Kaum Muslim di Indonesia tak pernah ragu menerima dan menyerap nilai-nilai demokrasi yang sudah sejak lama diperjuangkan bukan hanya oleh para pendiri bangsa, tetapi juga oleh organisasi Islam mainstream yang terus menggagas Islam yang kontekstual, yaitu yang mampu merespons persoalan masa kini. Tak urung, ulama terpandang yang bermukim di Qatar, Syekh Yusuf Qaradhawi, memuji pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang selaras dengan penerapan nilai-nilai Islam yang moderat.
“Dulu ada anggapan bahwa tidak mudah mengimplementasikan keduanya, demokrasi dan Islam. Namun rakyat Indonesia membuktikan bahwa demokrasi dan Islam bisa sejalan,” tutur Syekh Yusuf Qaradhawi saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu.
Selain kagum atas pelaksanaan demokrasi di Indonesia, Qaradhawi yang telah menelorkan lebih dari 125 buku ini menilai bangsa Indonesia mampu menerapkan pluralisme, merealisasikan kemaslahatan umum, maupun menghargai perbedaan tradisi. Segi-segi positif itu, menurut ulama yang dikenal dengan buku Fikih Zakat-nya ini, diharapkan bisa dipertahankan.
“Nilai-nilai ini seharusnya menjadi bingkai kokoh, sehingga segala persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia dapat terselesaikan. Keberhasilan Indonesia menerjemahkan demokrasi bisa ditularkan ke negara lain. Karena tidak bisa dinafikan, di beberapa negara, penerapan demokrasi justru tidak berjalan malah menimbulkan konflik yang menyengsarakan,” jelas Qaradhawi.
Mengambil contoh di Irak, Qaradhawi mengatakan, bukannya kestabilan yang terjadi, melainkan situasi yang jauh dari demokrasi sejak pasukan koalisi AS menjajah Irak dengan dalih menegakkan demokrasi. “Ini terjadi karena pelaksanaan prinsip demokrasi tidak didasarkan pada aspek moralitas, kejujuran, dan keadilan,” tegas Ketua Persatuan Ulama Islam Internasional itu.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan, Islam memang memainkan peranan penting dalam memajukan demokrasi di Indonesia. “Dapat dikatakan bahwa demokrasi di Indonesia tidak akan berjalan tanpa partisipasi masyarakat Muslim,” ujarnya.
Lebih jauh Dia menyatakan, Islam bukanlah ancaman bagi demokrasi dan sesungguhnya nilai-nilai demokrasi sesuai dengan ajaran Islam. Meski demikian, dia mengakui, terdapat polemik di antara para pemikir politik
Muslim, apakah Islam pro-demokrasi atau tidak. “Namun demikian, banyak ayat-ayat Al-Quran dan sunah nabi yang mendukung nilai-nilai demokrasi. Pada kasus Indonesia, banyak para pemikir politik Muslim dan aktivis yang telah menyarankan demokrasi sebagai bentuk terbaik dalam pemerintahan,” jelasnya.
Din mengemukakan, para pemimpin Muslim dari organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yakni Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) telah berulangkali menyatakan bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan hal yang final. “Masyarkat Islam di Indonesia telah berkomitmen untuk memastikan adanya demokrasi pluralistik dengan di dalamnya Islam memainkan suatu peranan penting untuk memantapkan demokrasi,” cetusnya.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafii Maa’arif menambahkan, sifat Islam di Indonesia hingga saat ini masih dianggap demokratis, menentang otoritarianisme, maupun terorisme. Ide-ide demokrasi dalam Islam di Indonesia tersebut tidaklah diserap dari ideologi Eropa Barat selama masa penjajahan, melainkan dari kandungan ayat-ayat Al-Quran. Misalnya saja dalam hal prinsip saling menghargai, yang kemudian menjadi dasar sistem politik Indonesia.
“Karena justifikasi dalam Al-Quran, Muslim Indonesia tidak ragu-ragu menerima demokrasi. KH Achmad Dahlan, misalnya, tak pernah memperoleh pendidikan Barat, namun mengambil pengetahuan ini dari Al Quran. Contoh ini sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan, implementasi hak mayoritas bukan hal asing dalam tata bahasa Islam Indonesia,” cetus Maa’rif.
Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Mike O’Brien menambahkan, di Indonesia menunjukkan bahwa tradisi Islam dan demokrasi sejalan. “Karena itu, Indonesia kini berada dalam posisi terbaik untuk menjadi contoh bahwa demokrasi memberi keuntungan nyata dalam politik, ekonomi, dan sosial,” ujarnya.
O’Brien menegaskan, tradisi demokrasi ada dalam pemikiran Islam. Dalam arti, Nabi Muhammad menjalankan komunitas Islam, mula-mula sesuai dengan “shura” atau konsultasi. “Dan konsep konsultasi tetap ada sampai sekarang di berbagai tingkat dalam komunitas Muslim,” jelasnya.

kira2 apakah benar,tidak ada demokrasi dalam islam?
Sayangnya pada sistim demokrasi pada umumnya masing-masing menyuarakan kepentingan dan keinginannya sendiri-sendiri yang dipengaruhi oleh hawa nafsu, tidak ada yang menyuarakan keinginan mahluk-mahluk lain yang ada di muka bumi. Padahal tanpa makhluk-mahluk lain di muka bumi kehidupan manusia akan binasa, selain itu Islam juga mengajarkan agar manusia bersikap adil pada semua mahluk.
Sayangnyadalam sistim demokrasi masing-masing menyuarakan kepentingan dan keinginannya sendiri tidak ada yang menyuarakan keinginan mahluk hidup lain yang ada di muka bumi. Padahal tanpa kehidupan mahluk-mahluk lain di muka bumi, kehidupan manusia akan binasa, selain itu bukankah Islam mengajarkan gar manusia bersikap adil pada semua mahluk ?.
janganlah kau tertipu akan demokrasi ! karena di dalamnya ada unsur penyimpangan aturan agama Alloh . tetaplah gunakan aturan /syariat Islam dengan keseluruhan. Dan jgnlah mengikuti jejak yg sesat sesungguhnya demokrasi itu adalah agama