Salah satu senjata yang dimiliki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama ini adalah rekaman hasil penyadapan pembicaraan telepon orang-orang yang dianggap memiliki kedekatan dengan kasus korupsi yang sedang diselidiki.
Sementara salah satu senjata pamungkas Polri yang juga telah dikenal masyarakat adalah rekaman kamera closed-circuit television alias CCTV yang biasa digunakan untuk membongkar aksi terorisme. Masyarakat tentu masih ingat, mulai dari bom di Bali Oktober 2002 sampai bom di Mega Kuningan bulan Juli tahun ini, rekaman CCTV kerap dilibatkan.
Kemarin (Rabu, 11/11), Mabes Polri memutar sebuah rekaman berdurasi belasan detik. Memang bukan rekaman CCTV. Di dalam rekaman itu tampak Antasari Azhar sedang berada di sebuah ruangan yang diperkirakan ruang pemeriksaan tersangka. Adegan paling menonjol dalam rekaman itu adalah tawa Antasari yang tergelak-gelak, sementara suara pria berkumis tebal itu tidak terdengar jelas. Untuk membantu penonton, di layar monitor, pihak pengedit rekaman menambahkan teks perkataan Antasari.
“Dan saya pribadi terus terang saja, cepat atau lambat saya keluar, selesai maksudnya. Mungkin orang pertama yang mengatakan tidak diperlukan KPK. Saya akan bicara itu!”
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna yang memutar rekaman video itu di depan wartawan sama sekali tidak menjelaskan konteks pembicaraan Antasari. Juga tidak ada keterangan apakah saat video itu merekam, Antasari sedang diperiksa atau tidak.
Sementara kalangan menilai rekaman video yang sengaja dipertontonkan sehari setelah di depan PN Jakarta Selatan mantan Kapolres Jaksel Wilardi Wizar mengatakan penahanan Antasari dipaksakan (Selasa, 10/11), adalah bahasa isyarat yang ditujukan polisi ke kubu KPK dan pendukung KPK.
Terlebih, sebelum memutar rekaman Antasari itu Irjen Nanan mengatakan bahwa mereka masih mengantongi satu video lagi yang “akan menunjukkan siapa sebenarnya yang ingin membubarkan dan mengkriminalkan atau mengecilkan KPK.”
Apa maksud dari pernyataan Irjen Nanan ini? Apakah Polri, seperti kabar yang berkembang beberapa hari terakhir di lapangan, memang mengantongi rekaman CCTV yang memperlihatkan Chandra M Hamzah tengah menerima suap? Atau apakah ini, rekaman Antasari dan pernyataan Irjen Nanan, hanya gertak sambal untuk menggetarkan hati KPK dan pendukungnya? Sejauh ini hanya Polri yang mengetahui kebenaran dari kabar kabur ini.
Untuk sementara masyarakat masih harus menunggu babak-babak selanjutnya dari pertarungan antara cicak lawan buaya, eh, KPK lawan Polri ini.
