Operasi Fajar Merah

Pasukan koalisi dengan leluasa menerobos pertahanan Saddam Hussein tanggal 9 April lalu. Tak satupun tentara Irak menyongsong kehadiran mereka. Tak ada perang kota. Pasukan Irak yang sebelumnya disebut-sebut gagah berani bagaikan hilang ditelan bumi. Dalam hitungan menit setelahnya, ratusan warga Irak menumbangkan patung Saddam setinggi 12 meter di Taman Firdaus. Kekuasaan Saddam runtuh sudah.

Sabtu malam kemarin, 13 Desember 2003, Saddam Hussein tertangkap di kota pertanian Ad Dawr di tanah kelahirannya, Tikrit. Wajahnya ditumbuhi jenggot lebat dan rambutnya awut-awutan. Sangat jauh dari penampilan Saddam Hussein yang pernah kita kenal.

Menurut pihak militer Amerika, si jago renang ini tengah sembunyi di sebuah “lubang laba-laba” saat ditangkap dalam Operasi Fajar Merah.

Bagi lawan-lawan Saddam, penangkapan tanpa perlawanan ini—dia tak menggunakan dua Kalashnikov dan sebuah pistol yang konon berada di dekatnya untuk membela diri—menyempurnakan kekalahan Saddam. Dan memang, untuk sementara Saddam kalah dan Bush menang.

George W. Bush tentu saja paling diuntungkan dari keberhasilan Operasi Fajar Merah. Dia menjadikan penangkapan pria Tikrit itu sebagai alat legitimasi baru untuk memperpanjang usia jargon perang melawan terorisme.

Sejak mengumumkan berakhirnya perang di Irak bulan Mei lalu, popularitas Bush merosot tajam. Berbagai skandal di balik serangan ke Irak mulai terbongkar. Yang paling menyakitkan adalah bukti-bukti baru yang terungkap mengenai dugaan senjata pemusnah massal atau Weapons of mass destruction (WMD) yang dikembangkan Irak.

UNMOVIC dan IAEA, dua badan PBB yang mensupervisi langsung gudang-gudang senjata Irak sebelum perang dimulai, mempertegas pernyataan mereka bahwa Irak tak memiliki WMD seperti yang dituduhkan Amerika. Padahal, tudingan tentang WMD itulah yang menjadi materi utama kampanye sekaligus stempel keabsahan operasi menggusur Saddam.

Juli 2003, bekas Dubes Amerika untuk Gabon dan Sao Tome and Principe pada 1992 sampai 1995, Joseph Wilson buka mulut karena merasa laporannya diplintir Gedung Putih dan Pentagon.

Kisahnya begini: Di bulan Desember 2002 Wilson yang sudah pensiun empat tahun sebelumnya diutus ke Niger untuk mengusut informasi yang menyebut Saddam membeli uranium dari Niger.

Wilson pulang dengan laporan: negatif. Tidak ada bukti Saddam Hussein dan pemerintah Irak membeli Yellowcake dari Niger.

Namun di dalam pidato pada Januari 2003 Bush antara lain mengatakan Irak membeli uraniaum dari dari Afrika untuk dikembangkan sebagai senjata pemusnah massal.

Singkatnya, pidato Bush itu menjadi justifikasi untuk menginvasi Irak yang dilakukan Maret 2003.

Sementara itu di medan tempur, setiap hari, sejak awal Mei, ada saja tentara Amerika yang terbunuh oleh aksi nekad pejuang-pejuang Irak. Jumlahnya jauh lebih banyak dari angka korban di pihak Amerika selama perang berlangsung, antara Maret sampai April.

Di lapangan politik dalam negeri, nasib Bush bakalan semakin celaka lagi. Pencalonan dirinya pada Pemilu 2004 terancam gagal. Semua aksi koboi Bush, seperti pendaratan dramatis di USS Abraham Lincoln awal Mei lalu dan aksi ayam kalkun saat mengunjungi kamp Amerika di Irak pada Thanksgiving kemarin, menjadi bahan olok-olokan lawannya dari kubu Demokrat.

Namun keadaan berubah. Sejak Sabtu malam itu popularitas Bush kembali di atas angin. Rakyat Amerika kelihatannya mulai percaya bahwa serangan ke Irak yang dipenuhi dusta itu ada hasilnya juga.

Sekarang tinggal menghitung siapa yang bakalan mendapat celaka berikutnya.


Oktober 1993. Ini kisah tentang pasukan AS yang bertugas sebagai peacekeeper di Somalia. Di suatu hari Minggu, tanpa permisi pada PBB, sepasukan Ranger dan Delta dengan dukungan Black Hawk, Little Bird dan konvoi Humvee menerobos Pasar Bakara di ibukota Mogadishu yang dijadikan pusat kekuasaan Muhammad Farah Aidit.

Aidit yang ini adalah pimpinan klan Habr Gidr. Dia disalahkan dunia internasional dengan tuduhan membantai 300 ribu warga klan Darod yang dipimpin bekas penguasa Somalia, Mohamed Said Barre.

Operasi menculik Aidit yang direncanakan tidak lebih dari satu jam menghasilkan petaka konyol bagi AS. Mereka digongseng milisi Aidit lebih dari 12 jam. Dua Black Hawk hancur, 19 tentara AS tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Tengah malam Ranger dan Delta mundur ke markas pasukan penjaga keamanan PBB dari Pakistan di stadion bola.

