myrmnews – Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia Rizal Ramli dalam siaran pers yang diterima myRMnews, Kamis (3/4), menyatakan pemerintah sudah memanjakan pengusaha besar sejak 40 tahun lalu.
Sebaliknya pemerintah malah cenderung meminggirkan dan memiskinan usaha kecil dan menengah (UKM). “Padahal, tidak kurang dari 60 juta rakyat Indonesia yang bergantung pada sektor itu,” kata Rizal yang berbicara dalam Dialog Publik bertema “Revitalisasi Peran Industri dan UKM dalam Perekonomian Nasional” di Pati, Jawa Tengah.
Direktur Econit ini mengibaratkan kebijakan ekonomi pemerintah seperti gelas anggur (wine). “Besar di atas dan penuh dengan isi, kecil di tengah tanpa isi, dan lebar di bawah juga tanpa isi,” katanya.
Menurut Rizal, pemerintah cenderung membanjiri para pelaku bisnis skala besar dengan berbagai fasilitas dan proteksi. Sedangkan di jenjang menengah, kompetisi sangat ketat dan di bagian bawah, masyarakat serta UKM dipaksa “mensubsidi” pengusaha di atasnya.
“Seharusnya seperti di Jepang dan Korea Selatan, pemerintah menciptakan iklim kompetisi yang ketat di level atas. Dengan begitu pengusaha besar di sana sangat efisien dan mampu bersaing di dunia internasional,” katanya.
Para pengusaha besar itu mencari untung di luar negeri dan selanjutnya memasukkan devisa untuk membangun di dalam negeri.
Sementara konglomerat Indonesia justru sebaliknya, menghisap kapital dari dalam negeri dan melempar keuntungannya untuk berinvestasi di luar negeri.
