SENATOR Illinois kelahiran Hawaii Barack Obama berusaha meredam ketegangan rasisme dalam pertarungan antara dirinya dan Senator New York Hillary Clinton.
Awalnya, isu rasisme ditiupkan Geraldine Feraro. Mantan calon wakil presiden AS di era 1980an yang sudah mengundurkan diri dari posisi penasihat keuangan Hillary menyebut Obama diuntungkan oleh warna kulit.
Andai saja Obama bukanlah laki-laki berkulit hitam keturuan Afrika, sebut Feraro, dia pasti tidak akan seberuntung saat ini; untuk sementara memimpin dalam perebutan tiket Partai Demokrat menuju pemilihan presiden.
Obama mengecam pernyataan Feraro sebagai sesuatu yang membahayakan persatuan. Hillary pun ikut menyesalkan.
Belakangan, Obama ditimpa masalah yang sama. Jeremiah Wright, mantan pendeta di Trinity United Church of Christ di Chicago yang punya hubungan begitu dekat dengan Obama diketahui pernah menyerang Hillary dalam sebuah khutbah yang berbau rasisme.
Dalam khutbah di bulan Desember 2007 itu Wirght mengatakan, Hillary tidak tahuh bagaimana rasanya menjadi keturunan kulit hitam yang hidup dalam tekanan orang kaya berkulit putih.
Ketika berbicara di National Constitutional Center, Philadelphia, hari Selasa waktu setempat (18/3) atau hari Rabu waktu Indonesia, Obama menjelaskan sejarah hidupnya yang lahir dari pasangan laki-laki Kenya berkulit hitam dan wanita Kansas berkulit putih.
Menurut CNN tidak seperti kebanyakan orasi Obama, kali ini tidak ada orang yang dipasang di belakang Obama sebagai background. Di belakang Obama hanya ada bendera Amerika.
“Ini adalah cerita yang tidak membentuk saya menjadi kandidat yang paling moderat. Tetapi ini adalah cerita yang menjelaskan bahwa kita adalah satu,” katanya disambut tepuk tangan dan teriakan dukungan dari para pendukungnya.
Obama mangatakan dirinya ada di tengah jemaat gereja ketika Wright memberikan khutbah.
“Apakah saya tidak setuju dengan pernyataan politiknya? Tentu saja, seperti saya yakin bahwa banyak diantara Anda yang mendengar kan khutbah dari pendeta Anda, pastor, atau rabbi Anda yang Anda tidak setujui.”
Kata Obama lagi, bila dia mengenal Wright hanya dari klip yang kini beredar di YouTube, dia pun akan melihat alasan untuk menjaga jarak dengan Wright.
“Tetapi sebetulnya, itu bukan semua yang saya tahu tentang dia. Dia seperti saudara saya sendiri,” kata Obama lagi sambil menambahkan dia tidak sedang berusaha menghakimi khutbah Wright, melainkan ingin membuat perlakuan yang sama seperti yang telah dia lakukan terhadap Feraro.
Di sisi lain, dia mengajak rakyat Amerika memahami masa lalu negara itu berkaitan dengan penindasan kulit putih terhadap kulit hitam yang memang pernah terjadi.
Dia tidak berharap agar kejadian di masa lalu dijadikan bibit perpecahan. Sebaliknya, kisah gelap di masa lalu mestinya dapat dipakai untuk memperkuat saling pengertian antara warga kulit putih dan kulit hitam.

Yach memang persaingan menuju Presiden AS itu seru karena mereka saling berebut kekuasaaan dan kehormatan berbeda yach dngan sistem Islam yang lebih memilih pemmpin yang amanah dan ikhlas karena Allah SWT.. betul kagak..:D
http://www.infogue.com/masalah_politik/obama_redam_isu_kulit_hitam/
Saya bingung, kalo dilihat dari komposisi pemilih di seluruh negara bagian AS, kulit hitam 90% memilih Obama sedangkan 10%-nya ke Clinton sedangkan kulit putih 65% ke Clinton sisanya Obama. Kalo gitu kesimpulannya apa bukannya orang kulit hitam ternyata lebih “Rasis” dibanding orang kulit putih? “Rasis” di sini maksudnya ya, memiliki tendensi memilih berdasarkan warna kulitnya (Dalam hal ini Obama lebih besar proporsinya. Clinton juga oleh kulit putih tapi tidak sebesar dukungan terhadap Obama oleh kulit hitam). Kalo memang semua orang rasional memilih berdasarkan program, kayaknya kok terlalu absurd jika komposisi pemilih seperti itu seragam di semua negara bagian…masa si gak ada dorongan yang sifatnya irasional ?(yang selalu lebih kuat).