Di pihak Mogadishu, kerugian jauh lebih besar. Kota di pantai timur Afrika itu hancur lebur, dan lebih dari 1.000 orang tewas. Adapun Aidit luput dari penculikan. Dia menemui ajalnya tiga tahun kemudian, konon, karena serangan jantung.

Tahun 2001, AS mengulangi operasi militer sejenis di Afghanistan. Dengan dalih menangkap pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden dan pemimpin Taliban Mullah Omar, AS menjatuhkan berton-ton amunisi.

Afghan berhasil diduduki, namun sampai tulisan ini dipublikasikan, Osama dan Omar masih gentayangan entah dimana. Rakyat sipil Afghan-lah yang menjadi korban aksi koboi ala Paman Sam.

Suatu kali di bulan November 2001, AS menjatuhkan ranjau di wilayah utara Afghan, dekat kota Mazar-I-Sarif. Ranjau darat itu dikemas dalam bungkus warna kuning, persis paket bantuan
kemanusiaan yang biasa didrop di kawasan tersebut. Hasilnya luar biasa, warga sipil yang berlarian mengejar benda itu menemui ajal dengan tubuh terpotong-potong.

Tahun 2003 di Irak. Untuk menangkap Saddam Hussein, AS menempatkan 310 ribu tentaranya di kawasan Teluk. Dari Basrah di selatan dan Mosul di utara Irak, mereka merengsek masuk Baghdad. Di sepanjang jalan pasukan AS (dan sekutunya) meninggalkan mayat warga sipil yang tewas diterjang amunisi mereka. Setelah delapan bulan, Saddam tertangkap. Hasilnya, AS punya alasan baru untuk memperpanjang operasi militer mereka.

Hari-hari terakhir ini tekanan AS pada Suriah, tetangga Irak di sebelah utara, juga semakin kencang. Jumat lalu Bush menandatangani undang-undang mengenai sanksi pada Suriah. Negeri Bashar Assad itu dituding mensponsori terorisme dan menjadi surga bagi kelompok garis keras Palestina seperti Hammas dan Hizbullah. Suriah juga dituding menjadi tempat persembunyian sejumlah tokoh penting Irak. Assad menjawab ancaman AS itu dengan pernyataan yang bernada kecut. “Kami tak memusuhi Amerika, dan tak membiarkan pejuang Palestina bermarkas di Suriah,” katanya.

Negara Timur Tengah lain yang tengah diincar adalah Iran. Kebencian AS pada pemerintahan Syiah Iran berawal sejak Ali Khomeni berhasil menggusur Syah Iran Reza Pahlevi dalam revolusi tanpa darah di tahun 1979. Setelah berkuasa Khomeni menasionalisasi semua perusahaan asing di Iran. AS (dan Inggris) pantas marah, karena bisnis minyak mereka di kawasan Teluk yang sebelumnya dilindungi Pahlevi jadi berantakan.

Banyak pihak menduga, AS membantu Saddam tampil menguasai Irak, dengan harapan, pria Tikrit yang anti-Syiah itu bersedia menggusur Khomeni. Perang Irak-Iran selama delapan tahun (1980-1988) dipandang sebagai hasil dari provokasi dan politik pecah belah yang dikembangkan AS. Di saat itu pula AS memberi bantuan senjata pada Saddam, dan orang Kurdi Irak. Kini Iran menghadapi tuduhan seperti yang dialamatkan pada Irak: memiliki proyek nuklir dan mengembangkan WMD.

Tekanan AS juga dialamatkan pada negeri di Asia Timur, Korea Utara. Negeri Kim Jong Il ini pun dituding mengembangkan proyek nuklir untuk senjata pemusnah massal. Saat ini 37.000 pasukan AS di wilayah Korea Selatan dan armada perang AS di pangkalan Okinawa, Jepang tengah bersiap siaga menunggu perintah serang.

6 Replies to “Operasi Fajar Merah”

  1. wah ente pikiran negatif mulu sih coy,.jd apa2 yg dilakukan amerika selalu salah dimata ente,. aidit itu calon diktator,orang2 ky gtu ga pantes idup di dunia,.liat track recordnya dong bung!!lagian dia mati bukan karena sakit jantung tp dibunuh thn 1996,..ni yg ngelola blog orang yg tipe provokator,apa2 liatnya dari sisi agama mulu,.mampus aja luh..!!

    1. Mudah2an anda yg mampus duluan…otak anda ga lebih baik dari taik nya bush,..kalau bukan segi agama yg kita yakini kita bicara,..sisi apalagi,…? Emang nya elu ga percaya hari kiamat,..? Mang apa ada yg salah persepsi ttg sepak terjang amerika sekarang,..cuma yahudi yg mngatakan n mngamini setiap tindakan salah amerika,…anda…???? Kafir ,..yahudi,..komunis,.atau…babi…

  2. waw, 1993 Sebelum saya lahir dunk! Gimana ceritanya tuh? Apakah film Black Hawk Down menyerupai atau sama dengan cerita perang yang sesungguhnya pada masa itu? Sekarang tahun 2011.

  3. saya tidak tau persis kejadian 1993,, tapi saya mendukung semua tulisan ini,, dalam tulisan juga tidak pernah ada yang menjelekkan amerika pada saat menceritakan somalia 93,,namun pada semua tulisan selain itu,, benar akan adanya,, silahkan yang kontra lihat faktannya,, dan yang pro tulisan ini termasuk saya,, saya akan mendukungnya,, terimakasi kepada penulis…

Leave a reply to Habib Kasep Cancel reply