Foto-foto Rusak dari Korea Utara

SEBUAH ruangan di depan saya memancarkan cahaya merah, sementara alunan lagu yang tadinya samar-samar kini terdengar semakin jelas.

Kami baru saja melewati sebuah mesin besar yang secara otomatis menyedot debu yang mungkin melekat di tubuh kami mulai dari ujung sepatu sampai ujung rambut. Dua Kim yang menyertai saya mempersilakan saya jalan di depan mereka. Kami berbaris dalam antrean yang rapi menuju sebuah pintu. Alunan lagu dalam bahasa Korea semakin jelas terdengar. Musiknya mendayu-dayu, lembut dan merayu.

Saya bertanya-tanya dalam hati: antrean apa ini.

Laki-laki di depan saya tampaknya adalah orang Afrika, begitu juga laki-laki di depannya. Lalu beberapa laki-laki kulit putih Caucasian di depan kelompok pertama. Kami maju perlahan-lahan. Tidak ada yang bicara.

Supaya gak bingung, baca tulisan sebelumnya yang berkaitan dengan posting ini:
Interlude
Kapan-kapan Cerita tentang Mayat Kim Il Sung
Road to the North Korea
2003 Korea Utara

Ruangan itu cukup besar. Beberapa lampu di pojok ruangan memancarkan sinar merah yang temaram. Lagu yang mengalun dari loudspeaker memperkuat kesan yang ditampakkan ruangan ini: ketenangan yang berkuasa.

Di tengah ruangan, sebuah meja menopang peti kaca seukuran tubuh manusia.

Di dalam peti kaca itu terbaring jasad Kim Il Sung, the Great Leader, the Eternal President.

Para peziarah maju mendekati peti kaca, berhenti beberapa langkah dari bagian kaki lalu memberi hormat dengan membungkukkan badan beberapa detik. Kemudian berjalan ke sisi kanan peti kaca, berhenti beberapa langkah dan kembali membungkukkan badan. Setelah itu melewati bagian kepala peti kaca dan berhenti di sisi kiri, serta kembali membungkukkan badan untuk terakhir kali sebelum meninggalkan ruangan dari pintu lain di ujung sana.

Ketika giliran saya tiba, kedua Kim mengapit saya. Kami maju hingga beberapa langkah dari kaki Kim Il Sung. Saya tak sungguh-sungguh membungkukkan badan. Mata ini saya picing-picingkan untuk dapat melihat dengan jelas mayat di depan saya. Sepatunya hitam mengkilat.

Lalu kami ke sisi kanan tubuh Kim Il Sung yang dibalut jas hitam. Wajahnya putih bersih, rambutnya disisir rapi ke belakang. Seakan baru beberapa jam lalu ia meninggal dunia. Seperti peziarah yang lain, kami melintasi bagian kepala dan berhenti di sisi kiri, kembali membungkukkan badan, dan balik kanan menuju exit door.

Yang disebut dengan exit door ini adalah pintu penghubung ke ruangan lain yang berisi berbagai penghargaan untuk Kim Il Sung dari para pemimpin dunia. Seperti pemiliknya, piagam-piagam itu, juga medali, piala, dan berbagai bentuk penghargaan lain untuk Kim Il Sung diletakkan di dalam peti kaca.

Dari ruangan ini kami dibawa masuk ke ruangan lain. Kali ini isinya gerbong kereta kenegaraan, juga sebuah mobil mercy hitam besar. Kedua kendaraan ini sering digunakan Kim Il Sung semasa hidup. Dengan kereta api dia mengunjungi kota-kota di seantero Korea Utara, juga Rusia dan beberapa Eropa. Sementara mercy hitam berbadan besar itu adalah kendaraan dinas terakhir yang dimilikinya.

Sebuah peta dunia berukuran raksasa ditempelkan di salah satu dinding. Peta ini menjelaskan negara mana saja yang telah dikunjungi Kim Il Sung selama hidupnya, berapa hari yang dia habiskan di luar negeri untuk berbagai kunjungan kenegaraan, berapa jam waktu perjalanan yang ditempuhnya untuk masing-masing moda transportasi: darat, laut, dan udara.

2003 04 KORUT21
Tahun 1965, Kim Il Sung berkunjung ke Indonesia. Di Kebun Raya Bogor, Presiden Sukarno memberikan pohon anggrek untuk Kim Il Sung. Bunga anggrek itu dibawa Kim Il Sung ke Korea, dan dikembangbiakkan. Atas permintan Bung Karno, bunga anggrek merah muda itu diberi nama Kim Il Sung Hwa, artinya Bunga Kim Il Sung.

Dan kini ia menjadi salah satu bunga nasional Korea Utara.

Di hari kedua kunjungan saya ke Korea Utara lima tahun lalu, persis sehari setelah hari ulang tahun Kim Il Sung tahun itu, saya dibawa ke pameran Bunga Kim Il Sung. Pengunjungnya mulai dari tamu-tamu yang berasal dari berbagai negara yang mengunjungi Korea Utara di musim semi itu, anak-anak sekolah, sampai tentara.

