Tidak Ada Tanda Jokowi Diktator dan Antikritik

2015-12-saigon-8

Salah satu Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Teguh Santosa menilai tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Presiden Joko Widodo atau pemerintahannya menjadi diktator dan antikritik. Teguh justru menilai Jokowi sangat menghormati demokrasi dan kebebasan.

“Jadi, sulit rasanya membayangkan Jokowi mau membunuh demokrasi dan menjadi diktator. Tidak ada tanda-tanda ke arah itu,” ujar Teguh di Jakarta, Kamis (10/8).

Teguh beranggapan, penghargaan Jokowi terhadap kebebasan berpendapat sangat tinggi. Menurut dia, Jokowi tidak antikritik dan memberikan ruang yang cukup luas untuk kritik tersebut.

“Jokowi adalah produk sistem demokrasi. Dia menghormati demokrasi yang melahirkannya dan membuat orang sepertinya bisa berkuasa,” tandasnya.

Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) ini juga menilai Jokowi dan partai atau kelompok pendukungnya menyadari betul bahwa kediktatoran tidak punya tempat dan tidak dapat diterima masyarakat modern di belahan bumi manapun. Apalagi, kata dia di sebuah negara dengan sistem politik demokratis dan terbuka seperti di Indonesia.

“Upaya untuk menjadi pemimpin yang berkuasa mutlak dan dapat melakukan apapun yang diinginkan dengan mengabaikan aspirasi rakyat akan berakhir sia-sia. Saya yakin, Presiden Joko Widodo dan partai serta kelompok pendukungnya benar-benar menyadari hal ini,” terang dia.

Jokowi, lanjut Teguh, benar ketika mengatakan bahwa tidak ada institusi politik yang mutlak. Menurut dia, itulah esensi praktik politik dan berbagai pandangan dan pendapat akan bertemu di ruang publik. Pro dan kontra adalah hal biasa.

“Di sisi lain, saya rasa harus diakui bahwa hingga hari ini pekerjaan terberat kita adalah merawat demokrasi, menjadikannya bermanfaat bagi kita semua,” ungkap dia.

Teguh juga mengingatkan publik bahwa tugas merawat demokrasi adalah tugas seluruh rakyat Indonesia. Menurut dia, tugas tersebut bukan hanya tugas pemerintah, bukan hanya tugas parlemen atau lembaga peradilan, juga sudah pasti bukan hanya tugas pers.

“Setiap individu warga negara memiliki tanggung jawab yang sama dalam merawat dan menjaga demokrasi. Terlebih di era multiplatform yang memungkinkan beragam pendapat mengalir deras,” pungkas dia.

Sumber: BeritaSatu

 

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s