“FITNA” yang diproduksi anggota parlemen Belanda dari kelompok ekstrem kanan, Geerts Wilders, membuat the largest video sharing website ini kerepotan.
Saya telah menonton film Wilders itu beberapa waktu lalu. Dan karena diskusi di milis dengan beberapa teman semakin hangat, saya kembali ingin menontonnya untuk semakin memastikan bahwa film itu sebenarnya biasa-biasa saja. Dan saya tidak pantas marah, apalagi sampai ngamuk-ngamuk, karenanya.
Tidak ada yang baru dari isi film itu. Semua tuduhan dan penghinaan yang digambarkan dan disampaikannya adalah lagu lama: Islam agama yang mendorong umatnya untuk membantai pemeluk agama lain. Islam adalah agama yang membolehkan aksi terorisme seperti serangan terhadap WTC di New York tahun 2001. Islam adalah jalan kekerasan. Bla bla bla.
Bukankah itu kepicikan yang biasa-biasa saja?
Di dunia ini, sampai sekarang, serangan terhadap Islam dan pengikutnya, juga terhadap agama lain dan pengikutnya, masih sering terjadi. Sserangan-serangan itu menurut hemat saya didasari prasangka yang dibentuk oleh pengalaman yang berbeda-beda, atau bisa juga muara dari kebencian yang tak berdasar. (Saya heran, semakin tua usia peradaban manusia, tetapi mengapa sampai sekarang masih ada manusia yang suka menyerang satu sama lain… Pertanyaan naif nih.)
Modus dan media penghinaan dan ejekan-ejekan itu bisa macam-macam. Kebetulan kali ini, disalurkan lewat YouTube yang konon sangat menghargai sopan santun. Klip esek-esek yang vulgar –sampai mempertonotnkan alat kelamin– tidak boleh masuk di YouTube.
Klip lagu India kegemaran saya yang di dalamnya terdapat adegan perempuan mendorong laki-laki hingga jatuh di-banned, karena dinilai mengandung unsur kekerasan di dalamnya.
Klip lagu Ahmad Dhani yang dilakoni ketiga anak laki-lakinya dan seorang anak perempuan Wulan Kwok (eh, Jameela) juga sempat di-banned (sekarang sudah ada lagi) karena mengandung adegan kekerasan yang melibatkan anak kecil.
Yang dimaksud adegan kekerasan dalam klip itu, mungkin, ketika seorang anak Ahmad Dhani dalam klip itu mendorong anak Ahmad Dhani yang lain demi merebut hati anak Wulan Jameela.
Itu adalah contoh betapa mulianya (cie…) hati YouTube. Itu sebabnya banyak orang yang heran mengapa dengan “standar moral” yang setinggi itu, YouTube meloloskan video yang berisi penghinaan, dan berpotensi memanaskan suhu di muka bumi.
Well, sebetulnya ada maksud lain mengapa saya ingin kembali melihat “Fitna”. Saya sempat membaca komentar dari seorang penonton klip itu (yang menggunakan nickname). Komentarnya menarik dan menggelitik. Saya ingin mengkopi komentar itu dan memuatnya dalam milis yang saya ikuti. Tapi untuk sementara keinginan ini tertunda.
Awalnya tidak ada masalah. Laman muka YouTube sudah terbuka. Lalu di search engine saya ketik “Fitna”. Beberapa thumbnail video yang berkaitan dengan “Fitna” pun segera terpampang. Lalu saya klik satu di antaranya, dan saya dibawa ke halaman konfirmasi.
This video or group may contain content that is inappropriate for some users, as flagged by YouTube’s user community. By clicking “Confirm”, you are agreeing that all videos or groups flagged by the YouTube community will be viewable by this account.
“No problem,” kata saya. Peringatan ini memang sudah ada sejak pertama kali “Fitna” ditayangkan di YouTube. Dan ini adalah warning standar untuk mengingatkan penonton akan “efek negatif” yang mungkin dapat timbul akibat klip itu.
Lalu tombol konfirmasi saya klik.
Nah, tidak seperti sebelumnya. Kali ini klip yang saya klik itu tetap tidak terbuka. Sebagai gantinya di layar monitor terpampang tulisan:
This functionality is not available right now. Please try again later. We are currently performing site maintenance. Be cool – we’ll be back 100% in a bit.
“A bit? OK. I will wait,” kata saya sambil iseng mencari klip James Blunt “You’re Beautiful” yang beberapa hari lalu saya posting untuk istri tercinta. Dan bisa. Klip ini jalan. “My life is brilliant,” kata Blunt di awal lagunya.
Lalu saya buka window baru untuk kembali ke “Fitna”. Well, tetap tidak bisa terbuka. Pesannya masih sama. Saya ulang beberapa kali, dan pesannya masih yang itu-itu juga.
Be cool – we’ll be back 100% in a bit.
Apakah YouTube menduga saya akan ngamuk-ngamuk karena menonton film itu sehingga dia mengatakan, “Be cool.”

Mereka tidak akan percaya selama mas Teguh masih terus merasa cool 🙂 j/k
wah, kalau begitu selamanya mereka tidak akan percaya…
🙂
btw, aku sudah “tulis laporan” tentang harga telor yang terus menanjak naik di hawaii…
Saya justru heran kalo sampe pemerintah atau para ulama paranoid dengan video fitna itu. kenapa hal yg sepele itu sampe menghabiskan energi mereka, bukankah akan lebih baik ini menjadi pembelajaran buat bersama demi kehidupan yg lebih harmonis?
*tulisan saya mengenai polemik ini selengkapnya ada di blog saya*