KIPRAH konglomerat Yahudi di Indonesia, termasuk kasus terakhir, yakni rencana George Soros berinvestasi di Aceh, terus menuai reaksi. Reaksi kritis disampaikan dua orang anggota Komisi I DPR, Hadjriyanto Y Thohari dan anggota Yuddy Chrisnandi. Berita dari myRMnews.
“Yahudi itu penjajah. Kalau kita kerjasama dengan penjajah, bagaimana komitmen kita pada UUD 1945,” tegas Hadjriyanto yang pernah menjadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah. Hadjriyanto menyayangkan sikap ambivalensi pemerintah terhadap Yahudi yang terjadi sejak zaman Soeharto.
“Di satu pihak, pemerintah dalam pernyataan resminya selalu menyatakan tidak ada hubungan dengan Yahudi, tapi di balik sikap resmi itu, pemerintah menjalin kerjasama dengan Yahudi,’’ katanya..
Dia menyebut beberapa fakta seperti pertemuan beberapa menlu Indonesia dengan Menlu Israel dalam beberapa kesempatan. “Kita juga beli senjata UZI bikinan Yahudi Israel,’’ kata Hadjriyanto.
Sementara Yuddy Chrisnandi mengingatkan, pemerintahan SBY bisa tersungkur bila meladeni keinginan Yahudi untuk melakukan kerjasama atau berinvestasi di Indonesia. Karena kerjasama itu melukai hati ummat Islam yang menjadi pendukung mayoritas presiden SBY. Untuk itu, pemerintah harus bersikap tegas: tidak melakukan kerjasama dengan Yahudi.
“Kalau pemerintah izinkan Yahudi berinvestasi di Aceh, sama saja menggali lubang sendiri,’’ tegas Yuddy. Politisi muda Golkar yang menggagas pembentukan shadow cabinet di DPR itu mengimbau Gubernur NAD agar tidak melihat sisi keuntungan ekonomi saja tetapi juga memperhatikan perasaan dan keberatan ummat Islam Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, partai-partai Islam meminta pemerintah mencegah konglomerat Yahudi George Soros menanam duitnya di Aceh. Mereka mengancam menarik dukungan terhadap pemerintah SBY jika Soros tetap diperbolehkan berbisnis di sana.(Rakyat Merdeka, 23/9).
