REVOLUSI kita bukan sekadar mengusir pemerintahan Belanda dari Republik Indonesia.
Revolusi kita menuju jauh lebih daripada itu. Revolusi Indonesia menuju pada tiga kerangka yang sudah terkenal. Revolusi Indonesia menuju pada sosialisme. Revolusi Indonesia menuju pada dunia baru tanpa exploitation de l’homme par l’homme dan exploitation de nation par nation.
Bagaimana revolusi yang demikian ini mau dimandegkan dengan kata bahwa revolusi telah selesai. Bagaimana revolusi ini mau dijalankan terus tanpa romantik, tanpa dinamik, tanpa dialektik.
Nah apa yang saya ceritakan di atas adalah pengalaman beberapa tahun yang lalu. Hampir-hampir saja kita keblinger sama sekali. Hampir-hampir saja kita mati kutu sama sekali. Kalau kita tidak lekas-lekas bating setir ke jalan yang benar kembali, dan dengan itu memberi kembali kepada revolusi Indonesia dia punya romantik, dinamik dan dialektik.
Dengan koreksi banting setir ini kita kembali beri kepada revolusi Indonesia dia punya jurusan, dia punya arah, dia punya direction. Karena itulah pada permulaan pidato ini saya bicara tentang pengalman di masa lampau dan urusan untuk masa yang akan datang.
Sukarno, Tahun Vivere Pericoloso, 17 Agustus 1964
Hari gini, ngomongin revolusi *bingung* mending cepatan lulus bang, biar bisa ketemu sama keluarga 🙂