NASIB Indonesia diyakini akan berubah. Di tahun 2030 nanti, Presiden SBY yakin Indonesia akan menjadi satu dari lima negara maju. Pada saat itu, pendapatan per kapita penduduk Indonesia sebesar 18 ribu dolar AS. Ini berarti sekitar enam kali dari pendapatan per kapita saat ini.
Sementara perusahaan-perusahaan Indonesia akan diperhitungkan sebagai perusahaan besar di level dunia. Adapun rakyat mengecap kehidupan yang serba modern.
Keyakinan itu disampaikan SBY saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030 di Istana Negara yang ditulis oleh Yayasan Indonesia Forum, di Istana Negara, Jakarta. Acara tersebut dihadiri Wapres Jusuf Kalla, Ketua Yayasan Indonesia Forum Chairul Tanjung, Menko Perekonomian Boediono, Menko Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pertanian Anton Apriantono. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Sutanto, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) MS Hidayat juga hadir.
SBY meminta seluruh komponen bangsa agar ikut berjuang dengan penuh percaya diri sehingga mimpi tersebut menjadi kenyataaan. Selain itu SBY juga minta agar dilakukan berbagai langkah inovatif. Tanpa itu semua, mustahil Indonesia dapat menjadi negara besar.
“Saya yakin 2030 Indonesia menjadi negara besar dengan pendapatan per kapita 18 ribu dolar AS per tahun, hidup modern dan perusahaan Indonesia masuk dalam jajaran perusahaan terkenal. Maka ubah mimpi jadi kenyataan,” kata SBY
Menurut SBY, apa yang digagas Yayasan Indonesia Forum dalam Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030, sudah sejalan dengan rencana pemerintah yang tertuang dalam UU 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang 2005-2025.
“Ada titik temu di antara dua gagasan visi 2030 dan UU 17/2007. UU tersebut punya cakupan lebih komprehensif, sedangkan visi 2030 fokus pada tampilan yang bersinergi,” sebut SBY seperti dikutip Situs Berita Rakyat Merdeka, kemarin.
Dua hari lalu Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengingatkan Presiden SBY bahwa tahun 2007 adalah kesempatan terakhir atau last chance yang dimiliki pemerintah untuk menggerakkan sektor ril. Ketua Umum Kadin MS Hidayat memuji kemampuan pemerintah mempertahankan sektor makro ekonomi. Namun ternyata tidak ada relasi positif antara sektor makro ekonomi yang stabil dengan sektor mikro ekonomi. Akibatnya, investasi lemah, jumlah lapangan kerja terbatas, jumlah pengangguran dan penduduk miskin pun cenderung meningkat.
Kadin menyoroti berbagai kelemahan yang ikut menghambat perkembangan sektor ril. Antara lain, kepastian hukum yang membuat investor asing tidak berani menanamkam modalnya di tanah air, serta kondisi birokrasi yang tak mendukung.
Kadin khawatir, bila tidak bertindak tahun ini, maka keadaan Indonesia akan semakin buruk. Menurut Kadin, di tahun 2008 nanti konsentrasi para pemimpin negara baik di lembaga eksekutif maupun di lembaga legislatif akan tercurah sepenuhnya pada pertarungan politik di tahun 2009. GUH
qw pngn nya prbdaan ngra mju and brkmbang
yakin bener pak…?
apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan?