

Karena Intansari Fitri mengizinkan, jadilah saya punya banyak cerita tentang Korea Utara.
Bulan April 21 tahun lalu. Saya belum lama kembali dari liputan di Suriah dan Turki menjelang kejatuhan Saddam Hussein di Irak. Dan sedang mempersiapkan pernikahan dengan Intan.
Lokasi pernikahan kami telah ditentukan, di Wisma Antara. Undangan telah dicetak, dan siap didistribusikan.
Di tengah kesibukan itu semua, suatu hari Mbak Rachmawati Soekarnoputri bertanya, apakah saya bersedia menjadi utusannya memenuhi undangan ke Korea Utara.
Karena sedang mempersiapkan Partai Pelopor ikut Pemilu 2004, Mbak tak bisa meninggalkan Jakarta. Begitu juga dua tangan kanannya, Mas Eko dan Mas Ris.
Di tahun 2000, Mbak Rachma berkunjung ke Korea Utara. Kembali dari Pyongyang, dia mendirikan Perhimpunan Persahabatan Indonesia – Korea. Saya bergabung di tahun 2001.
Demi mendengar pertanyaan apakah saya bersedia mewakili Mbak Rachma memenuhi undangan Pyongyang, jawaban saya mantap: bersedia.
Tapi dengan catatan: bila Intan mengizinkan.
Dan Intan mengizinkan. Yang penting, kata Intan, selalu hati-hati agar tanggal 3 Mei ada di Jakarta untuk mengucapkan ijab kabul.
Maka saya berangkat ke Pyongyang, lewat Guangzhou yang ketika itu menjadi episentrum SARS. Lalu ke Beijing yang ketika itu langitnya masih buram karena polusi.
Adapun Intan di Jakarta melanjutkan distribusi undangan pernikahan kami yang ada dua versi, untuk orang tua dan anak muda.
Saya tiba di Pyongyang tanggal 15 April 2003. Persis di hari ulang tahun Kim Il Sung. Dari bandara Sunan yang masih sederhana, saya dibawa ke Hotel Haebangsan di pusat kota tempat saya menginap selama kunjungan. Malamnya menghadiri pesta rakyat di Lapangan Kim Il Sung, hanya dua blok dari Hotel Haebangsan.
Di malam kesekian, saya diundang jamuan makan malam di KBRI Pyongyang. Usai jamuan, kepada Ibu Duta Besar, saya pinjam telepon untuk mengabarkan kepada Intan bahwa saya sudah tiba di Pyongyang dengan selamat dan so far semua baik-baik saja.
Saya tiba kembali di Jakarta sekitar dua minggu sebelum hari pernikahan kami. Di antara tamu pernikahan kami ada tiga teman dari Kedutaan Korea Utara.
Dan sejak itu, Korea Utara menjadi bagian dari kisah keluarga kami.
