Sang Mufti

Kemarin, keluar dari ruangan Dubes Tunisia YM Mohamed Trabelsi mata saya berhenti sebentar pada lukisan yang tergantung di dinding.

Judulnya “Mufti” dengan dimensi 63×80 cm.

Karya pelukis kontemporer Tunisia, Gorgi Abdelaziz.

“Namanya menggambarkan kekayaan sejarah dan budaya bangsa kami,” ujar Dubes Trabelsi seakan memahami salah satu pertanyaan di benak saya.

Nama “Gorgi” merupakan salah satu “peninggalan” dari kedekatan hubungan antara Tunisia di masa lalu, di era Kartago, dengan wilayah di selatan Italia kini.

Bangsa Kartago disebutkan mulai menetap di Tunisia saat ini sekitar abad ke-9 SM. Mereka datang dari koloni Punisia di Tyre, Lebanon kini. Kartago menjadi independen setelah di abad ke-7 SM bangsa Neo-Asiria dari Mesopotamia yang sekarang dikenal sebagai Irak dan Suriah, menaklukkan Punisia (Lebanon).

Selanjutnya Kartago berkembang menjadi peradaban sendiri yang mempengaruhi sisi utara Afrika dan Mediterania. Di abad ke-4 SM, Kartago telah menguasai sejumlah pulau di selatan Italia, mulai dari Sisilia, Sardinia, Korsika, Malta, dan Kepulauan Belearik.

Nama Gorgi diyakini berkembang di kawasan utara Afrika dari masa kuno ini. Dalam bahasa asli Sisilia, Gorgi disebutkan berarti “tempat air berkumpul”.

Adapun Gorgi Abelaziz yang melukis “Mufti” lahir di Tunis pada tanggal 2 Juni 1928 dan meninggal pada tanggal 10 Januari 2008.

Ia merupakan salah seorang pendiri Sekolah Seni Lukis Tunis dan memimpin sekolah itu sampai 1983. Gorgi diakui sebagai salah seorang seniman paling terkemuka dalam dunia seni kontemporer Tunisia.

Ia menamatkan studi di Institut Seni Rupa Tunis sebelum memulai karier artistiknya di Prancis.

Selain itu ia mendirikan Galeri Gorgi pada tahun 1973 yang sebagian besar memamerkan karya-karya seniman baru Tunisia.

Gorgi mendapat sejumlah penghargaan dari Presiden Zine El Abidine Ben Ali. Di tahun 1999, misalnya, Presiden Ali memberinya Pita Agung Penghargaan Nasional untuk Kebudayaan. Setahun kemudian dia mendapatkan Penghargaan Presiden untuk Inovasi dan Kreativitas.

Bersama berbagai karya seni Tunisia lainnya, lukisan “Mufti” ini pernah dipamerkan Kedubes Tunisia di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Februari 2014.

“Kalau Anda menggemari lukisan kontemporer, nanti saya carikan yang pas,” ujar Dubes Trabelsi lagi.

Dalam hati saya menjawab, “Boleh juga.”

One Reply to “”

Leave a reply to pcahyono Cancel reply