Karena Gagasan Kebangsaan Harus Diselamatkan…

20160422_155953

Dinamika politik di DKI Jakarta menjelang pemilihan gubernur tahun depan semakin menarik. Partai politik diminta berhati-hati dalam menentukan pasangan cagub dan cawagub, jangan sampai pasangan calon yang dipilih membuat suhu politik di Jakarta semakin panas dan menjadi kontraproduktif.

Demikian harapan Direktur Eksekutif Aufklarung Institut, Dahroni Agung Prasetyo, yang disampaikan dalam perbincangan baru-baru ini.

Bagaimana pun juga, kata pria yang kerap disapa Agung itu, Jakarta adalah barometer Indonesia dan sudah barang tentu dinamika politik di Jakarta sedikit banyak mempengaruhi dinamika politik nasional. Suhu politik yang tidak kondusif di Jakarta dikhawatirkan bisa merembet ke daerah-daerah lain.

Karenanya, Agung mengingatkan elit politik untuk tak sekadar memikirkan kepentingan politik sesaat.

“Persoalan paling mendasar adalah menyelamatkan gagasan kebangsaan dan keindonesian kita. Ini benar-benar harus kita perhatikan di tengah dinamika politik yang mengarah ke titik ekstrem di Jakarta,” ujar Agung.

Menurut hemat Agung, di Jakarta sedang terjadi pengentalan politik primordial yang dipicu kegagalan komunikasi di level elit politik. Akibatnya, elit politik dan sebagian anggota masyarakat terjebak pada kegaduhan, lalu substansi dari persoalan di Jakarta pun terlupakan. Politik yang diwarnai primordialisme ini jelas membahayakan proses pembangunan Jakarta dan bisa merembet ke seluruh Indonesia.

“Menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta harus ada katup pengaman berupa konsolidasi kaum muda nasionalis,” kata Agung.

Dari sudut pandang inilah, Agung menilai kehadiran wartawan senior Teguh Santosa di bursa pemilihan gubernur Jakarta menjadi semacam oase yang bisa meredakan ketegangan.

Alumni jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran dan jurusan Ilmu Politik University of Hawaii at Manoa, Amerika Serikat itu dinilai sebagai wakil kalangan muda yang memiliki perhatian serius dalam mempertahankan pondasi kebangsaan Indonesia, khususnya Jakarta.

Penghormatan Teguh Santosa terhadap praktik demokrasi yang dikembangkan di Indonesia pun patut dihargai. Di tengah kritik dan kecaman yang dialamatkan sementara kalangan terhadap prilaku oknum partai politik dan parlemen, Teguh Santosa sejak awal memilih untuk mencari tiket pilgub dari partai politik.

“Dia (Teguh) paham bila peran partai politik dikerdilkan atau bahkan dihilangkan sama sekali akan terjadi penguatan sentimen primordial yang membahayakan NKRI. Ini akan semakin diperparah oleh kepentingan pemilik modal yang membajak demokrasi,” jelas Agung.

Senada dengan itu, Direktur Segitiga Institut, Muhammad Sukron, menilai Teguh Santosa yang juga Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) memiliki pemahaman yang memadai tentang budaya demokrasi.

“Sebagai seorang jurnalis, Teguh dan media yang dipimpinnya selama ini terlibat aktif dalam perdebatan mengenai berbagai isu kebangsaan dan perkotaan. Komitmennya tinggi untuk membangun bangsa, begitu juga dengan pengalamannya yang luas, menjadi modal yang dibutuhkan,” kata Sukron.

Pollster dari Kelompok Diskusi dan Kajian Studi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio, menilai Teguh Santosa bukan wartawan biasa. Dirinya aktif dalam berbagai organisasi dan beberapa di antaranya berdimensi internasional.

Selain sebagai wartawan, Teguh Santosa juga mendedikasikan waktunya untuk mengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan London School of Public Relations (LSPR) Jakarta. Dia juga tercatat sebagai salah seorang Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK).

Selain itu, keistimewaan Teguh Santosa menurut Hendri Satrio adalah, walaupun tidak memiliki basis partai politik namun ia memiliki hubungan baik dengan berbagai kelompok politik.

“Teguh sepengamatan saya memiliki komunikasi politik yang baik. Ini modal utama dirinya untuk mendapatkan dukungan dari partai politik,” ujar Hendri Satrio.

Dukungan Berbagai Pihak

Sejauh ini berbagai pihak telah menyatakan dukungan dan apresiasi terhadap tekad Teguh Santosa mengikuti pemilihan gubernur DKI Jakarta. Walikota Bandung, Ridwan Kamil, misalnya, ketika menerima kunjungan Teguh Santosa pekan lalu, mengatakan, Jakarta membutuhkan sosok baru dan wajah segar yang dapat menawarkan pendekatan pembangunan alternatif yang efektif tanpa keributan yang kontraproduktif.

