Glasnost Dan Perestroika Ala Kuba

KUBA sedang berbenah.

Sedang melakukan glasnost dan perestroika ala mereka. Keterbukaan dan restrukturisasi. Atau dalam bahasa Spanyol yang digunakan sebagai bahasa nasional di Kuba, transparencia dan reestructuración.

Glasnost dan perestroika dalam tulisan ini hanya istilah yang saya gunakan. Manakala membandingkan hal yang kurang lebih serupa dengan apa yang pernah dilakukan Uni Soviet di akhir 1980an.

Tentu, situasi tidak sama. Glasnost dan perestroika di Uni Soviet pada masa itu terjadi secara tiba-tiba. Seperti cahaya yang membuat silau bahkan menyakitkan mata. Alih-alih berfungsi sebagai penerang jalan, keduanya malah membuat kaki Soviet terantuk, dan terjatuh, bubar.

Internet telah ramai digunakan warga Kuba sejak 2015, menjelang perbaikan hubungan negara itu dengan Amerika Serikat.

Continue reading “Glasnost Dan Perestroika Ala Kuba”

Akreditasi: A Short Story

Gambar kartu akreditasi ini tidak ditemukan #DiTepiAmuDarya. Saat buku yang berkisah ttg perjalanan saya ke perbatasan Afghanistan tahun 2001 itu dilayout, saya cari2 kartu ini. Tapi tak ketemu juga. Akhirnya ia tak bisa disertakan dalam hasil akhir.

Insya Allah dalam cetakan kedua mendatang kartu akreditasi ini akan disertakan.

Continue reading “Akreditasi: A Short Story”

Che Guevara Menggendong Anak Kecil di Santa Clara

Continue reading “Che Guevara Menggendong Anak Kecil di Santa Clara”

Prof. Bahtiar Effendy Meninggal Dunia, Inilah Karya-karya Yang Ditinggalkannya

SONY DSC

Kepergian Prof. Bahtiar Effendy meninggalkan duka yang begitu dalam bagi seluruh civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, tempat ia mengabdikan diri di dunia pendidikan.

Bahtiar Effendy adalah Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta. Ia ikut mendirikan dan menjadi Dekan pertama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) pada tahun 2009 hingga 2013.

Continue reading “Prof. Bahtiar Effendy Meninggal Dunia, Inilah Karya-karya Yang Ditinggalkannya”

Opera Mongolia Menghentak Jakarta

MONGOLIA menghentak Jakarta. Sabtu malam (16/11), di Studio 1, Cinema XXI, Epicentrum Walk, Karet Kuningan, Jakarta Selatan.

Empat penyanyi opera dari negeri Jenghis Khan yang menghentak Jakarta itu adalah Enkhobold Ankhbayar, Davaasuren Otgonjargal, Delgersuuri Duinhor, dan Namnansuren Naranbaatar.

Keempatnya merupakan penyanyi nasional yang memiliki reputasi dunia. Salah seorang di antaranya, Enkhobold Ankhbayar, juga merupakan Utusan Kebudayaan Mongolia.

Pada bagian pertama, lagu yang mereka nyanyikan dengan suara baritone dan tenor juga mezzo-soprano dan soprano adalah karya-karya klasik, seperti Oh My Dear Papa karya maestro Giacomo Puccini, Toreador Song karya komposer George Bizet, juga La Donna E Mobile karya komposer Giuseppe Verdi yang diciptakan untuk Opera Rigoletto tahun 1851.

Selain itu juga ada lagu I’m Mongolian dan Mongolian Steppe, serta Phantom of the Opera.

Continue reading “Opera Mongolia Menghentak Jakarta”

Reunifikasi Korea Tidak Bisa Terjadi Dalam Satu Malam

KOREA Selatan dan Korea Utara sedang bekerja keras mewujudkan tugas konstitusional yang diemban masing-masing Korea, yakni menyatukan kembali tali persaudaraan yang putus akibat perang di awal 1950an.

Continue reading “Reunifikasi Korea Tidak Bisa Terjadi Dalam Satu Malam”

Bagi Kami Visi dan Misi Jokowi Cukup Jelas

REPUBLIK Indonesia dan Republik Korea atau Korea Selatan memulai hubungan diplomatik pada 17 September 1973. Setelah dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jae-in di bulan November 2019, kedua kepala negara sepakat meningkatkan hubungan menjadi special strategic partnership, kini kedua negara tengah menyiapkan draft Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Continue reading “Bagi Kami Visi dan Misi Jokowi Cukup Jelas”

Membaca Kudeta Bolivia, Teringat Misteri Potongan Tangan Che Guevara

KABAR mengejutkan terdengar dari Bolivia, sebuah negeri landlock di Amerika Latin. Minggu sore waktu setempat (10/11), belum 24 jam lalu, Juan Evo Morales Ayma yang sudah berkuasa selama 14 tahun lamanya mengumumkan pengunduran diri.

