Meet Behrooz Kamalvandi, Iranian Ambassador for Indonesia

meet behrooz kamalvandi

Untuk urusan nasionalisme tak ada salahnya bila Indonesia belajar dari Republik Islam Iran. Di Iran, bahkan oposisi mendukung langkah pemerintah manakala menghadapi tekanan pihak asing yang ingin mencaplok negeri itu.

“Setidaknya 99 persen rakyat Iran, termasuk kelompok anti Revolusi 1979 yang tidak menyukai pemerintah, mendukung sepenuhnya upaya pemerintah Iran menghadapi tekanan Amerika Serikat dan Inggris. Mereka (kelompok oposisi Iran) menyadari bahwa tekanan Amerika dan Inggris tidak semata-mata ditujukan kepada pemerintah Iran. Kelompok oposisi memahami bahwa tekanan ini adalah ancaman bagi eksistensi Iran,” kata Dutabesar Iran untuk Indonesia Behrooz Kamalvandi kepada Rakyat Merdeka di Jakarta.

Iran memang sedang menghadapi masalah serius. Negara superpower AS dan sekutunya mengancam akan mengembargo Iran yang memilih melanjutkan program nuklir. Bahkan AS dan rezim Zionis berencana memperluas api perang ke negara-negara lain termasuk Iran setelah mereka menyerang Lebanon. Mereka tampaknya tak peduli dengan penjelasan pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang menyebutkan bahwa program nuklir yang dikembangkan Iran digunakan sebagai sumber energi alternatif dan bukan untuk keperluan persenjataan.

Dalam berbagai propaganda, AS selalu menyatakan bahwa Iran tengah berniat menaklukan dunia dengan senjata nuklir mereka. AS tak mau tahu bahwa komunitas internasional yang tergabung dalam Gerakan Non Blok, misalnya, mendukung langkah Iran mengembangkan teknologi nuklir untuk keperluan energi.

“Sudah seharusnya senjata nuklir dihapuskan dari muka bumi. Negara yang meratifikasi NPT (Non Proliferation Treaty) terutama kelompok superpower, memiliki tanggung jawab yang amat besar untuk memusnahkan senjata nuklir yang mereka miliki. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Mereka terus mengembangkan persenjataan nuklir jenis baru sambil menuding Iran tengah mengembangkan senjata pemusnah massal berbasis nuklir,” kata Behrooz.

Behrooz, alumni Universitas Tehran yang baru empat setengah bulan bertugas di Jakarta,  juga merasa terbantu oleh dukungan terbuka pihak Indonesia, tertutama yang disampaikan pimpinan DPR RI saat mengunjungi Tehran beberapa bulan lalu.

“Pak Agung Laksono dan anggota DPR mendukung penuh Iran. Mereka tahu bahwa itu bukan kesalahan Iran. Mereka tahu bahwa teknologi nuklir yang dikembangkan Iran adalah untuk kepentingan perdamaian dan kebutuhan energi,” sebut pria kelahiran 1956 ini.

Lebih lanjut Behrooz mengatakan, pemerintah Iran tidak khawatir dengan ancaman embargo yang disampaikan kubu AS. Sesungguhnyalah, kata dia, Iran telah diembargo sejak lama. Setidaknya sejak Revolusi 1979 yang dipimpin Imam Khomeni menggulingkan pemerintahan Syah Iran yang memilih tunduk pada kepentingan asing dan melupakan kepentingan nasional.

“Dalam keadaan diembargo kami dapat membangun bangsa kami menjadi mandiri. Saat mereka mengembargo kami dapat mengembangkan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi kami. Mereka tidak memberikan pengetahuan itu kepada kami, tetapi kamilah yang mengembangkannya dengan segala kemampuan kami. Tentu saja ini berkah Allah SWT,” demikian Behrooz.

One Reply to “”

  1. bullshit, hampir 90% orang iran yg saya temui di bali membenci pemerintahnya. dan mengatakan negara mereka adalah neraka.

    behrooz kamavandi adalah salah satu dubes yg mungkin pura2 loyal agar tidak di taril spt dubes2 iran di negara lain.

    dari mulut orang iran sendiri, saya mendengar bahwa tdk ada demokrasi di iran.
    dan mereka mengatakan ahmadinejad terpilih kembali karena akal2lan para ulama.

Leave a reply to sariani Cancel reply