Amien Rais Diancam Jenderal: Nekat Demo, Monas Jadi Tiananmen

Muhammad Najib bersaksi. Kata salah seorang ketua DPP PAN itu, tudingan bekas Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zein yang mengatakan Amien termasuk ke dalam komplotan yang berkonspirasi dengan Wiranto dan Habibie untuk menggulingkan Soeharto, adalah tidak benar dan salah.

Di era 1998, Najib menjadi sekretaris pribadi Amien Rais. Dia tahu persis kegiatan Amien Rais di masa-masa menjelang kejatuhan Soeharto dan beberapa saat setelah itu. Najib juga bekas ketua Departemen Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah. Ketika Amien memilih hengkang meninggalkan kursi ketua umum PP Muhammadiyah, Najib memilih ikut serta mengikuti perjalanan Amien Rais memimpin MPR periode 1999-2004.

Pengalamannya mendampingi Amien Rais, termasuk menjelang kejatuhan Soeharto dan beberapa saat setelah itu dituangkannya dalam sebuah buku berjudul “Guru Salimin”.

Sebagai orang yang cukup dekat dengan Amien, Najib tahu pasti bahwa tidak sekalipun Amien menjalin komunikasi dengan Wiranto maupun dengan pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat yang menurut desas desus ikut berada di balik aksi massa untuk menjatuhkan Soeharto.

“Tapi itu (penilaian Kivlan Zein) kan persepsi dan semua orang berhak mengutarakan kekhawatirannya tentang ketidakpastian situasi saat itu. Biarkan publik menilai siapa jujur, siapa setengah jujur dan siapa yang tidak jujur,” katanya.

Menurut Najib, rencana Amien mengumpulkan massa di Monas ketika itu—yang oleh banyak orang disebut sebagai cikal bakal wacana people power—tidak didorong oleh keinginan menjatuhkan Soeharto dengan cara anarkis. Amien Rais, sebutnya, sungguh-sungguh ingin menggelar peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei bersama rakyat.

Namun belakangan, menjelang hari H kalangan militer menyebarkan desas-desus yang mengatakan Amien Rais tengah berusaha merebut kekuasaan dengan jalan menduduki Istana Merdeka.

“Itu tidak benar. Pak Amien saat itu ditakuti, sehingga dimunculkan isu dia ingin menggulingkan penguasa dengan jalan menduduki Istana,” sebutnya lagi.

Saking takutnya pada gerakan yang digalang Amien bersama sejumlah tokoh seorang perwira tingging ABRI (TNI di masa itu) sempat menghubungi Amien via telepon. Dalam pembicaraan, si perwira tinggi mengancam Amien.

Intinya, kalau Amien jadi mengerahkan massa ke Monas, maka si perwira dari Mabes Cilangkap itu mengancam akan menjadikan Monas seperti Lapangan Tiananmen di Beijing, China, pada bulan Juni 1989. Kala itu di Tiananmen, mahasiswa dan rakyat yang memprotes pemerintah China dibantai tentara.

“Saya tidak mau menyebut nama jenderal yang mengancam Pak Amien. Yang jelas ia orang penting di Cilangkap ketika itu. Pokoknya ada ancaman demikian,” kata Najib.

Leave a comment