Begitu mengetahui saya dari Indonesia, sang wanita yang menjadi guide saya, membawa saya ke sebuah ruangan yang diseting begitu spesial. Di dinding ruangan terpajang foto Kim Il Sung dan Bung Karno di Kebun Raya Bogor, saat Bung Karno menyerahkan tangkai pertama bunga anggrek Kim Il Sung Hwa. (Foto atas. Bung Karno pakai kacama hitam dan baju dril kebesarannya. Sementara Kim Il Sung mengenakan topi kebun dan baju putih-putih.)

2003 04 KORUT22

Plakat dari Bung Karno untuk Kim Il Sung. “Bunga ini hendaknya dinamai Bunga Kim Il Sung. Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno, 13-4-1965”. Di bawahnya adalah plakat ucapan dari Megawati Soekarnoputri saat mengunjungi Korea Utara tahun 2002, “Bunga Kim Il Sung lambang persahabatan yang erat RI-DPRK”. Kedua plakat ini, bersama ratusan plakat dari sahabat-sahabat Korea Utara lainya, dipasang di salah satu dinding di sebuah ruangan di bawah Tugu Juche yang berseberangan dengan Kim Il Sung Square.

Foto di awal tulisan memperlihatkan saya di pelataran bawah Tugu Juche.

2003 04 KORUT49

Pohon Persahabatan yang ditanam Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara Rachmawati Soekarnoputri saat mengujungi Korea Utara tahun 2001. Lokasinya tak jauh dari mausoleum Kim Il Sung. Belakangan saya baru tahu bahwa pemerintah Korea Utara menganggap saya sebagai wakil Rachmawati yang tahun itu tidak bisa datang ke Korea Utara. Tadinya, saya kira rekomendasi dari PPIK hanya untuk mempermudah perjalanan saya memasuki the hermit kingdom.

2003 04 KORUT52

Saya di depan mausoleum Kim Il Sung.

2003 04 KORUT29

Usai jamuan makan siang dengan Dubes RI dan Ketua Perhimpunan Persahabatan Korea Utara-Indonesia, yang lagi-lagi namanya Kim dan saya lupa Kim apa, sehari setelah saya tiba di Pyongyang. Jamuan makan siang ini digelar untuk memperingati hubungan persahabatan kedua negara.

Dalam jamuan makan siang itu, Dubes RI untuk Korea (alm) Suhendrati Munthe mempersilakan saya memberi sambutan mewakili pihak Indonesia. Pak Gatot bertindak sebagai penterjemah. Karena itu adalah pertemuan antara pihak Indonesia dan Korea Utara, saya menggunakan bahasa Indonesia. Sore harinya wajah saya muncul di televisi Korea. Saya menontonya di kamar sambil tersenyum mesem-mesem.

2003 04 KORUT5

Saya dan Ketua Perhimpunan Persahabatan Korea Utara-Indonesia, Kim. Foto ini diambil usai pertemuan kami, kalau tidak salah ingat sehari setelah jamuan makan siang untuk memperingati hubungan Indonesia-Korea Utara.

Pertemuan berlangsung di sebuah ruangan yang luas memanjang. Saya duduk sendirian di salah satu sisi. Di depan saya ada sebuah meja kecil. Sementara sekitar enam meter di seberang saya, Kim sang ketua duduk didampingi Kim sang wakil ketua di sebelah kiri, lalu Kim sang penterjemah Inggris-Korea di sebelah kanan, dan di ujung kanan seorang wanita yang saya rasa bertugas mencatat isi pertemuan itu. Saya tak sempat bertanya siapa namanya.

2003 04 KORUT47

Saya dan Kim sang wakil ketua berfoto di depan Triumph of Arch di Pyongyang. Monumen ini lebih tinggi beberapa meter dari bangunan serupa di Paris!

2003 04 KORUT34

Perjalanan menuju statisun kereta bawah tanah Korea Utara. Terowongan ini begitu sejuk.

2003 04 KORUT38

Peron kereta di bawah tanah. Langit-langitnya dihiasi lampu-lampu indah, dan dipenuhi ukiran beserta lukisan. Menurut Kim si penterjemah, kereta-kereta ini adalah buatan Jerman. Walau buatan lama, namun dalamnya sangat bersih dan segar. Kecepatannya pun kelihatannya dapat menandingi MRT di Singapura.

2003 04 KORUT37

Saya dan Kim si penterjemah di peron bawah tanah. Dalam keadaan darurat, misalnya Korea Utara diserang, peron ini berfungsi sebagai ruang perlindungan.

2003 04 KORUT39

Elevator goes up!

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

19 thoughts on “Foto-foto Rusak dari Korea Utara”

  1. @iman brotoseno
    terima kasih atas apresiasinya. semoga mas punya kesempatan juga ke sana. baru-baru ini kami nonton layar tancap film “north korea: a day in the life.” film produksi 2004 yang disutradarai pieter fleury ini cukup mengobati rindu saya pada pyongyang dan hal-hal unik di sana.

    @neorhazes
    setahu saya yang dhaif ini, dimanapun cara shalat sama.

    terima kasih sudah mampir. keep writing.

