APDP Akan Diskusikan Penyimpangan Pemilu dengan Pemerintah

BERBAGAI penyimpangan dan inkonsistensi dalam pelaksanaan pemilihan umum di Federasi Mikronesia dan Chuuk State memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Demikian antara lain poin yang disampaikan dalam rekomendasi tim Asia Pacific Democracy Partnership (APDP). Tim yang beranggotakan 18 orang dari 10 negara ini memantau pelaksanaan pemilihan anggota Kongres Mikronesia, gubernur dan anggota parlemen Chuuk tanggal 3 Maret lalu. Dibiayai Departemen Luar Negeri AS, program ini dikoordinir Pacific Islands Development Program (PIDP) di East West Center (EWC), Honolulu, Hawaii. Sejak didirikan tahun 2007, ini adalah misi pemantau pemilu ketiga yang dilakukan APDP, setelah Mongolia dan Bangladesh di tahun 2008.

Tim pemantau pemilu Mikronesia dipimpin Eni F. H. Faleomavaega, anggota Kongres AS yang mewakili Samoa-Amerika. Faleomavaega juga merupakan ketua Sub-komisi Asia, Pasifik dan Lingkungan Global, Komisi Hubungan Luar Negeri DPR AS.

Dalam rekomendasi tim APDP disebutkan berbagai kejanggalan yang ditemukan itu akan didiskusikan lebih lanjut dengan pemerintah Mikronesia dan Chuuk State. Legitimasi tertinggi mengenai hasil pemilu ini terletak di tangan rakyat Mikronesia setelah semua suara dihitung.

Pernyataan tim APDP dirilis setelah Federasi Mikronesia mengumumkan secara resmi hasil pemilu akhir pekan lalu. Kongres Mikronesia yang bersifat unikameral terdiri dari empat anggota yang dipilih untuk mewakili keempat negara bagian dan bertugas selama empat tahun, dan sepuluh anggota yang dipilih berdasarkan jumlah penduduk negara bagian dan bertugas selama dua tahun.

Dari ke-14 anggota Kongres Mikronesia hanya sepuluh yang dipilih dalam pemilu lalu. Sementara parlemen Chuuk bersifat bikameral, terdiri dari 10 senator dan 28 anggota DPR. Hampir semua incumbent yang bertarung untuk memperebutkan kursi wakil rakyat menang dalam pemilihan itu.

Sementara tiga kandidat yang bertarung dalam pemilihan gubernur Chuuk adalah incumbent Wesley Simina, mantan wakil presiden Mikronesia Redley Killion dan mantan direktur keuangan Chuuk Gillian Doone. Simina dan Doone melaju ke putaran final yang akan digelar akhir Maret. APDP akan kembali mengirimkan tim untuk memantau babak run off itu.

Tim mencatat bahwa pelaksanaan kampanye menjelang hari pemungutan suara berlangsung damai tanpa intimidasi yang dilakukan dari pihak manapun.

Tim juga menghargai inisiatif College of Micronesia yang mempertemukan ketiga kandidat gubernur dalam debat terbuka menjelang pemilu. Debat terbuka tersebut disiarkan secara langsung oleh radio Chuuk dan disebarluaskan via jaringan internet, serta diliput secara khusus oleh koran Kaselehlie Press.

Dalam pemilu 3 Maret lalu tim APDP memantau pelaksanaan pemungutan suara di lebih dari 50 TPS dari 105 TPS yang tersebar di Chuuk.

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s