Menjual dan Mempermainkan Isu Pancasila Versus Khilafah adalah Eksperimen yang Berbahaya

Semua pihak yang tengah terlibat dalam kontestasi perebutan kekuasaan baik melalui pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan presiden diajak untuk tidak menggunakan isu khilafah sebagai jualan demi mendapatkan dukungan.

Bagaimanapun juga, Pancasila yang merupakan ideologi negara telah berhasil menyatukan berbagai suku dan agama di negara ini.

Menjual dan mempermainkan isu “Pancasila versus khilafah” adalah eksperimen yang sangat berbahaya. Karena Pancasila adalah ideologi negara yang sudah final di Indonesia, sementara khilafah adalah istilah generik yang merujuk pada sistem politik pemerintahan yang digunakan suatu negara.

Begitu antara lain disampaikan praktisi media dan juga pemerhati isu hubungan internasional Teguh Santosa ketika berbicara dalam diskusi Ngopi dari Sebrang Istana di Reso Ajang Ijing di Jalan Ir. H. Juanda, Jakarta Pusat, Kamis siang (4/4).

Teguh sangat prihatin dan waswas dengan isu yang mengatakan bahwa ada salah satu pasangan capres dan cawapres yang ingin mendirikan khilafah seperti ISIS.

“Kalau ada yang mau mendirikan khilafah ISIS di negara ini maka yang menghadapinya adalah umat Muslim yang ada di kubu 01 dan di kubu 02,” ujar Teguh.

Dia mengajak dua pembicara lain dalam diskusi itu, Arya Sinulingga dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin dan Jansen Sitindaon dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi untuk membawa tradisi masyarakat Sumatera Utara dalam ajang Pilpres 2019.

Kebetulan, mereka bertiga, Teguh, Arya dan Jansen, lahir dan besar di Sumatera Utara.

“Kita sama-sama tahu bahwa di kampung halaman kita sana, adat datang duluan, agama kemudian. Mari kita ajak kawan-kawan kita untuk tidak menggunakan isu kosong ini,” uajr Teguh.

Menyambut ajakan itu, Arya Sinulingga mengatakan dirinya setuju dengan pandangan Teguh yang mengatakan bahwa persatuan nasional di atas keberagamaan memang telah terjadi. Arya mengatakan, walaupun dirinya seorang Kristiani, namun istrinya adalah seorang Muslim.

Namun dia khawatir, di akar rumput masih ada yang mencoba-coba untuk mengganggu Pancasila. Dia sepakat, siapapun yang ingin mengganggu Pancasila adalah musuh bersama.

Sementara Jansen Sitindaon menegaskan, kubu Prabowo-Sandi sama sekali tidak memiliki agenda mendirikan negara khilafah seperti yang dikhawatirkan.

Prabowo Subianto adalah figur nasionalis religius yang sejak usia 18 tahun telah bersumpah akan mempertahanan NKRI, Pancasila dan UUD 1945, dengan nyawa.

“Dia sudah sampaikan itu berkali-kali dalam banyak kesempatan,” ujarnya.

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s