Kaisar Taizong terlalu bernafsu hendak merubuhkan Benteng Ansi dalam perjalanan menuju jantung Goguryeo di Pyongyang.
Merebut Pyongyang memperlebar peluang menaklukkan seluruh Semenanjung Korea. Silla dan Baekje tinggal sepeminuman teh.
Tapi Benteng Ansi tak mudah ditaklukkan. Jenderal Yang Manchun bersama pasukannya bertekad menjaga benteng itu hingga titik darah penghabisan. Tekad mereka tekad baja, bukan tekad kaleng2.

Bukit buatan yang dibangun Kaisar Taizong untuk mempermudah serangan dirubuhkan tentara Goguryeo. Caranya: sebuah terowongan besar dibangun menjorok hingga ke bawah bukit labil itu. Tak sedikit juga tentara Goguryeo yang tewas dalam misi bunuh diri ini.
Di akhir cerita, Kaisar Taizong digambarkan terluka. Mata kirinya terkena anak panah yang dilesatkan Jenderal Yang Manchun dari kejauhan.
Kaisar Taizong mengaku kalah. Ia mundur bersama pasukannya yang tersisa.
Ini peristiwa di tahun 645. Diceritakan dalam film The Great Battle. Saya tonton dalam penerbangan Garuda dua hari lalu.
Beberapa tahun setelah kegagalan itu, disebutkan, Kaisar Taizong berencana kembali menyerang Goguryeo.
Tapi, ia lebih dahulu meninggal di pusat kekuasaannya, Changan.