Emil sendiri merupakan salah satu tokoh muda yang diharapkan ikut dalam pemilihan gubernur Jakarta. Namun dalam pertemuan dengan Teguh Santosa, dia kembali menegaskan dirinya tidak akan ikut dalam pilkada Jakarta dan akan menyelesaikan berbagai program pembangunan di Bandung.

Adapun Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, memberi semangat dan meminta Teguh Santosa tetap istiqomah dalam jalan perjuangan mendapatkan kepercayaan dari rakyat.

“Semangat untuk berbuat kebaikan bagi orang banyak adalah langkah terpuji dan terhormat. Seperti kata Schiller, hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah di menangkan,” ujar orang dekat Prabowo Subianto itu.

Anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN), Teguh Juwarno, juga menyampaikan hal senada. Teguh Juwarno mengenal Teguh Santosa sebagai wartawan yang memiliki integritas. Di mata Teguh Juwarno, komitmen dan pembelaan Teguh Santosa terhadap kebenaran dan hak rakyat, khususnya rakyat kecil, sangat tinggi.

“Jadi bila Teguh menjadi pemimpin daerah, saya percaya prioritas dia adalah mensejahterakan warga yang terbawah,” kata Teguh Juwarno, anggota DPR yang juga mantan jurnalis.

Pengurus Partai Demokrat, Andi Arief, menilai sosok Teguh sebagai tokoh muda yang dinamis dan memiliki pandangan-pandangan menarik dalam berbagai isu kebangsaan dan perkotaan. Latar belakangnya sebagai dosen di sejumlah universitas juga membuat Teguh menjadi sosok yang paripurna.

“Melihat sepak terjang dan track record-nya selama ini, terutama kemampuannya berinteraksi dengan baik dengan semua kalangan, saya kira dia (Teguh Santosa) pantas gantikan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) di Jakarta,” ujar Ketua Departemen Pemberantasan Mafia Hukum DPP Partai Demokrat ini.

Dukungan untuk Teguh juga datang dari kalangan pekerja dan buruh Jakarta. Kordinator Aliansi Pekerja Warga Jakarta (APWJ) Tri Sasono, misalnya, mengatakan bahwaTeguh Santosa bukanlah sosok yang asing bagi kaum pekerja. Media yang dipimpin Teguh Santosa dikenal sebagai salah satu media nasional yang selama ini memberikan perhatian khusus pada berbagai persoalan yang dialami warga Jakarta, khususnya kaum pekerja.

“Sebagai pekerja di sektor media, Teguh sangat mengerti persoalan di Jakarta, khususnya kelas buruh yang tinggal dan menjadi warga Jakarta,” ujar Tri Sasono yang juga merupakan Sekjen Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu.

Jakarta Adil Manusiawi

Kordinator Pojok Bang Teguh, Ari Rahman, menjelaskan bahwa perbaikan nasib masyarakat bawah merupakan salah satu program inti yang akan dikembangkan Teguh Santosa bila dipercaya memimpin Jakarta.

“Kami sudah bertemu dengan perwakilan kelompok pekerja dan sudah sepakat bahwa derajat kehidupan kaum pekerja harus ditingkatkan. Pemprov wajib melindungi, termasuk dalam hal penyediaan perumahan layak, jaminan pendidikan dan kesehatan serta jaminan hari tua,” ujarnya.

Selain itu, Ari juga mengatakan, jago yang didukungnya ingin mengembalikan pemahaman bahwa demokrasi membutuhkan keterlibatan semua stakeholder. Dari sudut pandang ini, seharusnya tidak boleh ada satu pihak atau institusi yang mendominasi proses perumusan kebijakan publik, apalagi dengan cara mendiskreditkan dan mendelegitimasi institusi lain.

“Arogansi dalam proses pembuatan kebijakan akan mengorbankan rakyat. Itulah yang belakangan ini terlihat di Jakarta,” katanya lagi.

Ari juga mengatakan, Teguh Santosa telah mempersiapkan 24 program unggulan untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang adil dan manusiawi.

“Kami singkat 24 JAM. Selain itu kami menilai bahwa pemerintahan yang baik tidak boleh memicingkan mata sedetikpun,” sambungnya.

Di antara program unggulan Teguh Santosa adalah meningkatkan anggaran pendidikan, menjadikan Jakarta sebagai center of excellent, menjadikan pariwisata sebagai orientasi pembangunan, serta menjamin ketersediaan akses fasilitas umum dan sosial bagi kaum difabel dan anak-anak berkebutuhan khusus.

“Semua program yang bagus ini akan dikomunikasikan dengan parlemen daerah yang merupakan partner Pemprov DKI dalam perumusan kebijakan publik,” demikian Ari Rahman.

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s