Rakyat Merdeka – Hingga kini belum jelas partai mana yang akan mengusung Herjuno Darpito alias Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai capres.
Agar tak hanya menjadi penonton pada Pemilihan Presiden 2009, Herjuno sebaiknya menerima bila ada yang melamarnya sebagai cawapres. Analisa tersebut disampaikan pengamat politik dari Indo Barometer, M Qodari saat berbincang dengan Rakyat Merdeka di Jakarta.
Judul asli dari Rakyat Merdeka: Herjuno Disuruh Jadi Cawapres Aja, Tak Jelas Kendaraan Politiknya
Foto diambil dari Sarasehan Kebangsaan, 15 Januari 2008 di Universitas Sarjana Wiyata, Jogjakarta. Dari kiri ke kanan: saya, Makroen Sandjaya (Wapimred MetroTV), Al Martin Nainggolan (pemenang III kejuaran roket air se-Asia Pasifik), dan Herjuno as known as Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Kendati begitu, Qodari mengakui beberapa survei yang menunjukkan, Sultan berpeluang menjadi pesaing berat Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri.
“Tapi, jika dibandingkan SBY dan Mega, Sultan memiliki kekurangan yang sangat fatal, yaitu belum punya parpol pendukung yang jelas. Sehingga kalau ada yang melamarnya sebagai cawapres, itu sudah bagus,” tandasnya.
Menurut Qodari, posisi Sultan saat ini serba belum pasti, karena parpol yang berpotensi mengusungnya sebagai capres, juga berancang-ancang mencapreskan ketua umumnya sendiri.
Seperti diketahui, PAN belum pasti mengusung Sultan karena banyak kadernya yang menginginkan Soetrisno Bachir dan Amien Rais sebagai capres, bila partai ini memperoleh suara yang signifikan pada pemilu legislatif.
Sultan pun belum tentu mendapat tiket capres dari partainya sendiri, Golkar. Bisa saja partai beringin ini mengusung ketua umumnya, Jusuf Kalla, untuk tetap menjadi pendamping SBY pada Pilpres 2009. Atau, Golkar akan mendukung JK sebagai capres.
“Peluang Sultan jadi capres Golkar amat berat, karena dia harus bersaing dengan JK. Sebaiknya Sultan menerima bila ada yang melamarnya sebagai cawapres,” bilangnya.
Jika Sultan ingin maju sebagai cawapres, menurut Qodari, tentu banyak parpol yang tertarik kepadanya. “Karena dia punya wibawa di masyarakat Jawa, yang merupakan masyarakat pemilih terbesar,” tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Sekjen DPP PDIP Sutradara Gintings mengatakan, ada 16 tokoh yang dilirik sebagai cawapresnya Mega. Ia menolak membeberkannya. Namun, berdasarkan sumber Rakyat Merdeka di DPR, Sultan merupakan salah satu tokoh yang dilirik Mega Cs.
Sementara itu, menurut Lembaga Survei Nasional (LSN), posisi Sultan sebagai cawapres amat kuat bila diduetkan dengan SBY. Menurut survei yang digelar dari Januari hingga Februari 2008 di 33 provinsi ini, “duet” SBY-Sultan berada di posisi pertama.
Persoalannya, bersediakah Sultan hanya menjadi cawapres setelah dirinya disebut-sebut bakal menjadi capres?
Direktur Eksekutif Soegeng Saryadi Syndicate (SSS) Sukardi Rinakit yang belakangan ini lengket dengan Sultan menyatakan, meskipun belum menegaskan sikapnya, namun Sultan cocoknya jadi capres, bukan cawapres.
“Rakyat Yogyakarta akan ikhlaskan bila Sultan didukung untuk mengabdi di tingkat nasional,” katanya di Jakarta.