BILA kandidat kuat calon presiden Amerika Serikat dari kubu Partai Republik, Senator Arizona John McCain, digoyang isu hubungan asmara di masa lalu, Hillary Clinton lain lagi.
Senator New York yang juga mantan the first lady itu dikabarkan sudah membuat kesepakatan dengan suaminya, Bill Clinton. Apabila Hillary Clinton kalah dalam pemilihan presiden—entah kalah di putaran konvensi, atau kalah di putaran final melawan jago Partai Republik—maka ia akan bercerai dengan Bill Clinton.
Menurut Globe kabar mengenai kesepakatan cerai Clintons itu sudah merebak di lingkungan dekat keluarga mereka. Globe sendiri mengaku mendapatkan informasi dari sumber yang memiliki hubungan sangat erat baik dengan Bill maupun Hillary Clinton.
Tulisan ini juga dimuat di myRMnews.
“Bila dia menang, maka perkawinan mereka akan berlanjut. Bila Hillary kalah, maka semuanya akan berakhir. Itu rencananya, singkat dan sederhana,” sebut sang insider.
Dia mengatakan bahwa selama ini Bill dan Hillary hanya berpura-pura mesra di depan publik. Padahal sesungguhnya pernikahan mereka sudah tamat bertahun-tahun lalu.
Bill Clinton memang dikenal sebagai playboy Gedung Putih. Monica Lewinsky, pegawai magang di Gedung Putih yang bikin heboh di tahun 1998, hanyalah satu dari sekian banyak kisah asmara Bill di luar pernikahan.
Enam tahun sebelum kasus asmara Ruang Oval-nya dengan Lewinsky terbongkar, Bill Clinton pernah juga terlibat api cinta dengan seorang penyanyi di klub kabaret Gennifer Flowers di tahun 1992 ketika ia mencalonkan diri sebagai presiden Amerika. Ada juga wanita bernama Kathleen Wiley yang singgah di hati Bill, dan yang paling akhir adalah seorang gadis Kanada Belinda Stronach.
Tetapi Hillary memilih buta demi menyelamatkan perkawinan dan obsesinya jadi presiden wanita pertama di Amerika.
“Dia memilih untuk menutup mata,” tulis Sally Badell Smith dalam bukunya “For Love of Politics: The Clintons in the White House”.
“Untuk mempertahankan perkawinan dan citra baik keluarganya, Hillary menggunakan pendekatan ‘jangan tanya, jangan bicara’,” tulis Smith lagi.
Sikap loyal Hillary itu, demikian Smith, bukan tanpa harga. Selama Clinton menjadi presiden, Hillary pun mulai menuai bibit kekuasaan. Dan sejauh ini, pendekatan itu berhasil. Hillary sukses menjadi Senator. Dan kini, untuk sementara, menjadi wanita paling kuat di Partai Demokrat, selain Michelle Obama, istri Barack Obama.
Di luar urusan asmara, masih menurut Globe, cara Bill Clinton mempromosikan istrinya pun dinilai berlebihan dan malah sering merugikan. Misalnya, ketika Bill Clinton menyerang Senator Ted Kennedy yang mendukung Barack Obama. Manuver Bill Clinton itu bagai bumerang, mengingat sosok Ted Kennedy yang begitu dihormati orang. Menyerang Ted Kennedy lewat pernyataan politik, hanya akan menuai kecaman dari pendukung Kenedy.
Bill Clinton, simpul Globe, bukanlah elemen positif dalam kampanye Hillary.
Apalagi belakangan, menyusul kekalahan berturut yang dialami Hillary, Bill Clinton mengeluarkan pernyataan yang dinilai miring dan lagi-lagi merugikan Hillary. Menurut Bill, bila Hillary kembali kalah dalam pertarungan awal Maret nanti di Ohio dan Texas, maka permainan ini “selesai sudah”.
Pernyataan Bill ini merugikan Hillary. Pernyataan itu memperlihatkan dukungan keluarga yang justru mengendur.

Berita ini benar ada nih? Sebab menurut saya, tidak mungkin Hillary begitu bodohnya mau menerima Bill Clinton kembali setelah “main” dengan Monica L, kecuali ada perjanjian untuk menjadikan dirinya sebagai presiden. Yang saya tahu Hillary adalah seorang yang bertujuan untuk memimpin negara Amerika jauh sebelum dia secara “tidak sengaja” menjadi First Lady. Akan menarik mellihat apa yang akan terjadi nanti setelah partai demokrat telah memilih kandidat presidennya.
wah pak barry senang banget nih kayaknya… penasaran pak? hehehe..
tapi memang aneh kok si hillary ini. kok mau ya udah diboongin berkali-kali. mendingan teh anu deh, yang akhirnya bisa menerima perkawinan kedua aa anu.
betul tidak?