




Ketika menduduki Beijing, koalisi delapan negara yang terdiri dari Austria-Hungaria, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, Inggris Raya dan Amerika Serikat, menjadikan kuil ini sebagai pusat komando.
Itu tahun 1900. Sejak setahun sebelumnya perlawanan anti-asing merebak di seluruh wilayah Kekaisaran Tiongkok.
Pemberontakan yang dimotori para petinju (yihequan) menolak berbagai upaya yang dilakukan negara-negara Eropa untuk membagi-bagi wilayah Tiongkok di antara mereka.
Yang menjadi korban dari pemberontakan ini adalah kalangan misionaris Katolik maupun Protestan, pedagang dan diplomat asing, juga kelompok pejabat progresif reformis yang memiliki pengaruh kuat di sekitar Kaisar Guangxu, kaisar ke-11 Dinasti Qing.
Sementara pendukung utama pemberontakan adalah Ibu Suri Cixi. Dia mantan Permaisuri Kaisar Xianfeng dan bibi Kaisar Guangxu.
Ibu Suri Cixi yang menjadikan Guangxu sebagai kaisar menggantikan anaknya, Kaisar Tongzhi, yang meninggal dunia 1875.
Kehadiran koalisi delapan negara cukup efektif. Tak kurang dari 45 ribu tentara koalisi diturunkan di kota-kota penting untuk memadamkan pemberontakan.
Pada September 1901, memorandum perdamaian ditandatangani. Sejumlah pejabat anti-asing dieksekusi. Dinasti Qing juga diwajibkan membayar denda yang cukup besar sampai tahun 1940.
Dampak lainnya, Dinasti Qing semakin lemah, dan hanya sepuluh tahun setelah Protokol Tinju ditandatangani, sistem monarki Tiongkok dibubarkan revolusi kaum nasionalis Kuomintang.
Kuil Surga atau Tian Tan dibangun dari tahun 1406 sampai 1420, pada masa kekuasaan Kaisar Yongle dari Dinasti Ming.
Sejak didirikan sampai sistem monarki tumbang, Kuil Surga menjadi tempat khusus yang dikunjungi kaisar untuk memanjatkan doa dan harapan agar kehidupan semakin baik.
Pada 1988 Kuil Surga ditetapkan menjadi situs warisan dunia.
UNESCO mengakuinya sebagai mahakarya arsitektur yang sangat penting bagi evolusi peradaban besar dunia.
Tata letak dan desain simbolis Kuil Surga juga disebut memiliki pengaruh besar pada arsitektur di Timur Jauh untuk waktu yang sangat lama. Berabad-abad.
