan mengatakan ia berbohong. ‘Lihat, Barry berbohong. Adiknya, Maya, mengatakan semua anggota keluarganya orang Islam.’ Padahal, konteks dari pembicaraan itu adalah keluarga saya di Indonesia.

Bila Anda mencari informasi tentang ayah saya, Anda akan menemukan bagian yang mengatakan bahwa ia adalah seorang Islam fundamentalis. Atau, yang lebih parah lagi, ibu saya, Stanley Ann Dunham, disebutkan sebagai orang yang secara rahasia mendukung Islam fundamentalis dan ingin agar anaknya didoktrinasi nilai-nilai Islam fundamentalis.

Tentu, kami pernah tinggal di Indonesia dan mendengarkan adzan untuk shalat di pagi hari. Ibu saya bilang itu sungguh indah. Ayah mungkin bukan orang Islam yang baik, tapi ia tetap Islam. Saya kembali ke kuburannya dan mengadakan seremoni untuk mengenangnya, berdoa. Anyway, it was lovely.

Tapi, cerita ini diambil begitu saja, dicabut dari konteksnya, dan digunakan untuk mendistorsi perhatian orang.

Ini situasi yang menantang. Secara personal, saya merasa bagus bila AS punya presiden yang punya pengalaman dengan Islam, yang pernah menghabiskan waktu di negara muslim, di mana manusia adalah manusia. Mereka melakukan hal-hal yang sama seperti yang dilakukan manusia lain di muka bumi untuk menghidupi keluarga dan sebagainya.

Dalam proses pemilihan ini, isu ini sangat sensitif. Dan Anda harus hati-hati karena dapat digunakan pihak lain untuk kepentingan mereka, dan membuat orang lain yang terpilih.

19 Replies to “Antara Obama, Indonesia, dan Islam”

  1. Pertama2 terimakasih telang menge-link (ini bhs Indonesia yg benar nggak ya?) ke blog saya.

    Ngomong2, ada artikel menarik di NY times yg meramalkan bhw Obama sbg Presiden Amerika justru tidak akan diterima oleh dunia Muslim karena dia adalah seorang Apostate, yg kayaknya lebih banyak karena the writer’s unfamiliarity dengan negara2 Muslim. khususnya yg moderat. Menarik juga kalau anda bisa tulis artikel ttg ini. Nih artikelnya:

  2. Bagaimanapun kita punya harapan besar agar Obama bisa menjadi Presiden Amerika. Karena latar belakang kehidupannya yang pernah memiliki pengalaman hidup diberbagai negara mudah2an mampu memberi kekuatan untuk bersikap secara adil daripada Presiden2 sebelumnya yang murni lahir dan besar di Amerika

  3. tidak perlu kita bahas, antara obama, indonesia atau islam…
    yg kita perlukan bukan itu…
    melainkan, bagaimana obama memimpin AS dengan bnar dan saling menguntungkan bagi negara-negara lainnya temasuk indonesia dan mengembalikan nama baik Islam yG disebut teroris itu….

  4. Benar kata aak also…
    Keanekaragaman itu indah, semoga 4 tahun di Indonesia dulu meninggalkan banyak kenangan indah bagi obama.. ^^

  5. Apapun background agamanya, itu bukan sesuatu yg penting. Toh kita hidup di negara yang plural. Yg penting, dia punya komitmen terhadap perdamaian dunia tanpa melihat latar belakang agama tertentu.

  6. Yah, baik harapan maupun kekhawatiran atas terpilihnya Obamas sebagai President USA, saya pikir ini sekedar merupakan manuver politik. atau bahkan bisa jadi suatu rekayasa politik Amerika. How about that?

  7. sepertinya banyak orang indonesia yang berharap obama menang dalam pilpres AS. apa yang bisa diharapkan dari obama ? toh dia tidak memikirkan indonesia.
    para pemimpin indonesia saja tidak memperbaiki kehidupan rakyat indonesia !!! jadi ………???!!!

  8. Tiada yang lebih besar dari kekuasann Allah…..Allah maha merencanakan apa – apa yang ada dilangit dan di bumi

    inilah saatnya perubahan yang ditunggu telah datang

    islam bukan teroris…islam bukan kekerasan….islam adalah fitrah….isalam adalah rahmatan lilalamin
    salah satu manusia yang telah mengerti dan tau tentang islam telah menjadi orang nomor satu di amerika…saatnya amerika berubah….saatnya amerika bicara bersama obama yang mengerti apa itu Islam….yang cinta kedamaian bukan perang ….

  9. Mudah2an ga ada perang lagi terhadap Negara-negara Islam, ga ada lagi tindakan represif terhadap muslim di U.S, mudah2an ditarik pasukan U.S di Iraq, mudah2an harga minyak bisa terus turun, nilai Dollar terhadap emas semakin membaik, sehingga ada ekses positif ke Rupiah, dan mudah2an pembuatan Visa ke U.S ga seribet sebelum2nya..

    Sekian laporan dari saya, kembali ke TimOEr, silahkan rekan Teguh..

  10. setidaknya obama punya pengalaman hidup,mengenyam pendidikan dan mengenal budaya secara langsung di negeri muslim terbesar, dan dengan beck ground keluarga muslim, hal ini diharapkan lebih memahami islam, bahwa sesungguhnya islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, cinta damai.

  11. mas, teguh. minta ijin copi artikelnya. ini informasi penting bagi saya untuk bahan persiapan bikin komik ‘obama kecil di ndonesia. trims ya!

  12. Dulu kita mengira kalau Obama itu teman kita… Dulu kita mengira Obama akan menolong Muslim… Dulu kita mengira Obama akan membangkitkan Islam… Dulu kita mengira kalau Obama akan merubah arah “angin” Dunia… Dulu kita mengira Obama akan merubah Amerika… Sekarang kita telah dikhianati Obama… Dia telah berbohong pada dunia… Janji janjinya hanya khayalan belaka… Obama telah mendapatkan sesuatu yang tak seharusnya didapatkan olehnya… Obama hanya memperburuk keadaan Dunia… Obama bahkan sama saja dengan George W. Bush atau mungkin lebih buruk darinya… Allah masih memberi kita Ujian… Jadi saya berdoa untuk semua muslim dan muslimah di Dunia agar diberi kesabaran atas ujian yang masih berlanjut ini… Aaamiiin

  13. Jika bandingkan Obama dengan Presiden AS lainnya, maka bagi kita ummat Islam Obama lebih baik dari pada yang buruk. Kelihatannya niat bainya untuk merapatkan jurang antara Islam dengan AS dan Barat ada, hanya belum lagi berhasil sebabnya karena AS dan Barat masih tunduk dibawah Zionis Israel.

    Meskipun demikian kita berdoa semoga cita-citanya yang baik itu untuk kedamaian dunia, semoga menjadi kenyataan disatu masa nanti, Insya Allah, amin.

Leave a reply to aak also Cancel reply