Riset Ilmiah: Intervensi Amerika di Negara Muslim Gagal

AMERIKA Serikat mengalami kesulitan dalam menghadapi perlawanan dari kelompok Islam. Begitu kesimpulan sebuah studi yang dirilis hari Senin ini waktu Amerika (11/2), atau Selasa waktu Indonesia (12/2).

Laporan yang dikerjakan oleh The Rand Corp. itu menyebutkan bahwa intervensi dan pendudukan yang dilakukan Amerika Serikat di negara Muslim ternyata tidak tepat, kontraproduktif dan secara keseluruhan tidak punya dasar yang kuat.

Pemerintah Amerika disarankan agar fokus dan memprioritaskan pembentukan “pemerintahan sipil” dan membangun “kekuatan pertahanan lokal”. Laporan itu merujuk pada kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak.

“Kekerasan yang diperlihatkan ekstrimis di negara Muslim adalah ancaman terhadap keamanan yang sangat serius yang kini dihadapi Amerika Serikat,” ujar David C. Gompert yang memimpin penelitian sekaligus merupakan salah seorang peneliti senior di The Rand Corp.

“Karena ancaman ini kelihatannya akan tetap bertahan, bahkan cenderung bertambah besar, sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa Amerika Serikat saat ini tidak memiliki kapabilitas yang cukup untuk menghadapi tantangan itu,” kata dia lagi seperti dikutip CNN

Pentagon sejauh ini tidak memberikan komentar atas laporan yang berjudul “Perang dengan Cara yang Lain: Membangun Kemampuan yang Lengkap dan Brimbang untuk Menghadapi Perlawanan.”

Penelitian itu juga menyoroti penambahan pasukan Amerika Serikat di Irak yang hingga kini sudah mencapai sekitar 30 ribu personel. Menurut Gompert, adalah sebuah kesalahan bila penambahan pasukan dianggap sebagai jalan yang efektif untuk menghadapi perlawanan.

Studi itu juga menyebutkan bahwa intervensi militer Amerika akan sangat berisiko dan mahal mengingat kelompok jihadis sangat dipengaruhi oleh doktrin agama yang dipahami secara ekstrem. Ditegaskan dalam laporan itu, intervensi militer dalam derajat yang begitu massif biasanya gagal.

The Rand Corp. juga merujuk pada 90 konflik yang terjadi sejak Perang Dunia Kedua. Mereka menyimpulkan bahwa membangung pemerintahan lokal yang representatif, kompeten dan jujur adalah jalan keluar yang paling baik.

“Kekuatan asing tidak bisa menggantikan pemerintahan lokal yang efektif. Sebaliknya, mereka hanya akan memperlemah legitimasi mereka (di negara yang diintervensi),” tambah peneliti The Rand Corp. lainnya, John Gordon.

Bersamaan dengan mendorong pembentukan pemerintahan yang efektif dan legitimated, para peneliti dalam laporan mereka menyarankan agar pemerintah Amerika melakukan beberapa hal seperti mengorganisasi, melatih dan mempersenjatai pasukan keamanan lokal. Juga mengumpulkan dan membagi informasi.

3 Replies to “Riset Ilmiah: Intervensi Amerika di Negara Muslim Gagal”

  1. Menilik kembali apa sebenarnya niat pemerintahan “neo-konservatif” AS intervensi negara berpenduduk muslim ? Hati-hati dengan motif negara barat “jalan-jalan” lho ..

  2. Muslim itu didorong untuk menjadi pemaaf kalau ada yang berbuat jahat terhadap dirinya. Tapi juga berhak membalas sepadan dengan kejahatan yang mereka lakukan terhadap dirinya. Membalas yang sepadan itu tidak dosa, meski dianjurkan untuk memaafkan dan memperlakukan dengan baik terhadap mereka yang berbuat jahat. Kekerasan dibalas sepadan seperti kekerasan yang dilakukan terhadap dirinya adalah hak. Dari semua muslim yang ada apabila diperlakukan jahat, tidak semua dapat memaafkan. Membalas juga hak dan tidak dosa, asal tidak melampaui batas. Muslim adalah komunitas yang memiliki solidaritas terhadap sesama muslim. Kekerasan terhadap komunitas muslim, akan dibalas oleh komunitas muslim yang lain. Tapi mungkin ada komunitas muslim lain yang memaafkan. Karena tidak merasakan secara langsung bentuk kekerasannya. Kalau kekerasan terus menerus dilakukan terhadap komunitas muslim. Komunitas muslim yang lain dapat merasakan dan akan menunaikan haknya. Jihad itu menunaikan haknya. Jadi Amerika kalau terus menerus menerapkan kekerasan kepada komunitas muslim, akan bermunculan muslim lain yang menunaikan haknya untuk membalas yang sepadan. Tidak usah melakukan riset. Spirit menunaikan hak tidak akan padam. Muslim tidak pernah takut mati di dunia, karena punya kehidupan di akhirat. Kalau Amerika tidak memiliki kehidupan di akhirat -akan mati sia-sia di dunia- melawan muslim. Muslim tidak mati sia-sia, di akhirat adalah kehidupan yang lebih baik.

Leave a reply to Didik P W Cancel reply