FARAH membuat jantungku hampir copot. Speechless untuk beberapa saat. Usianya baru 4,5 tahun.
“Yah, Kakak mau ngomong nih,” kata Intan di seberang sana, dua malam lalu.
“Ya, mana,” jawabku.
“Ini dia,” kata Intan lagi sambil menyerahkan hapenya kepada Farah.
“Ada apa Kak?” tanyaku setelah yakin Farah sudah siap di ujung sana untuk mengatakan sesuatu.
“Yah, aku pakai beha. Dibeliin nenek,” kalimatnya singkat mengalir begitu saja. Suaranya riang seperti biasa. Di belakang sana aku dengar Intan dan beberapa yang lain berteriak kecil, kaget, tak menyangka Farah akan mengatakan hal seperti itu. Lalu tertawa.
Sementara aku speechless, Farah terus saja ngoceh tentang beberapa hal lain yang aku sudah tidak ingat. Farah baru 4,5 tahun. Kok, tiba-tiba aku jadi merasa jauh lebih tua…
Tadi malam Intan kirim SMS. Bunyinya:
“Bunda sedang di Giant Pondok Kopi (dulu Hero) sama Kakak. Iseng aja pulang dari Bimba. Kakak minta boneka. Kata Bunda, kan sudah besar. ‘Nggak Bun, masih kecil. Kemarin pakai behanya icak-icak (main-main).’ Suaranya kan keras ya Yah. Orang-orang pada senyum. Malu, malu juga Bunda.”