  2. saya suka Kore Utara, sebuah negeri dengan budaya dan nasionalismenya sendiri, skalipun banyak yang kecam, saya tetap menyukai negara ini, bersama Vietnam Utara dan Kamboja, Negeri yang sama dengan negeriku INDONESIA dalam melawan kolonialsme, feodalisme dan imperialisme.

  3. jujur aku suka banget dengan negara korut…negara yg tetep punya semangat nasionalisme tinggi…..aku berharap indonesia seperti dulu lg seperti korut yg tetap melawan kolonialisme,feodalisme n imperialisme….go korut!!!1

  4. Menyedihkan sekali Kondisi di Korea Utara. Masyarakat memuja pemimpin sebagai tuhan. ya 4JJ1..

    Rakyatnya miskin dan kelaparan.

    Sudah butakah pemimpin Korea Utara ?

    Astagfirulloh

    1. broh… ga semua yg lu anggap masuk neraka bakal masuk, lu belum pernah kesana kan? contoh di sebuah negri kekeringan lalu orang2 yg taat beragama berdoa untuk minta ujan mati2 an bedoa, sedangkan seorang atheist atau abangan ambil inisiatif untuk terbang dengan pesawat dan melakukan rekayasa hujan, lalu turun hujan…(nah menurut lu gmana tuh?) jadi intinya orang atheist dan agama di butuhkan di dunia tuhan menciptakan sisi kiri dan kanan, kaya miskin, ganteng jelek, sama juga dengan kondisi tersebut

      atau ada contoh partai bawa nama2 agama padahal isi nya bobrok nah itu gimana?

  5. jadi pengen bgt deh saya ke korea utara,apalagi pas liat yang di nat geo channel yang episode operasi katarak di korut,korut kayaknya benar2 negeri yang menantang

  6. jujur sangsi dengan kepemimpinan korea utara yg atheis.tapi di satu sìsi sy salut dengan sifat nasionalisme orang2 korut.sy pengen ke sana,pengen ke sonjuk bridge di gaesong.pengen liat kuburanya Jung Mong Ju.
    mau tanya,bapak kan tinggal di korut sudah lihat kuburan Jung Mong Ju donk.gamsahamnida..

  7. owhhh bgt…..tx untk info nya.
    satu lagi,sy prnh baca review buku Guy Delisle yg Pyongyang journey to north korea,di buku itu diceritakan kalau korut itu adalah negara modern yg sangat bersih dan indah.hal ini begitu kontras dengan kabar yg selama ini kt dengar tentang korea utara yang mencekam.menurut bapak sendiri yg pernah kesana bagaimana??????gumapta ^^

  8. setahu saya pyongyang memang kota yang maju. gedung tinggi dan jalan yang lebar, bersih. tenang dan sejuk.

    saya juga tak menyangka akan mendapatkan pyongyang yang begitu indah. sungai taedong yang membelah pyongyang, amboi, lebar serta begitu bersih.

    tentu negara ini punya masalah. seperti negara2 lain di muka bumi ini tanpa terkecuali. kelangkaan enerji listrik adalah salah satu masalah utama mereka.

    tetapi saya menilai, propaganda barat sedemikian luar biasa memojokkan negara ini. entah apa yang ditakutkan darinya.

    nuklir? come on? siapapun tahu bahwa amerika punya segala jenis persenjataan termasuk hulu ledak nuklir dan senjata biologi. dan siapa pun tahu, adalah amerika yang kerap mengobarkan perang di negara lain dan membunuh banyak rakyat tak berdosa. bukan korea utara.

    lihat saja irak. sebelum dibantai, negeri itu dijadikan musuh bersama terlebih dahulu. disebut tengah mengembangkan senjata pemusnah massal, dan seterusnya. informasi yang ditiupkan oleh media2 massa pendukung perang pun sedemikian rupa. sehingga orang yang tak punya hubungan dengan saddam tiba2 jadi membenci saddam yang pada suatu kali adalah ujung tombak politik amerika di kawasan itu.

    1. masss sumpah saya boleh minta pin bb atau no hp atau facebook twitter? krn saya mau ke korea utara gimana sih caranya?? saya udah liat video2 korea utara, dan menurut saya pemberitaan barat melebih2 kan kondisi disana…. kisah mas ini seru bgt saya mau diskusi mas

  9. saya selalu tertarik dengan kabar tentang korea utara
    korut harus dipelihara sebagai negara sahabat kita
    mereka juga istimewa bagi indonesia
    bravo korut !! tetap semangat!!
    jangan takut kpd amerika+sekutunya

  10. saya pengen tau betul tentang Korea, khususnya Korea Utara,,
    kebetulan saya ngambil TA tentang nuklir Korea Utara,,

    apa memang benar pernah terjadi pembantaian/pembunuhan warga di Korea Utara??

    1. aloha,
      maaf, saya baru membaca komentar anda. saya sarankan untuk melakukan wawancara dengan pihak kedutaan korut di jakarta, selain menggalinya dari sumber2 “lembaga internasional.”

      mahalo

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s