Pengunduran diri Evo Morales dilakukan di tengah kemelut politik menyusul ketidakpastian yang mengiringi pemilihan umum tanggal 20 Oktober lalu.

Kelompok konservatif borjuis menggunakan kekisruhan pemilihan umum untuk memojokkan pria kelahiran Ilsallavi pada 26 Oktober 1959 yang memimpin Partai Gerakan Sosialisme itu.

Continue reading “Membaca Kudeta Bolivia, Teringat Misteri Potongan Tangan Che Guevara”

Floridita dan Revolusi Kuba

HAVANA, atau Habana. Yang mana saja benar dan dibenarkan. Namun tak lengkap rasanya bila berkunjung ke ibukota Republik Kuba, ibukota revolusi dunia, itu tanpa mengunjungi bar Floridita.

Bar Floridita terletak di ujung Calle Obispo, di seberang Jalan Monserrate dari arah Museo Nacional de Bellas Artes de La Habana di Havana Vieja atau Havana Tua.

Di dinding kanan pintu masuk yang berada di salah satu sudut, Anda akan menemukan sebuah plakat yang dikeluarkan majalah Esquire tahun 1953, yang menyatakan Floridita adalah satu dari tujuh bar terbesar (greatest) di dunia.

Continue reading “Floridita dan Revolusi Kuba”

Kaki Basah Dan Kaki Kering, Jose Marti Dan Elian Gonzales

JOSE Marti dan Elian Gonzales hidup di masa yang berbeda. Mereka terpisah 140 tahun.

Lahir di Havana pada 1853 Jose Julian Marti Perez dikenal sebagai wartawan, penyair, filsuf, dan politisi. Ia kemudian menjadi simbol kebangkitan kebangsaan Kuba.

Jose Marti menggalang persatuan rakyat Kuba yang hidup terjajah selama ratusan tahun sejak penjelajah Spanyol Christopher Columbus dan kawan-kawannya menjejakkan kaki di Holguin pada 1492.

Continue reading “Kaki Basah Dan Kaki Kering, Jose Marti Dan Elian Gonzales”

Gudang Tua Itu Sudah Menjadi Masjid

DARI luar, bangunan di Jalan Oficio, Havana Vieja atau Havana Tua, itu tampak seperti bangunan-bangunan lain di sekitarnya; komplek pertokoan yang memanjang dan sambung menyambung dari ujung ke ujung.

Masjid Abdullah, atau dalam bahasa Spanyol disebut Mezquita Abdallah, resmi digunakan sebagai masjid umum pada 17 Juni 2015, bulan Ramadhan 1436 H.

Masjid Abdullah menggantikan masjid jami sebelumnya, Casa de los Árabes atau Rumah Arab, yang dibangun seorang imigran Arab yang tinggal di Kuba di era 1940an. Lokasinya persis di seberang Masjid Abdullah, dan kini menjadi museum imigran Arab.

Continue reading “Gudang Tua Itu Sudah Menjadi Masjid”

Mobil Tua Che Guevara

TERTULIS di bagian depan, “Center de Estudios Che Guevara”. Dari luar gedung nomor 772 di Jalan 47, Vedado Baru, itu terlihat seperti dua kotak berukuran raksasa. Dindingnya terbuat dari batu alam dipadu kayu bersusun berwarna coklat tua.

Jalan 47, seperti jalan kecil lain di kawasan ini tampak sepi.

Seorang pria paruh baya mengenakan kaos biru terang menghentikan aktivitasnya menata taman. Ia menyambut kami.

Continue reading “Mobil Tua Che Guevara”

Tiba di Havana, Ibukota Revolusi Dunia

Setelah terbang sekitar 28 jam dari Jakarta menggunakan KLM, saya tiba di Havana, ibukota Kuba. Kamis petang, hari terakhir bulan Oktober. Langit belum gelap benar ketika saya meninggalkan Bandara Internasional Jose Marti menuju Hotel Nacional di pusat kota.

Kota yang dihuni lebih dari 2 juta jiwa ini sedang bersiap-siap memasuki usia 500 tahun.

Continue reading “Tiba di Havana, Ibukota Revolusi Dunia”